Berita Viral

Sosok Nenek Yonih, Lansia di Tangsel Meninggal Diduga Kelelahan usai Antre LPG 3 Kg, Ingin Umrah

Mengenal sosok Nenek Yonih, lansia di Pamulang, Tangelang Selatan, Banten, meninggal dunia pada Senin (3/2/2025) pukul 12.30 WIB, usai kelelahan

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
ANTRE LPG 3 KG - Warga Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2/2025) mengantre untuk membeli gas melon atau gas 3 kilogram. Warga harus antre berjam-jam untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram sejak pemerintah melarang warung dan pengecer menjual gas subsidi. Di sisi lain ada seorang nenek meninggal dinarasikan usai kelelahan antre gas 3 kg. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Nenek Yonih, lansia di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, meninggal dunia pada Senin (3/2/2025) pukul 12.30 WIB, diduga kelelahan berjalan jauh usai mengantre LPG 3 kilogram.

Nenek Yonih berusia 62 tahun merupakan warga kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, 

Ia meninggal dunia di rumahnya setelah antre beli gas di penyalur resmi gas tersebut di wilayahnya. Diduga karena kelelahan.

Adapun keseharian Nenek Yonih berjualan nasi uduk.

Jualannya tersebut jadi andalan bagi warga untuk santap sarapan.

ANTRE GAS LPG - Sejumlah warga mengantre di salah satu pangkalan elpiji di Jalan Cieunteung, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (3/2/2025). Cek daftar alamat Agen Penyalur dan Pangkalan LPG 3 Kg di Kota Tasikmalaya Jabar, lihat juga lokasi terdekat
ANTRE GAS LPG - Sejumlah warga mengantre di salah satu pangkalan elpiji di Jalan Cieunteung, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (3/2/2025). Cek daftar alamat Agen Penyalur dan Pangkalan LPG 3 Kg di Kota Tasikmalaya Jabar, lihat juga lokasi terdekat (Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin)

Saiful, ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, menjelaskan nenek Yonih sudah berdagang nasi uduk cukup lama.

Warung nasi uduk milik mendiang Yonih buka setiap pagi.

Selain berdagang nasi uduk, almarhumah yang kerap disapa Mpok Yonih oleh para warga di sekitar rumahnya juga menjual aneka gorengan, lontong, dan kopi di warung miliknya.

"Kita warga di sini cukup kehilangan Mpok Yonih. Biasanya kalau sarapan pagi 'gorengan Pak RT'. Warungnya cukup ramai karena yang beli ya warga di sini," tutur Saiful.

Baca juga: Kronologi Ibu di Tangsel Meninggal Usai Antre LPG 3 Kg, Ucap Allahuakbar Sebelum Nafas Terakhir

Detik-detik Meninggal

Sementara, adik korban, Rohaya (51) menceritakan aktivitas Nenek Yonih sebelum meninggal dunia.

Pada Senin pagi Nenek Yonih ternyata masih beraktivitas seperti biasa, termasuk membuka warung dan menyiapkan lontong untuk berdagang.

"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," ujar Rohaya saat ditemui di Jalan Beringin I RT 01/07 Pamulang Barat, Tangsel, Senin, dikutip dari Kompas.com.

Rohaya mengatakan bahwa kakaknya berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa dua tabung gas kosong.

Yonih berjalan kaki seorang diri untuk membeli gas elpiji di agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah.

Setelah mengantre selama kurang lebih satu jam, Yonih pun berhasil mendapatkan gas elpiji dan kembali ke rumah berjalan kaki.

Namun, dalam perjalanan pulang, Yonih sempat duduk di dekat tempat laundry untuk beristirahat. 

"Nah yang punya laundry di depan jalan ke rumah manggilin emak (panggilan korban) untuk duduk istirahat. Sehabis itu, emak dijemputlah sama menantunya," kata Rohaya.

Rohaya mengaku panik saat melihat kakaknya tiba-tiba lemah tidak berdaya sesampainya di rumah.

Ia sempat mengajak Yonih berbicara, namun sang kakak tidak sama sekali merespons dan kemudian pingsan.

"Sesampai di rumah langsung pingsan. Dia sempat mengucapkan 'Allahu Akbar' dua kali, tapi setelah itu tidak merespons (pingsan)," kata Rohaya. 

Keluarga langsung membawa Yonih ke Rumah Sakit Permata. 

Tetapi, setibanya di rumah sakit, nyawa Yonih tidak tertolong. 

Lebih lanjut, Rohaya menyebut, Yonih tidak memiliki riwayat penyakit serius dan selama ini dikenal sebagai sehat serta pekerja keras.

Kerja keras nabung untuk umrah

Rohaya mengatakan bahwa kakaknya dikenal sebagai sosok yang pekerja keras.

Bahkan, diketahui bahwa Yonih tengah menabung untuk berangkat umrah.

"Orangnya rajin banget terus dia kan bilang ingin pergi umroh dan lagi ngumpulin uang untuk berangkat umroh," ujar Rohaya, dikutip dari Tribun Tangerang.

Karena peduli dengan keadaan sang kakak, Rohaya meminta Yonih hanya fokus berjualan sembako saja agar tidak terlalu cape.

"Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja cukup, tapi dia tetap semangat cari tambahan karena katanya lagi kumpulin uang buat umroh," kata dia.

Jenazah Yonih dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Nenek Yonih, Meninggal Kelelahan Usai Antre Beli Gas 3 Kg, Nasi Uduknya Andalan Warga Sarapan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved