Berita Viral

Diperiksa di Polres Bogor, Emen Sopir Angkot Bersumpah saat Dicecar Dedi Mulyadi Soal Dana Disunat

Emen, sopir angkot Puncak berani berani bersumpah jika Dishub Kabupaten Bogor tidak terlibat dalam kasus pemotongan dana bantuan dari Dedi Mulyadi.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL
SOPIR ANGKOT DIPERIKSA. Tangkap layar Gubernur Dedi Mulyadi hubungi Emen, sopir angkot Puncak. Emen berani bersumpah jika Dishub Kabupaten Bogor tidak terlibat dalam kasus pemotongan dana bantuan dari Dedi Mulyadi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Dedi Mulyadi mengungkapkan dugaan pemotongan dana kompensasi terhadap sopir angkot puncak telah ditangani Polres Bogor.

Saat ini, Polres Bogor telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk sopir angkot puncak Emen Hidayat hingga Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Jalan Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor (Dishub Bogor), Dadang Kosasih.

Hal itu mencuat setelah Emen menyampaikan dugaan uang bantuan yang seharusnya Rp1 juta justru dipotong Rp200 ribu kepada Dedi Mulyadi.

Baca juga: Dikonfrontasi Dedi Mulyadi, Emen Klaim Bantuan Sopir Angkot Disunat KKSU, Dadang Dishub Tak Terlibat

"Pemeriksaan itu akan disimpulkan siapa yang melakukan pemotongan dan atau bukan pemotongan atau yang meminta uang Rp200 ribu rupiah kepada setiap sopir angkot di jalur tertentu, karena pengakuannya bukan semuanya," ujar Dedi Mulyadi, dilansir dari Youtubenya, Selasa, (8/4/2025).

Belakangan, Emen berani berani bersumpah jika Dishub Kabupaten Bogor tidak terlibat dalam kasus pemotongan dana bantuan tersebut.

Ia memastikan bahwa  yang memotong atau meminta uang, adalah Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU).

Menurut Emen, Dadang tidak meminta agar uang itu dipotong. 

Hal itu diungkap Emen saat kembali dicecar Dedi Mulyadi saat dihubungi sang Gubernur dari via telepon.

"Emen kemarin salah nyebut pak. Yang bener, yang motong itu KSU. Tidak melibatkan dishub kabupaten dan provinsi. KKSU doang," katanya dikutip dari tayangan youtube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Senin (7/4/2025). 

Emen bahkan tak segan menyebut nama Ketua Kelompom Kerja Sub Unit (KKSU) Organda, Nandar yang meminta dia memotong uang kompensasi tersebut. 

Diceritakan, saat pemberian uang kompensasi hari Jumat, Nandar langsung meminta dia memotong uang tersebut ke anggotanya masing-masing Rp 200 ribu. 

Karena itu setelah dia menerima uang kompensasi Rp 1 juta di Kantor Samsat Cibinong, dia langsung meminta anggotanya yang berjumlah 20 orang untuk menyisihkan uang Rp 200 ribu. 

Baca juga: Janji Dedi Mulyadi Jika Dadang Kosasih Terbukti Tak Salah, Siapkan 7 Bus dan Bikin Acara Makan Malam

Tak lama setelah itu, dia menuju ke pos tempatnya mangkal untuk meminta anggotanya masing-masing Rp 200 ribu. 

Selanjutnya, Nandar bersama anak buahnya datang ke pos untuk mengambil uang Rp 4 juta tersebut pada sore harinnya.

"Datang satu mobil KKSU dengan Pak Nandar ke pos Emen, untuk menyerahkan uang. Uang per orang Rp 200 ribu. Total 4 juta, diserahkan ke pak Nandar," katanya. 

Mendapat cerita itu, Dedi Mulyadi kembali menanyakan apakah ada oknum dishub yang terlibat pemotongan.

Emen menyebut dishub hanya menyaksikan saat pemberian uang kompensasi di kantor Samsat Cibinong. 

"Tidak ada anggota dishub prov dan kabupaten yang minta uang?," tanya Dedi. 

"TIdak ada pak," jawab Emen. 

" Bener nih," cecar Dedi. 

"Benar pak," jawab Emen.

"Sumpah?," tanya Dedi lagi.

"Sumpah pak," jawab Emen. 

"Demi Allah," cecar Dedi. 

"Demi Allah pak<" jawab Emen. 

Mengenal sosok Emen Hidayat, sopir angkot Puncak, Bogor yang bongkar pemotongan bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi disunat Rp200 ribu tarik ucapannya, Sabtu (5/4/2025).
Mengenal sosok Emen Hidayat, sopir angkot Puncak, Bogor yang bongkar pemotongan bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi disunat Rp200 ribu tarik ucapannya, Sabtu (5/4/2025). (Youtube Kang Dedi Mulyadi Official)

Emen mengaku setelah pemotongan uang kompensasi ini vira, dia memang dipanggil Organda dan Dishub.

"Disuruh gini-gini, biar klir masalah," jawabnya. 

Dishub juga meminta kepada Nandar untuk mengembalikan uang kepada para sopir angkut yang telah dipungutkan. 

"Pak Dadang (Kabid Dishub) minta dikembalikan," tegasnya. 

Terpisah, Dadang mengaku tidak hadir waktu penyerahan uang bantuan. Dishub kabupaten tidak dilibatkan dalam program itu.

"Hanya provinsi saja. Jadi kita hanya menyaksikan terkait simbolis saja di polres," jelasnya.

Dedi mengkroscek pernyataan Dadang kepada Emen. 

Hal itu pun dibenarkan Emen bahwa Dadang tidak ada saat penyerahan bantuan.

"Pak Dadang ada saat penyerahan duit ke kamu tidak,"  tanya Dedi Mulyadi ke Emen.

"Tak ada," kata Emen.  

"Benar ya," kata Dedi Mulyadi.

Dedi menjelaskan, hal ini apa adanya dan sesuai fakta. 

"Kita tidak merekayasa, kalau benar katakan benar, kalau tidak katakan tidak," ujar Dedi.
 
Dia menegaskan, pungutan liar oleh Dishub Kabupaten Bogor tidak pernah ada. Yang ada hanyalah pungutan yang dilakukan oleh KKSU.

"Uangnya pun dinikmati oleh mereka. Yang paling penting dari itu adalah ada pungutan berdasarkan informasi, di jalur Cibedug sebesar Rp 250.000 oleh KKSU," kata Dedi.
 
Yang memungutnya, lanjut dia, menjamin sopir tetap beroperasi meskipun seharusnya mereka diliburkan.

"Untuk Polres Bogor yang perlu ditindaklanjuti, saya yakin pungutan-pungutan itu terjadi di setiap wilayah, cuma ada yang terbuka dan tidak," kata Dedi. 

Baca juga: Dadang Dishub Pastikan Anggota Tidak Melakukan Pemotongan Kompensasi, Dedi Mulyadi :Biar Polisi Usut

KKSU Minta Maaf

Salah satu Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) bernama Nandar akhirnya muncul mengklarifikas terkait pemotongan uang kompensasi sopir angkot.

Mengutip dari Tribunnewsbogor.com, Nandar bersama Emen pun sudah bertemu dan melakukan klarifikasi soal uang itu.

Namun Nandar tetap bersikukuh melakukan potongan dan mengklaim hanya menerima dari para sopir angkot.

"Saya mohon maaf, mungkin itu rekan kita yang ada di lapangan memberikan insentif atau apa aja tanda berterima kasih," kata Nandar.

Ia juga mengungkap total uang yang dipotong itu sejumlah belasan juta.

"Itu total nilainya Rp 11.200.000. Rekan-rekan sudah sepakat, kita kembalikan," kata Nandar.

Tak hanya itu, Nandar juga meminta maaf kepada sopir yang belum mendapatkan bantuan dari Dedi Mulyadi.

"Saya mohon maaf juga, karena waktu itu di situ sudah mendesak, Kami tidak ada waktu lagi untuk mendata, jadi apa adanya yang didata di lapangan, yang sehari-hari narik. Jadi yang tidak terdata, yang tidak kebagian, itu tidak ada di lapangan," jelasnya.

Nandar juga memastikan kalau uang yang diterimanya itu tidak mengalir ke Dishub dan Organda.

"Saya mohon maaf untuk Dishub, untuk Organda. Saya tidak ada masalah sangkut paut ke masalah Dishub. Tidak ada istilahnya imbalan ke Dishub, sama sekali tidak ada," tandasnya.

Sementara itu, Emen juga tiba-tiba mengklarifikasi kalau saat itu Dishub dan Organda ada di lokasi untuk pembagian bantuan saja.

"Untuk Dishub dan Organda hanya ada yang memberikan dan ngumpul pada waktu di lokasi. untuk masalah dishub dan organda tidak ada sangkut pautnya, hanya memberikan di lokasi tersebut," tuturnya.

Ia juga memebenarkan kalau uang yang dipotong itu akan dikembalikan oleh KKSU ke para sopir angkot.

"Sudah berkoordinasi, uang Rp 11,2 juta akan dikembalikan ke sopir angkot. Soal uang potongan itu bukan masalah, hanya salah paham saja," tandasnya.

Sementara itu, Dedi Mulyadi meminta kasus itu tetap diselidiki meski uangnya sudah dikembalikan.

"Logika sederhana : "Kalau ada pengembalian, itu artinya didahului oleh pengambilan". Satu kata dari saya ; SELIDIKI !!!," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya.

Seperti diketahui, dari total bantuan Rp 1,5 juta, sopir angkot seharusnya mendapat uang tunai Rp 1 juta dan sembako senilai Rp 500 ribu.

Namun setelah disunat Rp 200 ribu, para sopir angkot hanya mendapat uang tunai Rp 800 ribu.

Emen, sopir angkot Cisarua mengatakan kalau pemotongan itu dilakukan oleh sejumlah oknum.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved