Berita Travel

Legenda Desa Tanah Priuk Musi Rawas, Pertarungan Saudara Ipar Bering Kecik VS Depati Jalak Rogong

Desa Tanah Periuk, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan memiliki sejarah yang menarik diketahui oleh masyarakat.

|
Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Disbudpar Musi Rawas
Makam keramat Jago Pati di Desa Tanah Priuk Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas. 

Pada saat Kedemong mandi, bambu tersebut berputar-putar mengelilingi Kademong, merasa heran dan penasaran maka buluh tersebut diambilnya dan di dalam buluh tersebut terdapat surat.

Setelah membaca surat dari kakaknya itu Kademong merasa sangat sedih yang manakah yang harus dia pilih keduanya merupakan orang yang sangat disayanginya seperti kata pepatah.

Bering Kecik yang sangat mencintai istrinya, menceritakan kelemahannya, nyawanya dititipkan di padang rumput antara Ulak Kebur Tanjung Kemoneng dengan Lubuk Kupang pada Sebatang alang-alang merah yang tumbuh di batu, untuk dapat membunuhnya, maka ambil Bemban Burung pancung sekali dan dicolek (Jejalkan) dengan kotoran ayam (Tai ayam ) setelah itu baru ditikamkan pada alang-alang merah tumbuh di batu yang bergoyang walaupun tidak ada angin. 

Setelah mendapat cerita suaminya, Kademong memberitahukannya ke Jalak Rogong. 

Setelah itu, keesokan harinya perang pun berlanjut, Depati Jalak Rogong menjalankan pesan adiknya, benar saja terdengar pekik kematian dari Bering Kecik

Namun, yang terdengar suaranya saja, sedangkan jasad kasarnya tidak diketahui tempatnya.

Dalam pekiknya Bering Kecik bersumpah bahwa:

1. Rahasia suami jangan semuanya diungkapkan. 

2. Apabila diantara orang yang berasal dari Ulak Kebur Tanjung Kemoneng beristrikan atau bersuamikan orang Lubuk Kupang, maka hidupnya tidak akan selamat. 

Beberapa tahun kemudian, Depati Jalak Rogong meninggal dunia, maka keadaan Desa Ulak Kebur Tanjung Kemoneng tidak aman lagi. 

Konon kabarnya hantu-hantu selalu bergentayangan mengganggu penduduk, maka penduduk desa pindah atau mengungsi ke sebelah utara desa yang sekarang merupakan Desa Tanah Periuk (Lubuk Mati) di aliran sungai kelingi yang terletak di sebelah timur Siring agung. 

Namun pada tempat pemukiman yang baru tidak aman pula. Kemudian mereka pindah lagi ke arah selatan untuk mencari tempat pemukiman baru.

Tidak beberapa lama, mereka berjalan ke arah selatan diantara rombongan, ada yang menemukan tanah liat putih yang bisa dibuat periuk dan alat-alat rumah tangga lainnya.

Setelah diuji coba ternyata memang benar tanah liat putih tersebut bahan untuk dibuat periuk. 

Dari penemuan itu semua rombongan sepakat menetap di sana, maka desa yang ditempati itu disebut atau dinamakan Desa Tanah Periuk sampai dengan sekarang. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved