Dugaan Bayi Tertukar di Jakarta

3 Tahun Menanti Buah Hati, Rauf dan Feni Pilu Bayi Dilahirkan Sehari Meninggal diduga Tertukar di RS

Rauf dan istrinya, Feni rupanya telah menantikan bayi pertama mereka itu sejak tiga tahun lamanya, kini meninggal dunia dan diduga tertukar di RS

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
IG/muhammadrauf167
Rauf dan istrinya, Feni rupanya telah menantikan bayi pertama mereka itu sejak tiga tahun lamanya, kini meninggal dunia dan diduga tertukar di rumah sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat 

TRIBUNSUMSEL.COM - MR alias Muhammad Rauf (27) ayah bayi yang meninggal dunia sehari dilahirkan di rumah sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat pilu mengungkapkan perjuangannya mendapatkan buah hati.

Rauf dan istrinya, Feni rupanya telah menantikan bayi pertama mereka itu sejak tiga tahun lamanya.

Namun, impian menimang bayinya itu justru sirna setelah dikabarkan meninggal dunia sehari usai istrinya melahirkan pada (17/9/2024).

Baca juga: Sosok Feny, Ibu Melahirkan Bayi diduga Tertukar di RS Cempaka Putih, Menangis Minta Makam Dibongkar

(kanan) FS alias Feni, ibu dari bayi diduga tertukar. sebelumnya melahirkan di salah satu rumah sakit kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada 16 September 2024. bayi yang dilahirkannya meninggal
(kanan) FS alias Feni, ibu dari bayi diduga tertukar. sebelumnya melahirkan di salah satu rumah sakit kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada 16 September 2024. bayi yang dilahirkannya meninggal (ig/rauf21221)

Bahkan, muncul kejanggalan dibenak Rauf jika bayinya yang meninggal itu adalah bayi yang tertukar di rumah sakit.

Melalui Instagramnya, Rauf menyampaikan kesedihannya dan meminta bantuan Presiden Prabowo atas kasus yang dialami keluarganya.

"Semoga bisa sampai ke bapak presiden Prabowo,saya meminta tolong bapak presiden Prabowo untuk mengusut tuntas kasus bayi saya yang Tertukar,saya. Ingin ada titik terang dari kasus anak kami pak,saya kasihan sama istri saya sampai sekarang masih menangis dan sedih pak,saya juga ikut sedih pak," tulis Rauf pada keterangan Instagramnya @rauf21221, Minggu, (8/12/2024).

"Setelah 3 tahun pernikahan kami baru di karuniai anak ,,saya tidak menyangka semua ini akan terjadi pada diri saya dan keluarga kecil kami pak,saya dan istri orang susah pak," sambungnya.

Rauf mengaku tidak puas dengan klarifikasi pihak rumah sakit lantaran menyangkal adanya bayi tertukar. 

Mediasi dilakukan tiga kali, tetapi belum mencapai kesepakatan.
 
"Untuk biaya tes DNA dan biaya kuasa hukum kami tidak punya biaya pak, saya sudah 3X mediasi pak,sudah banyak waktu yang saya luangkan untuk datang dan duduk secara kekeluargaan dengan pihak RS,saya tidak puas pak,tidak ada hasilnya dan titik terang,jadi saya memviralkan kasus saya dengan maksud ,semoga anak kami bisa bersama kami kembali pak .." terangnya.

Baca juga: RS Islam Jakarta Cempaka Putih Siap Fasilitasi Tes DNA Terkait Dugaan Bayi Tertukar

Diakui Rauf, dirinya memiliki bukti bahwa jasad bayi yang meninggal itu berbeda dengan bayi yang diadzaninya.

Hingga akhirnya pihak keluarga meminta untuk membongkar pemakaman sang bayi.

"Saya punya bukti foto anak yang meninggal pak,ada banyak saksi pak ,ukuran panjang bayi saya tidak sesuai yang di jelaskan 47 cm pak,bayi yang meninggal dan di kuburan sekitar panjang 60 cm s/d 80 cm pak ..semoga ada yang bisa bantu saya untuk biaya tes DNA untuk membuktikan barang bukti yang paling kuat," paparnya.

Rumah Sakit Siap Fasilitasi Tes DNA 

Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, dr Jack PRadono Handojo akhirnya buka suara terkait dugaan bayi tertukar.

Dugaan ini mencuat setelah keluarga MR (27) merasa ada kejanggalan dalam proses kelahiran anaknya. Kecurigaan tersebut semakin menguat setelah pemakaman bayi yang meninggal pada 17 September 2024.

Menanggapi soal kasus tersebut, dr Jack Pradono Handojo menyatakan akan memfasilitasi tes DNA untuk memastikan kebenaran kasus dugaan bayi tertukar.  

Rumah sakit juga menyatakan akan menanggung seluruh biaya pemeriksaan DNA yang dilakukan oleh orangtua bayi, MR dan FS.

"Kami dari RS Jakarta Islam Cempaka Putih akan memfasilitasi proses pemeriksaan DNA untuk menguak kebenaran dan akan menanggung biaya yang diperlukan di laboratorium yang dipilih oleh pak Rauf dan bu Feny, semoga hal ini bisa menjadi jalan kebaikan untuk kita semua," kata dr Jack PRadono Handojo lewat Isntagramnya @rsijcempakaputih, Selasa(10/12/2024).

Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, dr Jack PRadono Handojo  akhirnya buka suara terkait dugaan bayi tertukar.
Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, dr Jack PRadono Handojo akhirnya buka suara terkait dugaan bayi tertukar. (Ig@rsijcempakaputih)

Sementara, Muhammaf Rauf orangtua bayi yang diduga tertukar menyebutkan kasus tersebut sudah dilakukan mediasi.

Ia juga menyebutkan bahwa pihak RS  Jakarta Islam Cempaka Putih siap memfasilitas dirinya dan istri untuk melakukan tes DNA.

Rouf juga meminta maaf atas ketidaknyamanan terkait beredarnya kasus tersebut.

"Saya Muhammad Rauf beserta istri saya Feny, dengan ini mengklarifikasi terkait video yang sebelumnya saya buat bahwa hari ini tanggal 9 Desember 2024, telah dilakukan mediasi dengan Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, saya dan istri akan difasilitasi untuk melakukan tes DNA, saya meminta maaf atas ketidaknyamanan, video ini saya buat tanpa ada paksaan dari manapun," kata Rauf.

Awal Mula Dugaan Bayi Tertukar

Peristiwa tersebut bermula ketika FS (27), istri MR, mengalami kontraksi pada Minggu (15/9/2024).
 
FS dibawa ke klinik di wilayah Cilincing, Jakarta Utara, tetapi dirujuk ke rumah sakit di Cempaka Putih karena air ketuban berkurang.

"Saya dapat rujukan dari klinik karena air ketubannya kurang. Dokter merujuk ke rumah sakit di kawasan Cempaka Putih," ujar MR, Selasa (10/12/2024).

Setelah mengurus administrasi BPJS Kesehatan, FS menjalani operasi persalinan pada Senin (16/9/2024). 
Bayi lahir pada pukul 09.05 WIB, tetapi tidak langsung diperlihatkan kepada ibunya.

Saat bayinya lahir, ia sempat mengumandangkan azan di telinga anaknya. 

MR juga mengaku meminta izin untuk mendokumentasikan buah hatinya dengan cara memotret.

Namun, suster yang menangani melarangnya mendokumentasikan kelahiran bayinya.

"Ketika lahir terus saya azan, terus pertama saya mau minta foto ke susternya itu, tapi tidak diizinkan. Terus saya paksa, 'Ini anak saya, saya mau foto, mau buat dokumentasi ke keluarga',” kata MR melalui telepon, Selasa (10/12/2024).

“Terus saya foto itu cepet, saya fotonya sama video," imbuhnya.

Baca juga: Ini Kata Dirut RS Islam Jakarta Cempaka Putih Soal Dugaan Bayi Tertukar, Siap Fasilitasi Tes DNA 

Setelah MR selesai mengazani sang anak, suster langsung membawa bayinya menuju ruangan lain tanpa menjelaskan kondisi buah hatinya.

Bahkan, suster tersebut sama sekali tidak memberitahukan jenis kelamin anaknya.

"Enggak diperlihatkan lagi jenis kelaminnya apa, enggak dibuka bedongnya, identitasnya ada apa enggak gitu maksudnya," kata dia.

Rasa penasaran menyebabkan MR bertanya kepada sejumlah temannya mengenai prosedur setelah bayi dilahirkan.

Mereka menjelaskan bahwa orangtua seharusnya dipertemukan terlebih dahulu dengan anak untuk melihat kondisi bayi.

"Dilihatin dulu ke bapaknya sama emaknya jenis kelaminnya apa, cowok apa cewek anaknya, ada kelainan apa enggak, kayak kakinya lengkap, jari-jarinya, tangannya apa gitu. Nah, kalau ini enggak," kata dia.
 
Bayi Kritis

Sore harinya (16/12/2024), MR diberitahu pihak rumah sakit bahwa bayinya dalam kondisi kritis. Ia diminta menandatangani surat tanpa sempat membacanya.

"Katanya, 'Pak tanda tangan dulu aja pak'. Ini surat izin untuk memasang oksigen," ucap dia.

Pada 17 September 2024, MR mendapat kabar bayinya meninggal dunia.

Jenazah bayi diserahkan dalam kondisi sudah dibungkus kain kafan, sehingga MR dan istrinya tidak sempat melihat tubuh anaknya.
 
Namun, pada hari berikutnya, keluarga memutuskan untuk membuka makam bayi di TPU Cilincing karena FS belum pernah melihat bayinya.

Setelah melihat foto dokumentasi kelahiran, MR merasa ada yang berbeda.

"Setelah lihat foto dokumentasi, saya curiga. Badannya besar, panjangnya tidak sesuai dengan surat keterangan lahir yang menyebutkan 47 cm," jelas MR.

MR kemudian meminta klarifikasi dari pihak rumah sakit, tetapi pihak rumah sakit menyangkal adanya bayi tertukar. 

Mediasi dilakukan tiga kali, tetapi belum mencapai kesepakatan.
  
(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved