Berita Viral

Sosok Rasul, Guru Honorer di Sumenep Diduga Dipecat Setelah Foto Rumah Penerima Bantuan Dikorupsi

Mengenal sosok Rasulullah (43) guru honorer di dipecat setelah memotret rumah penerima bantuan yang dikorupsi.

|
(KOMPAS.com/ Nur Khalis)
GURU HONORER DIPECAT - Momen pak Rasul (43) saat mengajar siswa SDN Torjek II. Rasulullah (43) guru honorer di dipecat setelah memotret rumah penerima bantuan yang dikorupsi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Rasulullah (43) guru honorer diduga dipecat setelah memotret rumah penerima bantuan yang dikorupsi.

Rasulullah merupakan guru mata pelajaran pendidikan agama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Torjek II, Desa Torjek, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Pria yang akrab disapa Pak Rasul itu mengajar sejak tahun 2020.

Setelah lima tahun mengajar guru honorer itu dikeluarkan dari sekolah secara sepihak, tepatnya pada tanggal 3 Mei 2025 lalu.

PEMECATAN GURU HONORER - Guru honorer di SDN Torjek II, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Rasulullah (43) mengaku dipecat sepihak, diduga karena memotret rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2024. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep angkat bicara.
PEMECATAN GURU HONORER - Guru honorer di SDN Torjek II, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Rasulullah (43) mengaku dipecat sepihak, diduga karena memotret rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) Tahun 2024. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep angkat bicara. (TikTok @diluartv - Kompas.com/Nur Khalis)

Awal mula peristiwa ini berawal ketika Rasulullah menerima undangan rapat pada Kamis (1/5/2025) yang dikirim melalui sebuah grup perpesanan terkait rapat panitia persiapan perpisahan yang akan digelar pada Sabtu (3/5/2025).

Baca juga: Fakta Dibalik Pemecatan Rasul Guru SD di Sumenep Viral, Disdik Sebut Hanya Lulusan Paket C

Dia mengaku mulanya tidak curiga terkait undangan tersebut. Ia menuturkan sebenarnya rapat tersebut hanya diperuntukan bagi guru saja.

"Saya tidak curiga apa-apa. Hanya sempat ada wali murid yang bertanya, katanya ada undangan ke sekolah."

"Saya sampaikan, undangan itu hanya khusus guru, tidak dengan wali murid," ujarnya.

Lalu, saat rapat digelar, agenda awal yang dimulai adalah penyampaian arahan dari pengawas sekolah.

Rasulullah mengungkapkan setelah itu, tiba-tiba seluruh guru dan tenaga honorer yang hadir diminta keluar kecuali dirinya.

Kemudian, undangan yang mulanya diperuntukkan bagi guru saja ternyata turut dihadiri oleh wali murid.

Dia mengatakan ada empat wali murid yang hadir ke ruangan rapat tersebut.

"Saat itu hanya ada saya, Pak Modo Lelono, kepala sekolah, dan pengawas," tutur dia.

"Tapi setelah itu enam orang lain masuk ke ruangan rapat. Setahu saya, empat orang memang wali murid, satu orang komite, dan satu lagi orang dekat Kepala Desa (Kades) kayaknya. Namanya Husnul," sambungnya.

Rasulullah mengungkapkan pada saat itu, Kepala Sekolah SDN Torjek II, Arifin, menyampaikan maksud kedatangan beberapa pihak tersebut.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved