Berita Palembang
Guru Disebut OJK Sebagai Profesi yang Paling Banyak Miliki Pinjaman Online, Baik ASN Maupun Honorer
Dengan kemudahan yang diberikan pada pinjaman online (Pinjol), maka banyak masyarakat yang meminjam uang melalui Pinjol.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dengan kemudahan yang diberikan pada pinjaman online (Pinjol), maka banyak masyarakat yang meminjam uang melalui Pinjol.
Bahkan ironisnya, yang banyak melakukan pinjaman online ialah mereka dengan status guru.
"Iya betul, cukup memprihatinkan berdasarkan data yang ada lebih banyak guru yang menggunakan pinjaman online," kata Kepala OJK Provinsi Sumsel dan Bangka Belitung Arifin Susanto SE MSc saat Podcast di Graha Tribun Sumsel beberapa waktu lalu.
Menurutnya, guru itu bisa juga yang ASN, honorer, swasta dan lain-lain.
Kemudian ada juga ibu rumahtangga dan lain-lain.
Untuk itulah pentingnya literasi, dengan literasi yang bagus maka bisa mengelola keuangan yang lebih baik, dan bisa membangun masa depan yang lebih baik.
Berikut wawancara khusus dengan Arifin Susanto.
* Bisa diceritakan tentang OJK dan latar belakang Anda?
Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) adalah yang mengatur, mengawasi dan melindungi jasa keuangan. Saya baru tujuh bulan di wilayah Sumsel Babel ini.
Saya asal Boyolali dan lulusan Universitas 11 Maret, kemudian kuliah di United Kingdom (UK) ambil jurusan internasional banking. Jadi memang background nya ekonomi.
Lalu kembali ke Bank Indonesia dan saat transisi pembentukan OJK saya masuk.
Saya sudah 12 tahun di OJK sebelumnya pengurus SDM selama empat tahun.
* OJK ini punya program khusus untuk membangun perekonomian di daerah-daerah seperti apa gambaran nya?
Karena kami merasa punya gedung yang memadai, maka kita kolaborasi dengan berbagai lembaga terkait, terlebih Pj Gubernur Sumsel suka ngopi maka berawal dari ngopi dan ngobrol kita punya ide yang sama bagaimana membangun perekonomian Sumbagsel khususnya Sumsel yang bagus.
Dari akses keuangan daerah, pengembangan keuangan daerah dan didukung lembaga terkait maka kita buat sekretariat bersama (Sekber), di lantai 4 gedung OJK. Itu bagus untuk mengorkestrasi semua pemangku kepentingan di Sumsel agar bagus.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel itu bagus, terbaik kedua di Sumatera. Lalu komoditas Sumsel ini juga banyak selain batubara, karet, sawit ada juga kopi. Sumsel penghasil kopi terbesar secara nasional selama 15 tahun, tapi namanya jarang terdengar malahan provinsi lain seperti Lampung yang dikenal.
Kita ada lahan banyak, petani luar biasa kopi yang dikenal ada OKU Selatan, Lahat, Pagaralam seperti kopi semendo itu uda mendunia. Tapi karena diekspor dari Lampung, tidak masuk Sumsel.
Maka kita akan ada program strategis dan mudah-mudahan akhir tahun ini bisa dijalankan. Pj Gubernur Sumsel menginisiasi itu, agar Sumsel bisa ekspor langsung ke internasional. Termasuk fokus perluasan literasi keuangan.
Baca juga: Kisah Sulfiana Syok Tiba-tiba Ditagih Penagih Utang, KTP Ternyata Dipakai Ketua Koperasi Pinjol
Baca juga: Ibu Bocah Cilegon yang Dibunuh 5 Tersangka Curhat Soal Utang 5 Tahun Tak Dibayar & Pinjam Pinjol
* Akses keuangan seperti apa?
Akses keuangan daerah itu intinya bagaimana memberikan pemahaman, pengetahuan, dan edukasi pada masyarakat. Karena sekarang ini lebih banyak digitalisasi. Hanya jarang yang memahami hak dan kewajibannya.
Misal punya kartu kredit, tanda tangan saja, padahal punya kewajiban. Kemudian pinjam online, kurang pemahaman. Maka diperluas akses keuangan, termasuk ke petani-petani yang ada.
Sebab petani-petani ini masih ada yang belum punya rekening, jadi terimanya tunai semua. Misal 1 hektare kopi bisa 3-4 ton, itu dibayar tunai. Mereka tidak akses keuangan, dan tidak bisa terkelola dengan baik. Akibatnya karena tidak ada akses keuangan, yang diuntungkan pengepul atau tokenya saja. Bahkan mereka transaksinya besar bisa Rp 1,2 Miliar di satu pengepul. Padahal dengan memberikan akses keuangan jadi bankable.
* Bagaimana seorang pekerja menilai secara finansial dinilai sehat?
Banyak gen z, mungkin karena lifestyle atau terpengaruh gaya hidup jadi kurang bisa mengelola keuangan secara bagus. Di Sumsel dari data yang ada di kami, tingkat inklusi atau pengunaan atm, mobile banking, icomers dan lain-lain sudah bagus.
Hanya saja literasinya yang masih cukup rendah baru 50 persen, itu masih rendah. Artinya sebagaian besar masyarakat kita mengunakan alat pembayaran atau keuangannya, tapi kurang paham hak dan kewajibannya. Lalu akibatnya tidak bijak dalam pengunaannya.
Kemudian, mengelola keuangan yang bagus seperti apa? Logikanya konsumsi 50 persen, 30 persen untuk hutang atau cicilan dan sisanya untuk investasi dan menabung. Maksimal aman kesehatan keuangan cicilan 30 persen dari pendapatan kita karena 50 persenya konsumsi, makan, kebutuhan sehari-hari dan lain-lain.
Pesannya kalau mau hutang, hutanglah untuk yang produktif, dan jangan lupa sisihkan 20 persennya untuk investasi, dana darurat, sedekah dan lain-lain. Kalau yang masih singel dana darurat idealnya 6x dari pengeluaran kita dan kalau sudah menikah 9-12x.
Di Sumsel pinjaman online cukup banyak. Pinjaman online ada legal dan ilegal dan di Sumsel banyak ilegal. Maka ada tiga tips pinjaman online itu legal atau ilegal pertama aspek legalitasnya seperti berijin dan diawasi OJK. Lalu kedua, untuk bunga kalau legal itu dibatasi, kalau ilegal bunganya tinggi. Kemudian ketiga penagihannya ada ancaman, tidak pakai name tag dan tidak ada jam kerja itu tidak legal.
Apakah kita boleh pinjam? Boleh, tapi usahakan untuk produktif misal modal, pendidikan, dan lain-lain. Sebisa mungkin cicilan tercover dan jangan meminjam yang sifatnya konsumtif.
Di Sumsel yang pinjam secara online itu sekitar Rp 1,4 triliun. Maka kita imbau kepada masyarakat kalau pinjam sesuai kebutuhan, dan kemampuan. Lihat juga profil risikonya misal apakah punya kemampuan untuk membayarnya. Jangan tutup lubang gali lobang.
* Untuk Rp 1,4 triliun itu legal apa ilegal?
Legal, kalau ilegal kita tidak bisa mendeteksi. Banyak masyarakat butuh mendesak langsung pinjam karena kemudahan yang diberikan, pakai handphone saja sudah bisa pinjam. Jadi kadang-kadang kurang mempertimbangkan risikonya.
Kemudian ada kecenderungan di Sumsel ini mengenal tiga rangkai mata setan, maksudnya kalau meminjam yang nggak perlu biasanya yang ilegal. Kalau ilegal digunakan untuk hal-hal yang tidak jelas atau ilegal juga.
* Soal literasi keuangan seperti apa, jeratan Pinjol dan kabarnya guru itu banyak pinjam?
Iya betul, cukup memprihatinkan berdasarkan data yang ada lebih banyak dan besar pinjaman online itu guru. Guru itu bisa juga yang ASN, honorer, swasta dan lain-lain. Kemudian ada juga ibu rumahtangga dan lain-lain. Untuk itulah pentingnya literasi, dengan literasi yang bagus kita bisa mengelola keuangan yang lebih baik, terhindar dari yang ilegal dan bisa membangun masa depan yang lebih terukur dan baik.
Kalau utangnya lebih besar dari pada pendapatan maka itu tidak baik. Lalu hindari masalah keuangan termasuk pinjaman ilegal. Seperti halnya judi, didesain yang menarik.
Bagaimana membangun masa depan dengan literasi yang baik itu masih kurang akibatnya nggak biasa menabung. Padahal budaya memang sebaiknya ditanam sejak dini.
* Bagaimana kalau mau cek Pinjol legal atau ilegal?
Kita punya website bisa juga melalui call center di 157 atau 081 157 157 157 WhatsApp. Kalau ada masalah, bisa di retur, negosiasi dan lain-lain itu untuk yang legal.
* Kalau sudah terjerat Pinjol seperti apa?
Prinsipnya hutang harus dibayar. Lalu langsung ke yang meminjam kalau punya itikad baik, kalau nggak sanggup minta jangka waktu pelunasan dan komit melunasi.
* Bagi yang mau mengakses lembaga keuangan dimana?
Salah satu pr OJK banyak lembaga ilegal menawarkan investasi, seperti di Sumsel ini baru-baru ini menawarkan kerja paru waktu tapi harus bayar dulu. Bahkan hampir terkumpul Rp 6 milar dan kabur.
Tipsnya dua L, liat legalitasnya dan cek dulu tempatnya secara langsung. Kemudian logic nggak, misal investasi sekian hasilnya imbalan sekian. Karena itu banyak yang ke tipu. Kadang logic terabaikan karena kurangnya literasi dan tergiur.
* Kalau menghadapi tawaran investasi dan iming-iming menarik maka harus curiga?
Ia , cek dulu. High risk high rituren.
Kalau ada yang menghubungi tidak dikenal blok and report kalau ada yang nomor-nomor tidak jelas, biar kapok. Kalau hanya di blok tidak ada efek jerah, tapi blok dan report itu akan masuk juga ke kami. Karena mereka ada iseng-iseng dari sekian banyak orang ada saja yang tergiur.
* Bagaimana pentingnya literasi keuangan sejak dini?
Karena dengan perencanaan yang bagus maka hasilnya akan bagus. Kalau keuangan sudah di protec sejak dini, atau perencanaan keuangan dibuat maka masa depan akan baik.
Apalagi sudah banyak aplikasi-aplikasi yang bisa menghitungkan finansial kita dan itu banyak yang gratis. Intinya perencanaan harus dilakukan dengan bagus, mana yang kebutuhan dan keinginan. Kalau keinginan pastinya mau yang macam-macam.
20 persen investasi maka penting untuk yang bagus dan menguntungkan tapi harus paham risikonya. Misal Rp 2 juta per bulan diinvestasikan harus memahami misal bisa beli emas, saham, reksadana, properti yang cicilan dan lain-lain.
Lalu bandingkan produk satu dan lainnya, mana risikonya yang bagus. Kemudian pantau dan evaluasi, kalau tidak cocok bisa diganti investasinya.
Jadi lakukan perencanaan, pilih produk keuangan yang bagus dan pahami risikonya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Pangdam II/Sriwijaya Olaharga Bersama Media, Pererat Tali Silaturahmi |
![]() |
---|
Stok Tidak Memadai, Palembang Butuh 200 Kantong Darah Setiap Hari |
![]() |
---|
Lokasi Operasi Pasar Murah di Palembang 23-24 September 2025, Digelar untuk Jaga Harga Tetap Stabil |
![]() |
---|
Ratu Dewa Wanti-wanti Jajarannya di Pemkot Palembang Tak Pungli, Jika Terbukti Langsung Proses |
![]() |
---|
Harga Ayam Potong di Palembang Naik Jadi Rp37 Ribu/Kg, Tinggi Permintaan untuk MBG Ikut Mempengaruhi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.