Mata Lokad Desa

Sejarah dan Asal-Usul Nama Tanjung Batu di Ogan Ilir, Pertama Kali Dihuni Keturunan Thailand Selatan

Baik Kelurahan Tanjung Batu maupun Desa Tanjung Atap merupakan wilayah administratif di Kecamatan Tanjung Batu.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Instagram @pancawijayaakbar.
GOR TANJUNG BATU - Situasi di Gor Usang Sungging di Tanjung Batu, Jumat (25/4/2025). Gor ini merupakan salah satu sarana-prasarana olahraga kebanggaan masyarakat di wilayah tersebut 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - "Tap, tap, Tanjung Atap, ke ulu dikit Tanjung Batu".

Kalimat di atas sering dijadikan prolog saat memberikan sambutan atau hendak membacakan pantun.

Kalimat tersebut cukup populer di kalangan masyarakat Ogan Ilir, OKI, Palembang dan sekitarnya.

Faktanya, Tanjung Batu suatu kelurahan yang letaknya memang berada di arah ulu Desa Tanjung Atap.

Baik Kelurahan Tanjung Batu maupun Desa Tanjung Atap merupakan wilayah administratif di Kecamatan Tanjung Batu.

Menilik sejarahnya, Tanjung Batu pertama kali dihuni pada tahun 1500-an oleh orang-orang keturunan Thailand Selatan yang dahulu bekerja untuk Kerajaan Sriwijaya di Palembang.

Seorang keturunan bangsawan suku Penesak asal Tanjung Batu yang juga akademisi di bidang sejarah, yakni Drs. Margani menerangkan mengenai sejarah ini.

"Dahulu orang-orang dari Palembang tersebut menuju daerah namanya Talang Balai dekat Prabumulih. Dari sana mereka menyebar, termasuk ke daerah Tanjung Batu sekarang," kata Margani kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, Jumat (25/4/2025).

Para perantau ini sebelumnya mendapatkan julukan "Fenesah" yang dalam bahasa Melayu kuno artinya rajin, setia pada majikan, teliti, cermat. 

Julukan "Fenesah" ini di kemudian hari diplesetkan menjadi "Penesak" yang merupakan nama suku di Tanjung Batu dan daerah sekitarnya.

Tahun 1823, Palembang diluluhlantakkan oleh Belanda yang menjajah Indonesia ketika itu.

Orang-orang Fenesah yang masih berada di Palembang pun merantau ke daerah Talang Balai.

"Orang-orang Fenesah itu tahu nenek moyang mereka paling banyak merantau ke Talang Balai. Makanya mereka ikut ke daerah itu," terang Margani.

Baca juga: Sejarah Nama Desa Suka Pindah di Tanjung Raja Ogan Ilir, Bermula Ketakutan Pengaruh Buruk Penjajah

Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Suka Pindah di Ogan Ilir, Ternyata Berawal Dari Zaman Penjajahan Belanda

Diantara para perantau dari kalangan bangsawan itu, ada seorang pria bernama Abdul Majid yang merupakan kakek dari ibunda Margani.

Diungkapkannya, salah satu tanda keturunan bangsawan di Tanjung Batu yakni memiliki barang perlengkapan rumah tangga yang berasal dari Maastrich, Belanda.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved