Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban
Meninggal dalam Insiden Bom di Garut, Kisah Kolonel Antonius Hermawan 14 Tahun Menanti Punya Anak
Kolonel Cpl Antonius Hermawan dan istrinya, Ira 14 tahun menantikan memiliki momongan, kini pergi untuk selama-lamanya tewas dalam ledakan amunisi
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Di balik kegagahannya dalam bertugas, Kolonel Cpl Antonius Hermawan (50), perwira TNI AD menyimpan kisah hidup yang mengharukan.
Ternyata, Kolonel Cpl Antonius Hermawan dan istrinya, Ira sudah 14 tahun menantikan memiliki momongan.
Hingga pada akhirnya, keinginan itu terwujud dengan kehadiran Samuel, putra sematawayangnya yang kini berusia 6 tahun.
Baca juga: VIDEO Kenangan Kolonel Cpl Antonius Sebelum Gugur, Ajak Istri & Anak ke Banda Neira
Hal itu diungkap oleh Eko, sepupu dari Antonius yang berduka atas kepergian anggota keluarganya.
Diketahui, Antonius Hermawan, salah satu perwira TNI AD yang gugur dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025).
Kehilangan ini semakin dirasakan oleh Eko dan keluarganya, terutama karena Antonius meninggalkan istri dan anak semata wayangnya yang berusia enam tahun.
"Iya (terpukul), karena anaknya dekat dengan bapaknya. Anak tunggal usia 6 tahun. Ucap Eko, dilansir dari Kompas.com, Selasa (13/4/2025).
"Jadi Mas Anton ini dikasih kepercayaan Tuhan cukup lama untuk menanti seorang anak sampai 14 tahun," ungkap Eko dengan suara bergetar.
Menurut Eko, Antonius Hermawan punya peran penting dalam keluarganya.
Antonius dikenal bukan hanya sosok panutan, tetapi juga inspirator bagi keluarga.
"Lebih banyak sebagai sumber inspirasi ketika ada masalah dan memberikan solusi," lanjut Eko.
Lebih lanjut, Eko menggambarkan sosok almarhum dengan penuh emosional.
"Di mata keluarga dan rekannya, Antonius sederhana dan cerdas. Mas Anton itu orangnya semeleh, artinya apa adanya, dengan penuh tanggung jawab," ucap Eko.
Baca juga: Isak Tangis Istri dan Anak Kolonel Cpl Antonius Hermawan yang Gugur di Ledakan Amunisi di Garut
Jenazah Kolonel Antonius Hermawan tiba di rumah duka di Perumahan Seruni Hills, Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (13/5/2025) pagi.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, jenazah Kolonel CPL Antonius Hermawan akan dimakamkan di Desa Kaliwangu VIII, Kelurahan Harjo Binangun, Sleman, Yogyakarta pada pukul 16.00 WIB.
"Jadi nanti jam 3 akan ada misa requiem. Terus dilakukan pemakaman jam 4 sore," ujar salah satu pihak keluarga, dalam siaran langsung Kompas TV, Selasa (13/5/2025).
Jenazah sebelumnya diberangkatkan dari RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, pada tengah malam.
Sejumlah kerabat, keluarga, serta rekan sesama anggota TNI hadir untuk memberikan penghormatan terakhir sejak Selasa pagi.
Upacara pelepasan jenazah turut dihadiri oleh Kepala Pusat Peralatan Angkatan Darat (Kapuspalad) Mayjen TNI R.D. Epi Setiadi.
Sebelum diberangkatkan menuju Yogyakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma, jenazah didoakan dalam misa arwah yang kemudian dilanjutkan dengan upacara persemayaman militer.
Isak Tangis Istri dan Anak
Ira, Istri Kolonel Cpl Antonius Hermawan menangisi kepergian sang suami.
Diketahui, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut yang mengakibatkan 13 orang tewas, termasuk sembilan warga sipil.
Selain itu empat anggota TNI juga gugur dalam ledakan tersebut, salah satunya Kolonel Cpl Antonius Hermawan.
Dengan mata sembab dan air mata yang berlinang, wanita bernama Ira itu keluar dari dalam rumahnya didampingi seorang perempuan.
Raut kesedihan terpancar di wajah Ira meski dirinya terlihat berusaha tersenyum menyapa para pelayat.
Dalam tatapan bingung, Ira memeluk anak laki-lakinya dari pernikahannya dengan Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Samuel.
Sang anak yang juga terlihat sedih dan bingung itu hanya bisa terdiam di pelukan ibunya.
Meski hatinya terluka, Ira berusaha kuat di depan putra satu-satunya itu.

Di belakang mereka, peti berisi jenazah Kolonel Cpl Antonius Hermawan dibawa oleh anggota TNI.
Peti jenazah itu tampak ditutupi oleh kain berwarna merah putih.
Ira dan putranya kemudian menyaksikan prosesi penyerahan jenazah dari pihak keluarga ke TNI AD sambil duduk di samping peti.
Jenazah Antonius Hermawan akan dimakamkan secara militer.
Setelah itu, jenazah kemudian dimasukkan ke dalam mobil jenazah untuk dimakamkan.
Suasana haru menyelimuti upacara pemakaman Antonius.
Tak hanya istri dan anaknya, para keluarga juga tampak mengantarkan dengan tangisan.
Sementara sang istri, tampak terus menangis sepanjang prosesi sambil memeluk sang putra.
Tak lama kemudian, sang istri bersama keluarga ikut masuk ke dalam mobil yang lain menujuk ke pemakaman.
Saat melewati mobil jenazah yang membawa suaminya, Ira sempat terdiam dan melirik ke arah peti sang suami.
Sepertinya Ira dan putranya masuk ke dalam mobil jenazah bersama sang suami.
Kolonel Cpl Antonius Hermawan merupakan merupakan Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD.
Ia meninggal dunia di usia 50 tahun saat sedang bertugas.
Pihak keluarga mengatakan, rencananya jenazah Antonius akan langsung dimakamkan hari ini, Selasa (13/5/2025).
"Nanti jam 3 (15.00 WIB) ada misa reguyem, terus dilakukan pemakaman jam 4 (16.00 WIB). Di Dusun Kaliwanglu, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Selain Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ada tiga anggota TNI lainnya yang juga jadi korban.
Sementara itu sembilan warga sipil juga jadi korban meninggal dunia.
Kronologi
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.
Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.
Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.
Baca juga: Korban Tewas dalam Pemusnahan Bom Kedaluwarsa di Garut Bertambah Jadi 13 Orang, Ini Penjelasan TNI
Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.
Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.
Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.
Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.
Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.
Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.
Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).
Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.
Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.
Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.
"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.
13 Orang Tewas
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, 13 orang meninggal dunia dalam kejadian ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.
Salah satu korban meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan.
"Data yang meninggal adalah empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda," ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) dilansir dari Kompas.com.
"Dan dua orang anggota gudang pusat amunisi 3 Gudang Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriawan," sambungnya.
Selain empat anggota TNI AD, sembilan korban lainnya adalah masyarakat sipil, yakni Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.
TNI AD pun menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam terhadap korban dalam kejadian ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut itu.
"Tentunya mewakili TNI Angkatan Darat saya awali penjelasan ini dengan ungkapan duka cita yang mendalam bagi para korban. Baik yang berasal dari TNI Angkatan Darat maupun masyarakat sipil," ujar Wahyu.
Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.
Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis menyampaikan ada sebanyak 13 jenazah yang berada di RSUD Pameungpeuk.
"Jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong jenazah, ada yang memang kondisi utuh dan sudah terpecah-pecah," katanya dalam siaran KompasTv.
Pihak rumah sakit pun, lanjutnya, telah menerima identitas 13 jenazah tersebut sambil mendapatkan bantuan dokter forensik dari satuan TNI di sana.
"Kalau untuk korban luka-luka kami belum mendapatkan laporannya. Jarak dari RS ke Cibalong itu sekitar 6 KM," katanya.
Pihak keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk proses identifikasi.
Dedi Duha, salah satu korban mengatakan bahwa saat ini saudaranya sudah berada di RSUD.
"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diautopsi dulu," kata Dedi saat dihubungi TribunJabar.id di Garut.
Dedi mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian ledakan tersebut.
Namun kini, lanjut Dedi, sejumlah keluarga korban terfokus di RSUD Pameungpeuk.
Dari sepengetahuan Dedi, total korban berjumlah 13 orang dan mereka kini telah berada di rumah sakit.
"Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah," ungkapnya.
Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Kopda Eri Priambodo
- Pratu Apriyo Hermawan
- Sdr. Agus Bin Kasmin.
- Sdr. Ipan Bin Obur.
- Anwar Bin Inon.
- Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.
- Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.
- Sdr. Toto
- Sdr. Dadang.
- Sdr. Rustiawan.
- Sdr. Endang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Gugur dalam Ledakan Amunisi, Ini Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo, Sempat Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Tewas Terkena Ledakan, Kisah Tragis Pratu Afrio Setiawan Batal Nikahi Kekasih Bulan Depan |
![]() |
---|
Keinginan Terakhir Kopda Eri Priambodo Sebelum Gugur Ledakan Amunisi di Garut, Ingin Sunatkan Anak |
![]() |
---|
Dinamai "Daerah Peledakan", Warga Ungkap Fakta Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut Tewaskan 13 Orang |
![]() |
---|
Chat Terakhir Mayor CPL Anda Rohanda Sebelum Gugur Dalam Ledakan Amunisi Garut, Kini jadi Kenangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.