Mata Lokal Desa
Dinilai Lebih Untung, Petani Desa Nawangsasi Musi Rawas Lebih Pilih Tanam Genjer Dibanding Padi
sejumlah petani di Desa C Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel lebih memilih tanam genjer ketimbang padi.
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Perawatannya yang mudah dan hasilnya yang lebih besar, membuat sejumlah petani di Desa C Nawangsasi Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel lebih memilih tanam genjer ketimbang padi.
Bahkan pantuan di lapangan, hamparan sayuran genjer tak hanya terlihat di Desa C Nawangsasi saja, melainkan di beberapa desa juga ada seperti di Kelurahan B Srikayon dan Desa F Trikoyo, Tugumulyo.
Salah seorang petani genjer di Desa C Nawangsasi, Tugumulyo mengatakan, hampir sebagian besar lahan persawahannya di Desanya ditanami genjer, namun ada sebagian juga yang ditanami padi.
“Kebanyakan disini (Desa C Nawangsasi) ini petaninya tanam genjer, tapi ada yang tanam padi. Walaupun tidak banyak,” katanya, Minggu (17/11/2024).
Alasannya, lanjut dia, karena tanaman genjer lebih mudah perawatannya, ketimbang tanaman padi.
Kemudian, 1 masa tanam padi, bisa 3 kali masa tanam genjer. Artinya, masa panennya lebih cepat.
“Kalau genjer ini kan cepat panennya, hanya 15-17 hari dari tanam bisa dipanen, dan masa panen itu bisa sampai 15 hari. Artinya dari tanam hingga panen terkahir hanya butuh 1 bulan. Kalau padi itu kan 3 bulan baru bisa panen,” jelasnya.
Dikatakannya, tak hanya itu, keuntungan tanam genjer juga lebih besar ketimbang padi.
Terlebih, tanaman genjer bisa dipanen setiap hari, walaupun secara harga, genjer memang lebih murah.
“Kalau dibandingkan tanaman genjer dan padi, lebih untung genjer. Karena, genjer bisa dipanen setiap hari selama kurang lebih 15 hari, kemudian biaya perawatannya lebih murah, dan panennya juga lebih cepat,” jelasnya.
Untuk harga sendiri sambungnya, harga genjer hanya Rp350 per ikatnya. Namun, harga tersebut selalu stabil, jarang mengalami penurunan.
“Kalau harga memang murah, tapi itu per ikat kecil. Sedangkan sekali panen bisa dapat ratusan ikat genjer. Di lahan seperempat hektar, sekali panen bisa dapat Rp2 juta,” tegasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kemudian untuk penjualan sendiri, petani juga tidak repot-repot membawanya ke pasar. Sebab, ada pengepul yang akan langsung mengambilnya sendiri di sawah.
“Kalau penjualan ini ada pengepul sendiri di Kecamatan Tugumulyo ini. Jadi biasanya ada yang ngambil langsung ke sawah. Kalau waktu panen, tinggal telvon bosnya, nanti laNgsung diambil di sawah,” ungkapnya.
Sementara itu, Ita salah seorang pemanen ganjer mengaku, cukup terbantu dengan adanya kegiatan sebagai buruh pamanen genjer.
Bahkan, hasil atau upahnya juga lumayan.
“Kalau pemanen ini upahnya per ikatnya, jadi per ikatnya dapat upah Rp150. Sehari kadang dapat total upah sampai Rp80 ribu. Jadi lumayan terbantu,” ungkapnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Pemkab OKI Hidupkan Kembali Malam Tapai, Tradisi Pasar Malamnya Masyarakat Kayuagung |
![]() |
---|
KWT Mekar Arum Desa Karang Manik OKU Timur Kembangkan Usaha Bibit Cabai, Raih Omzet Jutaan |
![]() |
---|
Pemdes Peracak Jaya OKU Timur Perbaiki Jalan Desa Demi Sukseskan Jalan Sehat HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Warga OKI Ubah Pelepah Kelapa Sawit Jadi Kerajinan Tirai Bernilai Seni, Diwariskan Turun Temurun |
![]() |
---|
Perahu Ketek, Bukan Sekadar Alat Transportasi Tapi Jantung Kehidupan Warga Perairan OKI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.