Berita Muba

Warga di Sungai Dua Muba Sesak Napas Akibat Hirup Gas, Dampak Tumpahan Minyak di Aliran Sungai

Pihaknya mengimbau untuk masyarakat sementara waktu untuk tidak menggunakan sungai karena beluk tahu kandungan apa yang terdapat pada air

Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Apriansyah Iskandar
Pemilik kebun menunjukan dampak kerusakan pasaca terjadinya kebakaran akibat tumpahan limbah dari kebocoran pipa minyak milik PT Medco E&P Indonesia yang mencemari sungai diwilayah Desa Sungai Dua Kecamatan Sungai Keruh Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan. 

Ratusan tanaman yang mati dilalap api tersebut berupan tanaman kelapa sawit, pohon karet dan pohon durian dan tanaman lainya yang sudah berproduksi.

Oleh karena itu, para warga pemilik kebun yang merasa dirugikan, menuntut pihak perusahaan PT Medco E&P agar bertanggung jawab dengan memberikan konpensasi ganti rugi terkait dampak yang disebabkan oleh kejadian ini.

Menurut warga, kejadian ini bermula dari kebocoran pipa minyak milik PT. Medco E&P Indonesia yang terjadi diwilayah dusun 1 Desa Talang Akar, Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.

Sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan dan berujung terjadi kebakaran dan membakar tanaman warga disepanjang aliran sungai dua.

Dimana ratusan barel minyak mentah dari pipa yang bocor itu mengalir hingga sejauh 8 kilometer, mencemari di sepanjang aliran Sungai dua, yang merupakan perbatasan antara Kabupaten PALI dan Kabupaten Musi Banyuasin.

Ahmad Yuliansyah (28), warga Desa Sungai Dua, yang merupakan salah satu dari pemilik kebun yang terdampak mengatakan, kebakaran yang terjadi pada soreh kemarin menyebabkan ratusan tanaman di kebun nya mati.

Dijelaskannya, ratusan tanaman dikebunnya yang mati dilalap api tersebut terdiri dari 9 batang pohon durian, 44 batang sawit dan 67 batang pohon karet.

"Semua tanaman itu sudah berproduksi dan menghasilkan, apa lagi 9 pohon durian itu padahal sedang berbuah lebat dan berharap akan mendapatkan hasilnya, tapi sekarang mati semua. Karena pohon durian ini kalau sudah terbakar otomatis mati dan tidak akan berbuah lagi," kata Ahmad kepada Sripoku.com ditemui di kebunnya, Kamis (23/1/2025).

Padahal, pohon duriannya pada musim durian tahun ini, sudah berbuah semua dan berharap dapat menghasilkan uang dari penjualan buah durian.

Namun, saat ini kesemua pohon durian miliknya yang ditanam disepanjang aliran sungai mati dilalap api oleh kebakaran disepanjang aliran sungai dampak dari tumpahan minyak mentah dari kebocoran len pipa minyak milik negara yang dikelola oleh PT Medco E&P pada Rabu sore kemarin.

"Gagal panen durian, dan tidak punya pohon durian, padahal biasanya pohon durian untuk jenis durian lokal seperti ini bisa memakan waktu lama sekitar 20 tahunan baru bisa berbuah. Sekarang dipastikan mati semua. Tentunya kerugiannya tidak sedikit untuk pohon durian nya saja. Bisa dilihat satu pohon saja yang paling banyak ada sekitar 300 buah yang mau matang. Tapi sekarang sudah hangus tebakar, itu sisanya sudah hitam semua padahl mau matang,"ujar Ahmad sambil menunjuk buah sisa buah durian di atas pohon yang sudah hangus terbakar.

Oleh karena itu, dia meminta pihak perusahan bertanggung jawab atas kerugian yang dialaminya.

Termasuk 44 pohon sawit dan 67 batang pohon karet dikebunya yang juga hangus terbakar.

Terutama pohon karet yang merupakan sumber penghasilan nya sehari-hari. Dengan 67 pohon karet yang ikut terbakar, tentunya juga mempengaruhi produksi geta karet yang dihasilkan.

Dia berkata, biasanya dalam seminggu geta karet yang dihasilkan bisa mencapai 40 kilogram hinggah 45 kilogram, sehinggah dengan berkurangnya jumlah pohon karet produktif di kebunya, tentunya juga memperngaruhi jumlah produksi getah karet yang dihasilkan

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved