Siswa di PALI Keracunan MBG

172 Siswa di PALI Keracunan MBG, PPJI Sumsel Selalu Ingatkan untuk Hindari Ikan Tongkol dan Udang

Meski masih menunggu hasil BPOM soal darimana asal dugaan keracunan tersebut, PPJI tetap menyelesaikan peristiwa ini terjadi.

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Apriansyah Iskandar
KERACUNAN - Wakil Bupati Pali Iwan Tuaji memberikan keterangan saat menjeguk siswa diduga keracunan MBG di RSUD PALI, Senin (5/5/2025) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ketua DPD Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) Sumatera Selatan (Sumsel) Evie Hadenli, menyayangkan terjadinya keracunan massal makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Senin (5/5/2025) lalu. 

Meski masih menunggu hasil BPOM soal darimana asal dugaan keracunan tersebut, PPJI tetap menyelesaikan peristiwa ini terjadi.

"Kita menyesalkan kejadian itu, dan hasilnya kita belum tahu masih nunggu hasil BPOM, dan kita belum berkomentar, " kata Evie, Selasa (6/5/2025). 

Dijelaskan Evie, selama ini PPJI selalu melakukan pengawasan rutin ke tempat- tempat mitra program MBG yang ada di Sumsel, agar dalam pemberian makanan kepada penerima sudah sesuai SoP. 

"Kalau pengawasan rutin yayasan selalu keliling, dan kita sudah sering menghimbau SPPI dan Ahli Gizi, untuk ikan tongkol agar dihindari karena ada racun. Jadi, kami ajarkan makanan dihindari itu seperti ikan tongkol dan udang karena kita tahu agak riskan, kalau tidak bisa mengelolanya takut. Nah kalau ikan gabus dan patin lebih aman, " jelasnya. 

Dijelaskan Evie, para mitra diharapkan kedepan bisa lebih hati- hati dan memang lebih memperhatikan bahan makanan yang diolah, karena ini proyek pemerintahan dan harus ada pengawasan lebih ketat.  

"Kami rutin dari yayasan selalu keliling mengawasi, kami berbagi tugas ini juga habis ngecek dapur di Kayu Agung, dan berbagi tugas teman lainnya di Sekayu dan Baturaja. Jadi kami ini bahasanya keliling terus, " capnya. 

Diungkapkan Evie, dalam setiap makanan yang akan diberikan ke penerima, pastinya ada sample yang disimpan sesuai SOP yang ada.

Hal ini untuk mengetahui kandungan masakan yang diberikan kepada si penerima manfaat. 

"Pastinya, dari proses kita ikuti dan harus ada sample setiap makanan sebelum dikirim ke penerima manfaat. Sampel yang ada selalu di simpan kulkas sesuai SOP untuk mengantisipasi hal- hala seperti yang tak diinginkan (PALI), sebab banyak faktor, " tandasnya. 

Diakui Evi, untuk saat ini jumlah dapur mitra atau tempat produksi bagi makanan di program MBG se Sumsel masih jauh dari harapan.

Sebab, dari target yang ada sekitar 900 mitra baru sekitar 100 mitra, sehingga realisasi penerima manfaat masih banyak belum merasakan. 

"Pastinya untuk persyaratan bergabung itu sekarang sedikit susah, selain harus memiliki luas lahan sekitar 500 meter persegi, biaya untuk buat dapur khususnya peralatan itu tidak murah. Selain itu ada batasan penerima manfaat maksimal 5 km dari dapur, " tandasnya. 

Baca juga: Kepala BGN Sebut 172 Siswa yang Keracunan di PALI Karena Distribusi Makanan Tidak Tepat Waktu

Baca juga: Sidak Dapur MBG di PALI Usai 172 Siswa Keracunan, Dinkes Sumsel Sebut Semua Sudah Sesuai Standar

DPRD Sumsel Prihatin

Wakil ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H Nopianto SSos MM mengaku prihatin, menyusul insiden keracunan massal yang menimpa puluhan pelajar di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (5/5/2025). 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved