Pembacokan di Ogan Ilir

Lengan Kiri Terparah, Korban Pembacokan di Ogan Ilir Kini Dirawat di RS Bhayangkara Palembang

Salah seorang anggota keluarga Iskandar berinisial RH mengatakan, korban kini dirawat di rumah sakit karena mengalami luka di beberapa bagian tubuh.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Weni Wahyuny
CCTV
Iskandar, korban pembacokan di Desa Sungai Lebung, Ogan Ilir, sesaat setelah dianiaya pelaku pada Kamis (23/1/2025) siang sekira pukul 14.00. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Korban pembacokan di Desa Sungai Lebung, Kecamatan Pemulutan Selatan, Ogan Ilir, kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Korban bernama Iskandar dibacok di kediamannya oleh pelaku bernama Mahrin pada Kamis (23/1/2025) lalu sekira pukul 14.00.

Salah seorang anggota keluarga Iskandar berinisial RH mengatakan, korban kini dirawat di rumah sakit karena mengalami luka di beberapa bagian tubuh.

"Korban kena luka bacok di lengan kiri, lengan kanan sama di bahu kiri. Luka di lengan kiri yang agak berat," kata RH dihubungi via telepon, Sabtu (25/1/2025).

Baca juga: Jadi Korban Pembacokan di Ogan Ilir, Keluarga Iskandar Bantah Punya Utang, Sebut Semua Sudah Dibayar

RH menuturkan, pembacokan tersebut karena pelaku mengklaim korban memiliki utang sebesar Rp 800 ribu.

Kepada TribunSumsel.com dan Sripoku.com, RH menegaskan bahwa tudingan terkait utang tersebut tidaklah benar.

"Tidak ada utang. Memang benar dulu sekitar satu tahun lalu, korban punya kewajiban kepada pelaku bayar Rp 800 ribu dan sudah lunas," tegas RH.

Dirinya menuturkan, korban dan pelaku saling mengenal satu sama lain.

Pada awal 2024 lalu, pelaku menawarkan jasa sewa alat pertanian untuk menggarap sawah dengan biaya Rp 800 ribu per jam.

Pelaku menawarkan sewa dua jam lebih kepada korban.

"Korban awalnya tidak mau dan bilang kalau sewa dua jam bisa Rp 1 juta lebih kan. Korban mau sewa satu jam saja. Akhirnya pelaku bilang tidak apa-apa dua jam, bayar Rp 800 ribu saja," ungkap RH.

Singkat cerita, korban lalu menggarap sawah tersebut dengan alat pertanian yang disewa.

Usai menggarap sawah, biaya sewa alat sebesar Rp 800 ribu dibayar dua hari setelahnya.

Menurut RH, uang pembayaran diantar langsung ke rumah pelaku. 

"Di situ ada istri pelaku menyaksikan pembayaran itu. Tapi memang karena kebiasaan kami di desa, pembayarannya itu tidak pakai kwitansi," jelas RH.

"Sudah dibayar, ya sudah waktu itu selesai. Tidak ada cerita keributan," imbuhnya.

Namun beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak September 2024 lalu, pelaku menuding korban belum membayar sewa alat pertanian. 

"Dibilang katanya pelaku belum dibayar, padahal sudah. Orang tua kami tidak mau seperti itu, kan sudah dibayar. Pelaku ngotot bilang kalau itu belum dibayar," jelas RH.

"Mohon maaf, kami memang bukan orang kaya. Tapi uang segitu Rp 800 ribu pasti dibayar lah, tidak mungkin kami biarkan," kata RH menegaskan.

"Kami juga tidak mengerti kenapa pelaku bilang belum dibayar. Apakah lupa atau gimana," kata dia lagi.

Saat hari peristiwa pembacokan, pelaku mendatangi rumah korban dengan membawa sebilah parang.

"Orang tua kami karena merasa tidak ada salah apa-apa, ya keluar rumah. Pas keluar ke depan pintu, kena bacok itu tiga kali," ujar RH.

Perkara ini pun sedang ditangani aparat Polsek Pemulutan.

Polisi masih memburu pelaku yang diduga kabur keluar wilayah Pemulutan Selatan.

"Saat ini sedang kami tindaklanjuti dan pelaku saat ini sedang dalam pengejaran," kata Kapolsek Pemulutan Iptu Nugrah Angga dihubungi terpisah.

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved