OPINI

Literasi Keuangan Penting Bagi Generasi Z dan Alpha 

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi muda saat ini adalah keinginan untuk selalu mengikuti tren terbaru. 

Editor: Weni Wahyuny
Koleksi Dasmadi
Ketua STIE APRIN Palembang Dr. H. Dasmadi, S.E., M.M 

Oleh: Dr. H. Dasmadi, S.E., M.M
(Ketua STIE APRIN Palembang)

TRIBUNSUMSEL.COM - Di era digital saat ini, Generasi Z dan Alpha menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam mengelola keuangan mereka. 

Dengan akses yang sangat mudah ke berbagai informasi dan produk keuangan, serta pengaruh media sosial yang besar, pentingnya literasi keuangan menjadi semakin krusial. 

Literasi keuangan yang baik tidak hanya berdampak pada kesehatan finansial individu, tetapi juga dapat membantu generasi muda menghindari gaya hidup yang tidak sehat, seperti yang dipicu oleh fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once).

Literasi keuangan mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan, termasuk pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan. 

Pengetahuan ini membantu individu membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana mereka menghabiskan, menyimpan, dan menginvestasikan uang mereka. 

Bagi Generasi Z dan Alpha, yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan penetrasi media sosial yang tinggi, pemahaman ini sangat penting untuk menghindari jebakan gaya hidup yang tidak sehat.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi muda saat ini adalah keinginan untuk selalu mengikuti tren terbaru. 

Media sosial sering kali memperlihatkan gaya hidup glamor yang dapat menimbulkan perasaan cemas jika tidak ikut serta.

Hal ini mendorong banyak orang untuk melakukan pengeluaran impulsif demi memenuhi standar yang tidak realistis. 

Fenomena FOMO, atau ketakutan untuk ketinggalan, mengakibatkan individu merasa tertekan untuk menghabiskan uang agar dapat berpartisipasi dalam tren yang tampaknya menyenangkan. 

Sementara itu, sikap YOLO membuat orang merasa bahwa mereka hanya hidup sekali, sehingga penting untuk menikmati hidup tanpa memikirkan konsekuensi keuangan di masa depan.

Pola pikir ini berpotensi berkontribusi pada masalah kesehatan finansial yang serius, seperti utang yang tidak terkelola, pengeluaran berlebihan, dan kurangnya tabungan. 

Ketika Generasi Z dan Alpha merasa tertekan untuk menghabiskan uang demi menjaga citra atau mengikuti tren, mereka berisiko jatuh ke dalam siklus pengeluaran yang tidak sehat. 

Kebiasaan ini dapat mengakibatkan masalah yang lebih besar di masa depan, termasuk kesulitan dalam membayar biaya pendidikan, pembelian rumah, dan kebutuhan dasar lainnya.

Membangun literasi keuangan yang baik membantu generasi muda memahami pentingnya kesehatan keuangan. 

Dengan pemahaman yang kuat tentang konsep dasar seperti anggaran, tabungan, dan investasi, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan terencana. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan keamanan finansial mereka tetapi juga membantu mereka menghindari gaya hidup yang berisiko. 

Sebagai contoh, dengan mengatur anggaran, mereka bisa menentukan batas pengeluaran untuk hiburan atau barang-barang yang tidak penting. 

Dengan demikian, mereka tidak hanya menghindari utang tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki dana untuk kebutuhan yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan investasi masa depan.

Pendidikan literasi keuangan harus dimulai sejak usia dini. 

Sekolah dan orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan dasar tentang pengelolaan uang. 

Program-program edukasi yang mengajarkan konsep-konsep keuangan sederhana dapat membantu anak-anak dan remaja memahami bagaimana uang bekerja dan pentingnya mengelola keuangan mereka dengan bijak. 

Dalam lingkungan keluarga, diskusi tentang keuangan dapat membantu anak-anak merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam berbicara tentang uang, sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman orang tua mereka.

Generasi muda dapat membangun kebiasaan sehat dalam pengelolaan keuangan dengan mengadopsi pendekatan yang proaktif. 

Selain membuat anggaran, penting juga untuk menabung secara teratur. 

Mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk tabungan, bahkan jika jumlahnya kecil, dapat membantu membangun dana darurat dan meningkatkan keamanan finansial. 

Memiliki dana darurat yang cukup dapat memberikan ketenangan pikiran dan membantu mereka menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendesak.

Investasi juga merupakan aspek penting dalam literasi keuangan. 

Dengan memahami dasar-dasar investasi, generasi muda dapat memanfaatkan waktu dan bunga majemuk untuk membangun kekayaan di masa depan. 

Memulai investasi sejak dini dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang signifikan. 

Selain itu, mengenalkan konsep investasi kepada generasi muda dapat membantu mereka mengembangkan pola pikir yang lebih cerdas dan strategis mengenai pengelolaan keuangan mereka.

Pengeluaran impulsif sering kali menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Generasi Z dan Alpha

Media sosial dan iklan yang agresif dapat menciptakan dorongan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. 

Penting bagi individu untuk mengembangkan kesadaran diri dan bertanya pada diri sendiri apakah suatu pembelian benar-benar diperlukan atau hanya didorong oleh keinginan untuk mengikuti tren. 

Mengambil waktu sejenak sebelum membuat keputusan pembelian dapat membantu mereka membuat pilihan yang lebih baik dan lebih sadar.

Literasi keuangan juga berkaitan dengan mentalitas terhadap uang. 

Mengubah cara berpikir tentang keuangan dapat membantu generasi muda melihat uang bukan sebagai alat untuk memenuhi keinginan sesaat, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. 

Memiliki tujuan keuangan yang jelas, seperti menabung untuk pendidikan, membeli rumah, atau mempersiapkan pensiun, dapat memberikan motivasi yang kuat untuk mengelola keuangan dengan bijak.

Dalam konteks yang lebih luas, peningkatan literasi keuangan di kalangan Generasi Z dan Alpha tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. 

Ketika generasi muda memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola keuangan mereka dengan baik, mereka cenderung lebih berkontribusi positif pada perekonomian. 

Hal ini dapat mengurangi ketidakstabilan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di sisi lain, ada tanggung jawab bagi penyedia layanan keuangan untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang mereka tawarkan sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman generasi muda. 

Masyarakat juga perlu mengadvokasi kebijakan yang mendukung pendidikan literasi keuangan di sekolah-sekolah dan komunitas. 

Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberi perhatian pada pentingnya literasi keuangan, kita dapat membantu generasi muda mencapai tujuan keuangan mereka dan menghindari jebakan gaya hidup yang tidak sehat.

Di tengah tantangan dan peluang yang ada, penting bagi Generasi Z dan Alpha untuk memahami literasi keuangan sebagai bagian penting dari hidup mereka. 

Dengan meningkatkan pemahaman mereka tentang keuangan dan mengambil langkah proaktif untuk mengelola uang, mereka tidak hanya akan meningkatkan kesehatan finansial mereka tetapi juga dapat menghindari gaya hidup yang tidak sehat yang dipicu oleh fenomena FOMO dan YOLO. 

Melalui pendidikan dan kesadaran, mereka dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas. 

Saat kita melangkah maju, mari kita bersama-sama mengedukasi generasi muda tentang pentingnya literasi keuangan dan membantu mereka untuk menjadi individu yang lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved