Bos Rental Mobil Tewas Ditembak

Demi Jaga Kepercayaan Masyarakat, DPR RI Desak Anggota TNI AL Tembak Bos Rental Mobil Dipecat

Amelia Anggraini, Anggota Komisi I DPR RI mendesak TNI untuk memecat tiga prajuritnya yang terlibat kasus penembakan bos rental mobil.

Tribunnews.com/Kompas.com
Amelia Anggraini, Anggota Komisi I DPR RI mendesak TNI untuk memecat tiga prajuritnya yang terlibat kasus penembakan bos rental mobil. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Amelia Anggraini, Anggota Komisi I DPR RI mendesak TNI untuk memecat tiga prajuritnya yang terlibat kasus penembakan bos rental mobil.

Diketahui, tiga prajurit TNI Angkatan Laut (AL) ditetapkan tersangka kasus penembakan yang menewaskan Ilyas Abdurrahman, bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merah arah Jakarta, Kamis (2/1/2025) dini hari.

Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menyatakan bahwa proses hukum terhadap tiga prajurit tersebut harus digelar transparan dan akuntabel.

Sehingga, hukuman berat harus dijatuhkan apabila mereka terbukti bersalah.

"Sebagai anggota Komisi I DPR RI, saya menekankan pentingnya proses hukum yang transparan dan akuntabel. Jika pelaku terbukti bersalah di pengadilan militer, pemecatan secara tegas dan terbuka harus menjadi langkah lanjutan agar mencerminkan kedisiplinan dan keadilan di tubuh TNI," ujar Amelia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2025).

Oknum TNI AL Terlibat Dalam Penembakan Bos Rental / Penangkapan tersangka Ajat Supriyatna terkait kasus penembakan di Tol Tangerang Merak Km 45, Jumat (3/1/2025)
Oknum TNI AL Terlibat Dalam Penembakan Bos Rental / Penangkapan tersangka Ajat Supriyatna terkait kasus penembakan di Tol Tangerang Merak Km 45, Jumat (3/1/2025) (Kolase/Tribunnews)

Amelia menegaskan, penegakan hukum yang adil dan transparan ini penting dilakukan TNI untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Ia berharap, TNI bisa meningkatkan pengawasan dan pembinaan moral serta mental para prajuritnya secara konsisten.

"Kami berharap insiden seperti ini tidak terulang, sehingga TNI sebagai institusi yang lahir dari rakyat tetap dicintai dan dihormati oleh masyarakat," terangnya.

Sementara itu, anggota DPR RI lainnya, Jazuli Juwaini merasa prihatin atas kasus penembakan ini.

Baca juga: 3 Anggota TNI AL Ditetapkan Tersangka dan Ditahan Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Tangerang

Polres Pandeglang menangkap penyewa mobil rental terkait kasus penembakan yang menewaskan bos rental di Tol Tangerang-Merak Km 45, Jumat (3/1/2025). Ajat dijanjikan uang Rp5 juta untuk mobil yang berhasil dicurinya dari penyewa, Ilyas. Oknum TNI sepakat membeli mobil curian  dari Ajat Rp40 juTA
Polres Pandeglang menangkap penyewa mobil rental terkait kasus penembakan yang menewaskan bos rental di Tol Tangerang-Merak Km 45, Jumat (3/1/2025). Ajat dijanjikan uang Rp5 juta untuk mobil yang berhasil dicurinya dari penyewa, Ilyas. Oknum TNI sepakat membeli mobil curian dari Ajat Rp40 juTA (Kompas.com/ Acep Nazmudin)

Terlebih korban sudah mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta bantuan pendampingan.

Ia menuturkan, seharusnya pihak kepolisian bisa lebih cepat dan tanggap dalam merespons pengaduan tindak kejahatan.

Baca juga: Pengakuan Anggota TNI AL Tembak Bos Rental, Beli Mobil Rp40 Juta, Klaim Tak Tahu Mobil Penggelapan

Pelayanan terhadap masyarakat, ujarnya, harus dikedepankan.

"Situasi darurat seperti kejadian ini jangan dengan prosedur normal. Polisi harus cepat membaca situasi darurat dan memberi pendampingan sehingga tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan jatuhnya korban jiwa," kata Jazuli, dikutip dari TribunJakarta.com.

Ketua Fraksi PKS ini berharap seluruh masyarakat bisa terlindungi dan merasa aman dengan hadirnya aparat kepolisian.

"Kita ingin seluruh masyarakat merasa terlindungi dan aman dengan hadirnya aparat kepolisian. Untuk itu aparat kepolisian harus selalu sigap dan tanggap melayani masyarakat dan memberantas kejahatan," pungkas Jazuli.

Diketahui, ketiga anggota TNI AL yakni Sertu AA, Sertu RA, dan Klk BA.

Dua anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska), sementara satu dari KRI Bontang.

Ditetapkan Tersangka

Sementara disii lain, Danpuspomal Laskda TNI Samista mengatakan ketiganya telah ditahan di fasilitas penahanan Puspomal.

Ketiganya juga akan menjalani proses penahanan sementara selama 20 hari sejak Sabtu (4/1/2025).

Namun demikian, ia belum menjelaskan lebih jauh terkait pasal apa yang disangkakakan kepada ketiganya.

Hal itu disampaikanmya saat konferensi pers di Mako Koarmada RI Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025).

"Jadi anggota ini sudah ditahan di tempat kami. Dan sesuai dengan surat penahanan dari Ankum (atasan yang berhak menghukum) sudah kami terima, terhitung karena hari Sabtu yang lalu itu, anggota sebetulnya sudah kita amankan. Karena masih dalam proses lidik, kami selalu maraton lidik, masih belum kami tetapkan," kata Samista.

"Sekarang karena sudah ada tanda-tanda dengan beberapa bukti maka yang bersangkutan sudah masuk proses penyidikan dan sudah kami tetapkan (tersangka). Bukti penahanan sementara dalam hal ini 20 hari pertama sudah ditandatangani oleh Ankum terhitung sejak Sabtu," lanjut dia.

Pakai Senjata Negara

Selain itu, pelaku penembakan terhadap bos rental mobil di Rest Area Km 45 Tol Tangerang-Merak, menggunakan senjata yang melekat padanya saat melancarkan aksinya. 

"Masalah status senjata, senjata itu, senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari AA itu adalah ADC (aide de camp). ADC ini ajudan," kata Denih saat konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).

"Sehingga, ketika dia mendapat tugas itu, sudah SOP (standar operasional procedure) senjata itu melekat," ujarnya.

Namun, Denih tidak mengungkap Sertu AA ajudan siapa. 

Ia juga memastikan bahwa senjata yang digunakan Sertu AA untuk melakukan aksinya bukanlah senjata rakitan.

"Kemudian, tadi sudah dijawab ya bahwa ini sudah ada SOP-nya, ada surat perintahnya segala macam. Nah, kemudian tentu bukan senjata rakitan," ujarnya.

Pengakuan Pelaku

Selain itu,  pengakuan anggota TNI yang tembak bos rental mobil di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang, Kamis (2/1/2024) lalu mengaku tak tahu mobil dibeli hasil penggelapan.

Oknum TNI AL itu merasa dirinya sebagai korban pengeroyokan saat diamankan oleh korban di TKP.

Sehingga sebagai prajurit yang dibekali senjata tajam, oknum TNI itu melakukan upaya bela diri dengan menembakkan senjata ke arah korban.

Hal itu diungkap oleh Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata dalam konferensi pers, Senin (6/1/2024) siang.

Denih menuturkan, pelaku tidak tahu bahwa mobil yang dibelinya adalah hasil penggelapan.

"Sementara ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli karena ingin memiliki sebagai kendaraan untuk pribadi," kata dia dikutip dari Kompas TV, Senin.

Ia juga menyebutkan bahwa para pelaku tidak terlihat merasa bersalah atas kejadian itu.

"Menurut pengakuan salah satu anggota, dia beli Rp 40 juta, itu mobil dibeli tanpa surat," kata dia.

Bahkan menurut Denih, uang itu baru transaksi DP dari harga yang ditawarkan.

"Pembelian online Rp 130 juta, karena penjual tidak bisa memberikan STNK dan BPKB, sebetulnya mau dicancel, tapi karena bujuk rayu akhirnya dibawa juga," jelas dia.

Ia juga mengungkap satuan dari ketiga pelaku.

"Ada tiga, dua dari kopaska armada 1, dan satu itu dari Bontang," tuturnya.

Terkait senjata yang dilakukan pelaku, kata dia, yakni merupakan senjata inventaris.

Denih juga menyinggung soal dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh korban bersama anak dan rekannya.

Menurut Denih, anggotanya sedang berusaha membela diri saat peristiwa itu terjadi.

"Kalau bicara pengeroyokan, kan tidak tahu siapa yang akan mati. Kita saja kalau dikeroyok kan akan membela diri, mungkin ini digunakan karena ada senjata api yang dibawa," jelas dia.

"Pengeroyokan juga kan tidak berpikir resiko bahwa yang dikeroyok itu akan mati. Kill or to be killed (terbunuh atau membunuh)," tambahnya.

Sementara itu, Danpupspomal Laksamana Muda TNI Samista mengatakan anggotanya saat ini sudah ditahan.

"Sekarang sudah dalam proses penyidikan. Pelaku sudah kami amankan. Yakinkan kepada kami bahwa kami akan memproses," kata dia.

Ia juga memastikan bahwa hanya satu anggota yang melakukan penembakan.

"Satu anggota yang menembak. Dua orang ditembak oleh satu orang," tandasnya.

Sudah tangan ketiga

Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto menuturkan, peristiwa penembakan ini berawal dari kasus penggelapan sebuah kendaraan.

Oknum TNI AL itu, kata Suyudi, berperan sebagai pembeli.

"Terjadi penyewaan Honda Brio orange yang disewa oleh seorang warga Pandeglang bernama AS. Selanjutnya AS ini menyerahkan kepada IH, yang saat ini masih DPO," kata Suyudi.

IH, kata dia, bukan hanya dititipkan kendaraan oleh AS, tapi menyiapkan KTP dan KK palsu atas nama AS.

"Dari IH menyerahkan lagi ke RH, RH kemudian dijual kepada IS dengan harga Rp 23 juta, dari RH baru dijual kepada AA, oknum TNI AL. Melalui SY harganya naik menjadi Rp 40 juta," tandasnya.

Awal Mula Kejadian 

Sebelumnya, anak pertama korban, Agam Muhammad Nasrudin menceritakan bahwa ada seorang pria yang mengaku sebagai anggota TNI AU.

Kejadian tersebut bermula saat ayahnya dan beberapa pegawai melakukan pelacakan melalui GPS yang terpasang di dalam mobil rental Honda Brio.

"Waktu itu pada jam 10.30 malam kemudian saya, Agam sama bapak (Almarhum) dan tim, nyusul tuh mau kejar unitnya karena sisa 1 GPS lagi," ungkapnya.

Saat menghadang mobil Brio tersebut, tiba-tiba salah satu pelaku mengeluarkan senpi.

Pelaku tersebut mengaku anggota dari TNI AU.

"Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang 'Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh' (sambil nodong senjata)," papar Agam, dikutip dari TribunTangerang.com, Jumat (3/1/2025).

Setelah membentak dan mengeluarkan senpi, ada dua mobil yang kabur.

"Setelah itu kacau, Sigra kabur, Brio pun ikutan kabur," tambahnya.

Mobil Sigra diduga jadi komplotan yang membawa kabur mobil Brio.

Ia menuturkan, rombongannya butuh waktu sekira lima menit untuk bersiap dan kembali mengejar mobil Brio dan Sigra sambil memantau melalui GPS.

Pihaknya juga meminta bantuan ke Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI) untuk membantu pengawalan.

Mereka membuntuti dari belakang hingga akhirnya kedua mobil yang dikejar berhenti di Rest Area KM 45.

"Di Indomaret kita nunggu Bang Agus, Azri dan Pak Ramli. Kita nunggu kita 3-5 menit, pas ketemu langsung kita hadang tuh mobil. Nah kemudian yang di dalam Brio itu ada di sana, di samping Indomaret,"

"Bapak saya sama tim menangkap itu orang karena kan di awalnya kan dia itu megang senjata api. Jadi disekap, dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga," tambahnya.

Tiba-tiba, terjadi kekacauan hingga adanya penembakan.

Agam mendengar ada empat hingga lima kali tembakan yang dilepaskan pelaku.

Ia dan timnya pun kabur untuk mencari perlindungan.

Mobil Brio milik ayahnya juga ikut dibawa kabur oleh pelaku.

Tak lama, ia melihat Ramli dan ayahnya sudah terkena tembakan.

"Saya menolong Pak Ramli, tapi ternyata ada satu korban lagi di Indomaret, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya." tandasnya.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul DPR RI Minta TNI Pecat Prajurit Pelaku Penembakan Bos Rental demi Jaga Kepercayaan Masyarakat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved