Pilgub Sumsel 2024

Bahas Pelabuhan Tanjung Carat, Herman Deru dan ESP Adu Pendapat di Debat Pilgub Sumsel 2024

Progres pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat menjadi pembahasan hangat dalam calon gubernur Sumsel Pilkada 2024.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
Debat Pertama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel Tahun 2024 di Ballroom Novotel Palembang, Senin (28/10/2024). Paslon 1, Herman Deru-Cik Ujang (kiri), Paslon 2 Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (tengah), Paslon 3 Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (kanan). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Progres pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat menjadi pembahasan hangat dalam calon gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) yang diadakan di Hotel Novotel Palembang, Senin (28/10/2024) malam. 

Dalam debat ini, calon Gubernur Sumsel nomor urut 1 Herman Deru (HD) menyoroti peran calon gubernur nomor urut 2 Eddy Santana Putra (ESP), saat menjadi anggota Komisi 5 DPR RI untuk memperjuangkan pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat Banyuasin Sumsel. 

HD mempertanyakan mengapa ESP tidak mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang merupakan mitra komisi 5 DPR RI, untuk memberikan perhatian lebih pada proyek Tanjung Carat sehingga bisa turun anggaran dari APBN. 

"Saya kenal baik dengan pak ESP sejak di KNPI. Mengapa Bapak di Komisi 5 tidak mendorong Menhub agar memberi perhatian pada Tanjung Carat? Apa peran Bapak dalam mempercepat progres Tanjung Carat?" tanya Herman Deru.

Mendapat pertanyaan tersebut, ESP menjawab dengan menjelaskan upayanya dalam memperjuangkan anggaran untuk proyek tersebut, sejak 2021 silam. 

"Pada tahun 2021, saya perjuangkan ratusan miliar untuk proyek ini, bahkan ada alokasi sebesar Rp 60 miliar. Namun, justru gubernur mengatakan tidak perlu APBN karena ada investornya, ternyata zonk," ungkap ESP, mengkritik pernyataan HD yang menurutnya terlalu mengandalkan investor.

Menanggapi hal ini, Herman Deru menekankan bahwa debat mengenai hal-hal yang tidak relevan hanya membuang waktu, sebab ada hal perizinan dari kementerian yang harus dilalui. 

"Kalau berdebat soal yang tidak ada dasarnya, percuma. Pembangunan jalan itu menunggu surat pelepasan dari Menteri Kehutanan. Operator dermaga internasional itu tidak boleh dipegang daerah," jelas Herman Deru, menyoroti hambatan birokrasi yang menjadi penghalang utama dalam progres proyek Tanjung Carat.

Debat ini menggarisbawahi perbedaan pandangan antara Herman Deru dan ESP mengenai cara terbaik untuk mempercepat pembangunan proyek strategis di Sumatera Selatan. 

Herman Deru menekankan pentingnya koordinasi dan persetujuan dari pemerintah pusat, sementara ESP menekankan perlunya alokasi anggaran dan perhatian dari Kementerian terkait.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved