Mata Lokal Desa
Mengenal Desa Pelang Kenidai di Pagar Alam, Salah Satu Kampung Tertua, Didirikan Oleh 9 Pendekar
Selama ini Pagar Alam memiliki banyak julukan dari masyarakat Pagar Alam maupun masyarakat luar kota Pagar Alam.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGAR ALAM - Kota Pagar Alam merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Selama ini Pagar Alam memiliki banyak julukan dari masyarakat Pagar Alam maupun masyarakat luar kota Pagar Alam.
Ada yang menyebut Pagar Alam merupakan Kota Perjuangan karena merupakan salah daerah yang pernah dijajah oleh Belanda dan mampu mengusir penjajah tersebut.
Ada juga yang menyebut Pagar Alam sebagai Kota seribu air terjun, karena memang di Pagar Alam banyak terdapat air terjun.
Pasalnya letak geografis Kota ini berada kawasan perbukitan dan pengunungan.
Bahkan ada juga yang menyebut Pagar Alam sebagai kota penghasil kopi dan hal ini juga ditunjukan dengan banyaknya kebun Kopi di Pagar Alam yang sampai saat ini juga masih tetap menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbanyak di Sumsel.
Namun masih banyak yang belum tahu jika di Kota Pagar Alam juga banyak memiliki sejarah budaya yang sangat menarik.
Selain banyaknya peninggalan sejarah yang masih bisa dilihat jelas yaitu peninggalan prasejarah situs megalit juga Pagar Alam memiliki budaya dan adat yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan dibeberapa desa yang ada di Pagar Alam.
Berbicara tentang adat, salah satu desa di Pagar Alam baru saja menjadi buah bibir banyak masyarakat di Sumsel bahkan di Indonesia.
Pasalnya desa atau kampung ini berhasil masuk nominasi 3 besar dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) dalam ketergori kampung adat terpopuler tahun 2020.
Desa Pelang Kenidai yang ada di Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam yang dinobatkan sebagai kampung adat oleh panitia API tahun 2020.
Melihat ini tim Eksklusif sriwijaya Post mencari informasi kenapa Desa Pelang Kenidai bisa dinobatkan sebagai salah satu kampung Adat terpopuler di Indonesia diajang API 2020 terebut.
Berdasarkan data yang dihimpun, wajar jika Desa Pelang Kenidai disebut sebagai Kampung Adat.
Pasalnya selain masih banyak adat istiadat peninggalan nenek moyang yang masih sangat dipertahankan oleh warganya.
Desa ini juga memiliki cerita sejarah yang menarik dan tetap dilestarikan oleh warganya.
Baca juga: Melihat Keindahan Air Terjun Juring Mutung di Desa Bayur Tengah OKU Selatan, Bak Surga Tersembunyi
Baca juga: Asal Usul Nama Desa Karang Manik OKU Timur Sumsel, Dahulu Jadi Lokasi Transmigrasi dari Pulau Bali
Dari keterangan Jurai Tue atau lebih dikenal dengan juru kunci kampung tersebut yaitu Hariansi (46) mengatakan, bahwa sangat pantas Desa Pelang Kenidai dijadikan salah satu kampung adat yang ada di Indonesia.
Pasalnya desa ini merupakan desa tertua yang ada di Pagar Alam.
"Kenapa pantas Desa Pelang Kenidai ini ditetapkan sebagai Kampung adat, karena adat yang paling kental dan masih diterapkan di Pagar Alam di Desa Pelang Kenidai ini," ujarnya saat ditemui dirumahnya.
Selain itu cagar budaya dan penginggalan sejarah masih banyak di Desa tersebut seperti peninggalan Puyang Serunting Sakti atau Puyang Si Pahit Lidah.
"Disini masih ada peninggalan Batu Penyumpahan dari Serunting Sakti bahkan disini juga masih ada makamnya dan tetap dijaga dengan baik oleh warga dan keturunan puyang Serunting Sakti tersebut," katanya.
Tidak hanya itu, hal yang paling tampak yaitu masih banyaknya Rumah Baghi atau rumah khas suku Besemah di Desa Pelang Kenidai tersebut.
"Masih ada sekitar 30 unit rumah baghi atau rumah tataghan yang berdiri di Desa Pelang Kenidai ini. Dan sampai saat ini berdiri meskipun sudah tidak 100 persen asli lagi karena sudah direnovasi karena sudah berumur lebih dari 100 tahun," jelasnya.
Yang sangat menarik yaitu bahwa Desa Pelang Kenidai ini merupakan Kampung yang didirikan oleh sembilan pendekar atau sembilan Ulu Balang.
"Desa Pelang Kenidai ini dulunya bukan disini lokasinya karena ini sudah pernah pindah. Dulunya nama Desa Pelang Kenidai ini yaitu Desa Tanjung Tapus. Sebelumnya desa Tanjung Tapus ini merupakan benteng pertahanan dari penjaja dan sembuat dihancurkan oleh penjaja dan barulah pindah kelokasi sekarang ini," jelas keturunan Puyang Serunting Sakti ke 35 ini.
Di desa Tanjung Tapus itu dulunya ada sembilan pendekar atau biasa disebut sembilan Ulu Balang. Karena desa Tanjung Tapus sudah dikuasai oleh penjaja akhir sembilan pendakar tadi mendirikan permukiman baru yaitu Desa Pelang Kenidai ini.
"Kesembilan pendekar ini bahkan sudah menyusun tata ruang rumah yang ada di Desa Pelang Kenidai yang sampai saat ini rumah tersebut masih ada dan tetap bertahan dan berdiri kokoh," ungkapnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Ronda Malam Kembali Dihidupkan Warga Tulang Bawang OKU Timur, Bangun Rasa Aman Lewat Kebersamaan |
![]() |
---|
Mengenal Larung Telaga, Tradisi Warga Sugihwaras Musi Rawas, Digelar di Muharram di Danau Gegas |
![]() |
---|
Cerita Warga Desa Remayu Musi Rawas, Banyak Temukan Pecahan Piring-Gelas Peninggalan Belanda & China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.