Berita Lubuklinggau

Tak Ada Anggaran, Waterboom di Objek Wisata Air Terjun Temam Lubuklinggau Tutup, Sepi Pengunjung

Namun kondisi berbeda dengan Objek Wisata Air Terjun Temam di Kota Lubuklinggau Sumsel yang mengaku tidak melakukan persiapan khusus.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Eko Hepronis
Objek Wisata Air Terjun Temam Lubuklinggau - Tak Ada Anggaran, Waterboom di Objek Wisata Air Terjun Temam Lubuklinggau Tutup, Sepi Pengunjung 

Laporan wartawan Tribusumsel.com Eko Hepronis 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Libur Natal dan Tahun Baru  (Nataru) 2025 mendatang seharusnya disambut optimis oleh sejumlah objek wisata di Sumsel.

Namun kondisi berbeda dengan Objek Wisata Air Terjun Temam di Kota Lubuklinggau Sumsel yang mengaku tidak melakukan persiapan khusus.

Sepinya pengunjung membuat objek wisata kebanggaan masyarakat Sebiduk Semare ini terseok -seok untuk biaya operasional.

Manager PT Linggau Bisa, Deni mengaku tidak ada persiapan khusus menyambut libur Nataru 2025 karena terkendala minimnya anggaran.

"Biasa-biasa saja, paling kita pasang rambu-rambu peringatan supaya tidak bahaya," ujarnya saat dihubungi Tribunsumsel.com, Minggu (8/12/2024).

Bahkan khusus untuk Waterboom untuk orang dewasa kemungkinan tidak beroperasi lagi, karena beberapa peralatannya banyak yang sudah rusak dan bila dioperasikan dikhawatirkan akan membahayakan pengunjung.

"Kemungkinan nanti Waterboom itu akan dibuka tempat anak-anaknya saja," bebernya.

Deni mengaku saat ini pendapatan Objek Wisata Air Terjun Temam sangat minim, sehari kadang cuma dapat Rp.150-Rp.200 ribu.

"Sabtu dan Minggu agak mendingan bisa mencapai Rp. 500 ribuan. Bila dikalkulasi dalam satu pekan angka kunjungan hanya paling 100 orang saja," ungkapnya.

Baca juga: Musim Kemarau, Objek Wisata Air Terjun Temam Lubuklinggau Sepi Pengunjung, Sehari Hanya 20 Orang

Baca juga: Air Terjun Temam Lubuklinggau Siap Sambut Wisatawan Libur Nataru 2024, Inklinator Belum Operasional

Akibat minimnya pengunjung ini membuat perawatannya dan pengajian karyawan terpaksa menyesuaikan dengan kondisi pendapatan.

"Karyawan kita 15 orang gajinya disesuaikan dengan pendapatan. Yang masih rutin kebersihan tapi dua hari sekali. Kemudian untuk kolam waterboom sepekan sekali khusus hari Jumat saja, karena mau operasi Sabtu dan Minggu," ujarnya.

Menurut Deni khusus Waterboom bila dibuka setiap hari tidak tertutup dengan biaya pembelian obat -obatannya yang dinilainya  cukup mahal.

"Sekali beli obat Rp.150 ribu lebih, sedangkan pengunjung sepi," ujarnya.

Untuk itulah sampai saat ini Deni mengaku PT Linggau Bisa belum mampu memberikan PAD ke Pemkot Lubuklinggau, karena pendapatan minim termasuk Bukit Sulap juga demikian.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved