Berita Viral

Cerita Orangtua APH, Bocah yang Tewas Dibunuh Dengan Wajah Dilakban, Kenang Pesan Terakhir Putrinya

Hal tersebut disampaikan Orangtua APH saat dikunjungi Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara di rumah sakit, melansir dari Tribunnewsbogor.com,

|
Editor: Moch Krisna
Tiktok Matarakyatsumbar
Orangtua APH Kenang Pesan Terakhir Putrinya Sebelum Hilang dan Ditemukan Tewas Wajah Dilakban 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Orangtua APH Bocah tewas dibunuh 5 orang di Cilegon sempat kenang pesan terakhir putrinya.

Hal tersebut disampaikan Orangtua APH saat dikunjungi Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara di rumah sakit, melansir dari Tribunnewsbogor.com, Selasa (24/9/2024).

Momen kedatangan Kapolres tersebut terjadi saat ibu APH baru saja selesai melahirkan.

Sang ayah bercerita sebelum dilaporkan hilang Aqila sempat menitip pesan untuk calon adiknya.

"Senin tuh masih 'dedek kapan keluar kakak nungguin sama dedek'," kata Andre sambil menangis.

Sayangnya Aqila kemudian diculik dan jasadnya ditemukan di Pantai Cihara.

Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah APH Asal Cilegon, Ditemukan Tewas Wajah Dilakban
Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah APH Asal Cilegon, Ditemukan Tewas Wajah Dilakban (Kolase/Tribunsumsel.com)

Sang ibu mengaku sempat mendapat ancaman-ancama.

"Feeling seorang ibu, pernah dapat ancaman-ancaman gitu," katanya.

Dia pun meminta agar 5 tersangka keji ini dihukum mati.

"Saya minta kalau sudah ketemu pelaku saya minta dihukum mati, saya gak terima anak saya, dia gak salah apa-apa. kelakuannya bejat banget," katanya.

Ia mengaku tak terima atas tindakan pelaku terhadap anaknya.

"Saya ikhlas anak saya kalau Allah lebih sayang, tapi saya gak ikhlas cara orang itu ke anak saya," katanya.

5 Tersangka Ditangkap

Sementara itu, awal mula kekejaman lima tersangka culik dan bunuh APH (5), bocah yang ditemukan tewas di Cilegon dikuak.

Kelima tersangka di antaranya tiga perempuan bernama Saenah (38), Emi (23), Rahmi (38), dan dua pria Ujang (22) dan Yayah (32).

Tiga orang tersangka Rahmi, Saenah, dan Emi, merupakan pelaku utama dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap korban APH.

Dari tiga tersangka itu, Saenah alias SA diketahui merupakan otak dari kasus pembunuhan itu.

Sementara dua tersangka pria, Yayah dan Ujang berperan ikut serta membantu dalam kasus pembunuhan tersebut.

Adapun kejadian berawal dari Rahmi dan Saenah sudah merencanakan untuk menghabisi nyawa ibu korban inisial AM karena masalah hutang, sakit hati, dan asmara.  

 Namun, dua hari sebelum penculikan, 15 September 2024, keduanya mengubah target dengan memilih putri AM inisial APH.
     
Akhirnya, pada Selasa (17/9/2024) siang tiga pelaku RH, SA, dan EM melancarkan aksinya menculik korban disaat kamar kontrakan di Lingkungan Ciwaduk, Kota Cilegon, dalam kondisi sepi.

Hilangnya korban ternyata diambil Saenah dan Emi yang telah mengintai sejak kedua orangtua korban keluar rumah. 

Keduanya menyekap korban di sebuah kamar kontrakan yang dijadikan gudang oleh RH, dengan jarak sekitar 5 langkah dari kamar kontrakan korban. 

Gudang itu dijadikan tempat eksekusi APH hingga tak sadarkan diri, dan selanjutnya melilit wajah korban dengan lakban.

"Jadi lokasi eksekusinya itu mereka membunuh korban ini itu sebelahan kamar, jadi posisinya itu kontrakan kamar-kamar, itu sebelahnya hanya sebelahan," kata Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson Samula kepada wartawan di Mapolres Cilegon, Senin (23/9/2024). Dikutip dari Kompas.com 

"Mungkin jaraknya hanya 5 langkah dari kamar korban ke tempat yang sekarang dipakai gudang," sambung Hardi.

Pada saat di gudang, korban melawan dengan berteriak dan menggigit pelaku.

Agar tak berteriak, mulut korban dibekap dengan ditutup pakai tangan, lalu dilakban dalam kondisi sudah tak sadarkan diri. 

"Akhirnya (korban) ditutup menggunakan lakban di mulut," kata Hardi. 

Tak hanya membekap, SA dan EM juga sempat menduduki tubuh korban dan tersangka EM memukul pundak korban dengan besi.

Dalam kondisi tak sadarkan diri, kedua tersangka sempat menyimpan tubuh korban dalam kontainer plastik, lalu dipindahkan ke tas ransel untuk dibawa. 

Tas ransel tersebut dibawa tersangka SA ke wilayah Kramatwatu, Kabupaten Serang. Sedangkan EM kabur ke wilayah Kabupaten Pandeglang. 

Pada 18 September, tersangka SA dan RH sempat mencari tempat pembuangan namun tak diputuskan.

Nyaris Bakar Jasad Korban 

Lebih lanjut, Hardi menyampaikan, saat itu tersangka memiliki ide untuk membakar jasad korban atau menguburkannya. 

Ide tersebut tak disepakati sehingga diputuskan membawa jasad ke wilayah Pandeglang, tepatnya ke rumah tersangka UH dan YH. 

"Mereka meminta tolong (UH dan YH) mencari jurang untuk dibuang, sempat diusulkan dikuburkan tapi mereka takut, mereka akhirnya bersama-sama ke arah Lebak untuk membuang di jembatan dekat pantai," kata Hardi.

Akhirnya, RH, SA, UH, dan YS kembali ke Pandeglang, dan memerintahkan kedua tersangka laki-laki menghilangkan barang bukti tas ransel dengan cara dibakar. 

Hasil pemeriksaan, lanjut Hardi, tersangka EM dijanjikan diberi uang imbalan Rp 50 juta oleh SA dan RH, dan tersangka UH dan YH masing-masing diberi Rp 100.000. 

"UB dan YH atas perintah SA dan RH membantu pelaku untuk membuang mayat korban dengan imbalan masing masing sebesar Rp 100.000," jelasnya.

Motif Pelaku

Adapun motif sebenarnya lima tersangka pelaku penculikan dan pembunuhan APH (5) bocah berusia 5 tahun di Cilegon.

Ternyata tidak hanya soal utang piutang kepada ibu korban.

Adapun, kelima tersangka tersebut terdiri dari tiga wanita dewasa bernama, Saenah, Rahmi, dan Emi.

Sementara, dua tersangka lainnya melibatkan pria bernama Yayan dan Ujang.

Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson Samula mengatakan dari tiga tersangka itu, Saenah yang merupakan otak dari kasus pembunuhan APH.

Hardi menuturkan bahwa adanya motif dendam lantaran ibu korban kerap memarahi anak pelaku.

"Motif pelaku seperti yang tadi kita sampaikan, yang pertama masalah utang piutang (pinjol), 

kemudian adanya dia merasa dendam kepada ibu korban yang menurut pengakuan dia, ibu korban sering memarahi dan membentak anaknya," ujar Hardi setelah konferensi pers, dilansir dari Instagram @kabar_banten, Senin, (23/9/2024).

Selain itu, Hadi mengatakan bahwa motif lain pembunuhan tersebut adanya kecemburuan dan penyimpangan seksual antara pelaku.

"Dan yang satu lagi adanya penyimpangan seksual hubungan sesama jenis si SA sama RH," ujarnya.

Hadi menyebut pelaku mengenal keluarga korban karena dahulu pernah bertetangga di Lingkungan Ciwaduk, Kota Cilegon.

Meski sudah tidak bertetangga, pelaku masih menjalin komunikasi dengan ibu korban.

(*)

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved