Berita Prabumulih

Kisah Sukses Petani Transmigrasi, Kembalikan Denyut Nadi Hampir Mati di Desa Air Talas

Desa Air Talas yang biasa disebut Trans Bali itu merupakan desa dengan penduduk berasal dari warga transmigrasi sejak 1987 dan saat ini ada 350 KK.

Penulis: Edison | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Edison
Khairi Anam Petani Jeruk Sukses di Desa Air Talas Kabupaten Muara Enim yang Membuat Desa Menjadi Sejahtera dan Kawasan Agrowisata. 

Bermodal berani dan pantang menyerah, Khairil Anam berhasil menyelamatkan ratusan bahkan ribuan hektar lahan jeruk para petani di Desa Air Talas Kecamatan Rambang Niru Kabupaten Muaraenim.

Pada 2003 sebanyak ratusan hektar lahan jeruk milik masyarakat didesa tersebut tidak ada buah dan nyaris mati akibat terserang jamur CVPD.

Khairul Anam yang prihatin dan sedih karena lahan jeruk miliknya bersama ratusan warga nyaris mati lalu mengembangkan Agen Hayati Trikodarma.

Khairil memulai dengan berkali-kali belajar untuk menemukan jika harus menanam tanaman yang tahan cuaca ekstrim dan bisa menghasilkan jamur baiknya untuk mengatasi jamur CVPD.

Namun perjuangan Khairil tidak mudah, ia harus merasakan kegagalan hingga 10 kali dalam mengembangkan jamur Trikoderma dan menjadi Agen Hayati.

Jamur CVPD tersebut jika menyerang jeruk akan mati dan jika sudah menyerang maka harus ada kekosongan 9 tahun untuk tidak membudidayakan jeruk agar bisa menanam lagi.

Lalu pada 2011 ada yang uji coba budidaya 3000 tanaman namun hanya bertahan 6 bulan dan jeruk kembali mati lagi. 

Bahkan Khairil sempat menanam 7000-9000 tanaman budidaya jeruk manis syam pejakula namun masih mengalami kendala.

"Puncaknya pada 2019 atau saat covid ada lagu jamur menyerang dan dari 150 hektar jeruk sebanyak 80 persen terserang jamur sehingga petani harus beralih fungsi menanam sawit," ungkap Khairil Anam kepada wartawan.

Kemudian tahun 2019 PT Pertamina EP(PEP) Limau Field masuk ke desa dan memperkenalkan adanya program CSR dan memberi pengajaran kepada para petani, lalu pada tahun 2021 - 2022 mensosialisasikan agen hayati.

Selain pengajaran yang signifikan difasilitasi Pertamina, Khairil terus melakukan uji coba untuk mencari formula agar jeruk tidak lagi terserang virus CVPD. Hingga akhirnya tekat, kerjakeras dan pantang menyerah dari Khairil membuahkan hasil.

"Dengan signifikan Pertamina masuk ke petani dan banyak jamur bisa diatasi sehingga alhamdulillah bertahan di 70 hektare dan komoditi jeruk berangsur membaik. Dulu yang tak ada penghasilan menjadi ada penghasilan," kenang Khairil.

Pertamina juga memberikan bantuan yang diberikan dari bibit berlebel bebas penyakit, sarana prasarana pembuatan agen hayati, pembuatan rumah studi dan mendatangkan narasumber dari IPB dan IGM.

"Akhirnya petani menjadi paham dan tak tertarik menjadi tertatik dengan agen hayati. Lahan yang 85 persen rusak kita beri agen hayati kemudian normal," katanya mengapresiasi Pertamina.

Saat ini kata Khairil ada sekitar 24 orang dengan 12 ribu tanaman atau di lahan 45 hektare sampai 50 hektare yang berhasil bertani jeruk.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved