Berita UMKM

Kisah Pakde Markam, Penjual Bakso Kaki Lima Legendaris di PALI, Sudah Berjualan Sejak 43 Tahun Lalu

Pakde Markam demikian dia dipanggil, telah berjualan bakso setiap hari selama 43 tahun.

Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Apriansyah Iskandar
Warung Bakso Markam, jajanan bakso kaki lima legendaris di Komperta Pendopo dari tahun 1981 hingga kini tetap ramai pembeli 

Sebelum menekuni jualan bakso, Ayah dari dua orang anak ini mengaku bahwa sebelumnya dia pernah bekerja sebagai Office Boy (OB) di rumah sakit PT Stanvac yang berada dikawasan tersebut.

Namun pada tahun 1980, Pakde Markam terkena pengurangan pekerja atau PHK, dari situlah kisah nya berjualan bakso bermulai.

"Usai tidak lagi kerja di rumah sakit, saya  berjualan sayuran di karawang, dari situlah cerita-cerita dengan tukang bakso bahwa untung jualan bakso agak lumayan, jadi dari situlah saya kepikiran ide untuk berjualan bakso,"kata Markam, Kamis (7/11/2024).

Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Batik Khas PALI, Miliki Motif yang Tak Kalah Indahnya Dengan Batik Lain

Baca juga: Warga Desa Muara Sungai PALI, Manfaatkan Kotoran Sapi Untuk Biogas Rumah Tangga dan Pupuk Organik

Sehingga pada awal Januari tahun 1981, Markam memutuskan untuk pulang kembali ke Talang Ubi untuk berjualan bakso dikawasan Gedung Bioskop Pesos Komperta Pendopo.

Awalnya Markam berjualan bakso sendirian, waktu pertamakali berjualan Markam masih bujangan dan belum berumah tangga.

Barulah pada tahun 1990 saat dia sudah berumah tangga, Istrinya Ayana membantu berjualan setiap harinya.

Suka duka dan tantangan perubahan zaman juga dirasakan oleh Markam bersama istrinya menekuni usaha tersebut.

Tak terhitung sudah berapa ribu bahkan ratusan ribu porsi bakso dalam mangkok-mangkok yang disajikan terjual dikawasan tersebut.

Bahkan dalam sehari, ketika bioskop dikawsan itu masih beroperasi, dalam berjualan Bakso Markam dapat menghabiskan mie sebanyak 12 kilogram.

"Tapi kalau soal keuntungan, meski dulu sangat ramai, keuntungan masih sedikit, karena harga bakso masih harga 250 rupiah per mangkok, tidak seperti sekarang Rp 5 ribu permangkok," ujarnya.

Dia juga mengatakan, sekitar tahun 1990 baru keuntungan nya berjualan bakso mulai mengalami peningkatan.

Pada waktu itu, biasanya Markam mendapatkan Omzet penjualan bakso Rp 300 ribu dalam satu minggu.

Kalau sekarang meski kadang tak menentu, tapi alhamdulillah rata-rata saat ini kalau dapat Rp 200 ribu dalam setiap harinya ada,"ungkapnya.

Markam juga sangat bersyukur, pembeli bakso nya sampai saat ini masih banyak yang datang.

Selain pelanggan yang datang dari masyarakat sekitar Talang Ubi, ada juga pelanggan yang datang dari luar daerah yang menyempatkan mampir, membeli bakso dagangan nya sambil mengenang masa- masa bersekolah di kawasan tersebut.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved