Mata Lokad Desa

Sosok Deki Maylan Warga Pendatang yang Jadi Kades Triwikaton di Musi Rawas, Berlatar Belakang Petani

Pria kelahiran 12 Agustus 1970, Babatan Kabupaten Empat Lawang tersebut pertama kali datang ke Musi Rawas, karena mengikuti karir istrinya yang bidan.

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Eko Mustiawan
KEPALA DESA - Kepala Desa (Kades) Triwikaton Kecamatan Tugumulyo, Deki Maylan saat diwawancarai Sripoku.com, Rabu (23/4/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS - Berlatar belakang seorang petani dan warga pendatang, Deki Maylan tak menyangka mendapat kepercayaan warga untuk menjadi Kepala Desa (Kades) Triwikaton Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas.

Pria kelahiran 12 Agustus 1970, Babatan Kabupaten Empat Lawang tersebut pertama kali datang ke Musi Rawas, karena mengikuti karir istrinya sebagai seorang bidan.

Kepada Sripoku.com, Deki Maylan mengaku, sebelum menjadi Kades Triwikaton, dirinya merupakan seorang petani kopi di Kabupaten Muratara.

Tak hanya itu, Deki juga pernah bekerja sebagai penagih koperasi pada tahun 1990-1992, kemudian pada tahun 1992-1994 bekerja disebuah perusahaan swasta sebagai penagih pajak Tv.

Kemudian pada tahun 1994, dia pun mengundurkan diri karena ikut istri tugas sebagai bidan di Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Muratara.

Di Muratara itulah, akhirnya dia membuka kebun kopi.

Dia dan istrinya kurang lebih selama 12 tahun menetap dan mengabdi di Karang Jaya, Muratara.

Hingga akhirnya pada tahun 2007, dia dan istrinya memutuskan untuk pindah ke Desa Triwikaton Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas.

 Hanya saja saat itu dia belum menetap, karena masih sering ke kebun.

Dia bersama istri dan keluarganya akhirnya menetap di Desa Triwikaton Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas sebagai pendatang pada tahun 2009-2010.

Saat pertama kali menetap di Desa Triwikaton, dia belum memiliki pekerjaaan yang tetap.

Kemudian dia pun memutuskan untuk membuka warung dan menjadi ojek, guna membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Setelah beberapa tahun menetap di Desa Triwikaton.

Pada tahun 2021, awal mula dirinya mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa Triwikaton.

“Nyalon jadi calon Kades juga tidak sengaja hanya spontan saja. Karena dulu sempat macet dengan cara perangkat desa dan BPD,” katanya.

Baca juga: Putusan MK Tak Berpengaruh dengan Masa Jabatan 314 Kepala Desa di OKI

Baca juga: Kepala Desa Sidodadi OKU Timur Kini Diburu Polisi, Tusuk Marbot Masjid Karena Masalah Sholat Jumat

Ceritanya bermula, saat istri divonis terjangkit virus Covid-19 di tahun 2021.

Saat itulah, seluruh perangkat desa dan BPD Desa Triwikaton yang berjumlah sekitar 10 orang, datang ke rumahnya dengan membawa tank semprot hendak melakukan penyemprotan disinfektan di rumahnya.

"Awalnya saya mengkritik dengan cara perangkat desa dan BPD. Memang istri saya terjangkit Covid-19, tapi kenapa datangnya harus ramai-ramai," ucapnya.

Sebab, menurutnya cara tersebut berpotensi akan membuat warungnya sepi, sehingga dia pun merasa janggal dan meminta para perangkat desa dan BPD itu menyemprot diareal halaman rumah saja.

Dari kejadian tersebut, kemudian Kepala Desa yang saat itu dipimpin oleh PJ datang ke rumah dan meminta maaf.

Selanjutnya keduanya saling bercerita soal Pilkades, karena kebetulan saat itu hendak diadakan Pilkades di tahun 2021.

Nah, dari cerita tersebut yang memang saat ini baru ada 1 calon yang dipastikan maju di Pilkades.

Sedangkan aturannya, tidak boleh calon tunggal.

"Sehingga secara spontan, saya pun berucap akan maju kepada PJ kades tersebut. Saat itu kurang lebih 3 bulan sebelum Pilkades," jelasnya.

Karena mendapat respon baik dari PJ Kades, kemudian dia pun melanjutkan komunikasi dengan tokoh masyarakat yang ada di beberapa dusun di Desa Triwikaton.

“Alhamdulillah beberapa warga itu, menyetujui dirinya sebagai calon Kades. Alhamdulillah juga di tahun 2021, saya terpilih sebagai Kepala Desa Triwikaton,” ungkapnya.

Sebagai seorang pendatang, tentunya dia tak menyangka akan diberikan kepercayaan oleh masyarakat Desa Triwikaton Kecamatan Tugumulyo.

Oleh karena itu, dengan amanah tersebut, dia sangat berharap adanya kerjasama dari masyarakat, perangkat desa dan BPD untuk sama-sama membangun Desa Triwikaton untuk menjadi lebih baik, sekaligus sebagai pengawas kinerjanya.

“Saya ini orang luar, jadi saya takut dengan masyarakat yang telah memberikan kepercayaannya kepada saya. Seandainya saya melakukan nyeleweng, niat saya ingin membangun Desa Triwikaton agar lebih maju,” tutupnya.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved