Istri Disekap Suami di Palembang

Kronologi Kematian Sindi Purmana Sari Gegara Ditelantarkan Suami Sendiri di Palembang, Tak Disuapi

Inilah kronologi tersangka Wahyu Saputra (26) melakukan dugaan penelantaran dan penyekapan terhadap istrinya Sindi Purnama Sari (25) yang terjadi di J

|
Penulis: andyka wijaya | Editor: Kharisma Tri Saputra
SRIPOKU/ANDYKA WIJAYA
SUAMI TERLANTARKAN ISTRI-Tersangka Wahyu Saputra, suami yang menelantarkan istri hingga kurus dan meninggal dihadirkan dalam rilis di Polrestabes Palembang yang dipimpin Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihatono, Selasa (28/1/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Inilah kronologi tersangka Wahyu Saputra (26) melakukan dugaan penelantaran dan penyekapan terhadap istrinya Sindi Purnama Sari (25) yang terjadi di Jalan Abikusno Kecamatan Kertapati, Palembang.

Seperti diketahui, kejadian tersebut baru diketahui pada hari Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono mengatakan adanya laporan dari kakak korban bernama Purwanto (32) yang membuat Satreskrim melakukan pendalaman.

"Kami telah mengumpulkan beberapa barang bukti dan aduan ditingkatkan dalam penyidikan, serta tadi malam (27/1/2025) meningkatkan menjadi tersangka terhadap suami korban Wahyu Saputra," kata Harryo didampingi Kasat Reskrim AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait.

SPS istri diduga jadi korban penelantaran dan disekap suaminya sempat mengucapkan kata-kata terakhir ke keluarga sebelum meninggal dunia.
SPS istri diduga jadi korban penelantaran dan disekap suaminya sempat mengucapkan kata-kata terakhir ke keluarga sebelum meninggal dunia. (Dok Keluarga)

Menurut Harryo, korban sebelum tahun 2025 mengidap penyakit yang titik klimaksnya terjadi bulan Desember 2024.

"Saat inilah tersangka melihat kondisi fisik istrinya semakin memprihatinkan namun tidak dilakukan tindakan - tindakan yang diperlukan," ungkap Harryo. 

Lanjutnya, pada tanggal 9 Januari 2025 dengan prihatin kondisi korban, tersangka mencoba memberikan makanan kepada korban karena fisiknya lemas hingga tanggal 16 Januari 2025.

"Namun tersangka memberikan makan dalam situasi tidak menguntungkan, hanya menaruhkan makanan sekedarnya disamping tempat tidur korban," bebernya.

Tanggal 17 Januari 2025 sambung Kombes Pol Harryo Sugihhartono mengatakan, tersangka melihat korban semakin memprihatinkan dan tersangka mencoba menghilangkan bau badan korban karena telah lama tidak mandi, lalu memandikan korban pagi harinya.

Dan siang menjelang sore menyuapi korban makan, setelah itu yang terjadi pada dini harinya tersangka menginginkan berhubungan suami istri.

"Permintaan ini sudah sering kali ditolak korban sebelum kejadian ini, karena kondisi fisik korban yang tidak memungkinkan. Karena ditolak korban itulah, kemudian tersangka membiarkan korban dalam kondisi lemah."

"Pada durasi tanggal 19 - 21 Januari 2025 kondisi korban semakin melemah. Setiap harinya tersangka tetap menyiapkan makanan namun hanya diletakkan disamping tempat tidur korban tanpa disuapi," ungkapnya.

Lalu, tangga 21 Januari 2025 di sore hari pernapasan korban mengalami sesak napas.

Lalu tersangka menghubungi tetangga Dea bertanya terkait alat infus namun Dea tidak bisa membantu akhirnya Dea menginformasikan kepada pak RT tentang kondisi korban. 

"Akhirnya atas bujuk rayu tetangganya, tersangka disuruh untuk membawa korban ke rumah sakit Hermina dan informasi ini didengar Purwanto kakaknya dan tanggal 21 Januari mendatangi rumah korban tetapi korban sudah menuju ke rumah sakit dan melihat kondisi adiknya sangat memprihatinkan,"ungkapnya.

Masih kata Harryo, bahwa tanggal 22 Januari 2025 kakak korban Purwanto membuat pengaduan ke SPKT Polrestabes Palembang atas peristiwa yang dialami korban.

"Pada tanggal 23 Januari 2025 korban meninggal dunia di RS Hermina," katanya kembali 

"Kita telah mengkonfirmasi dengan pihak rumah sakit dan dengan melihat kondisi fisik korban yang mengurus dokter menyimpulkan korban telah mengalami menderita penyakit pneumonia atau kanker paru yang akhirnya menggerogoti tubuhnya dan mengganggu pernapasan dan berdasarkan hasil visum yang ada dalam tubuh korban tidak dijumpai tanda - tanda yang mencurigakan apakah itu penganiayaan atau lainnya," ungkapnya. (Diw).
 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved