Pembunuhan Bocah di Cilegon

Motif Pembunuhan Bocah di Cilegon Ditemukan dengan Wajah Dilakban, Soal Utang Piutang Ibu Korban 

Terungkap motif lima tersangka tega membunuh APH (5) bocah di Cilegon, polisi sebut soal utang piutang ibu korban.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
(Sumber: Kompas TV)
Polisi menangkap lima tersangka penculik dan pembunuh APH (5) yang jasadnya ditemukan dalam kondisi wajah terlilit lakban, Sabtu (21/9/2024) 

TRIBUNSUMSEL.COM - APH (5), ditemukan tewas dalam kondisi wajah terlilit lakban di Pantai Cihara, Lebak, Banten, pada Kamis (19/9/2024) pagi.

Polisi telah menangkap lima tersangka penculik dan pembunuh APH (5).

Adapun salah satu tersangka diduga merupakan sahabat dekat ibu korban.

APH dibunuh di salah satu gudang di rumah kontrakan.

Tiga pelaku yang ditangkap bernama Saenah, Rahmi, dan Emi yang merupakan perempuan.

Salah satu dari mereka dulunya pernah bertetangga di Lingkungan Ciwaduk, Kota Cilegon.  

Sementara dua lainnya YA dan UJ merupakan pria.

"Terkait dengan perkara penemuan mayat anak perempuan yang dilakban, benar kami membenarkan bahwa sampai saat ini, sampai tadi malam, kami sudah mengamankan lima orang tersangka, baik itu tersangka yang langsung mengeksekusi anak tersebut, atau yang membantu sampai dengan pembuangan ke lokasi di Lebak," kata Kasatreskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson Samula, dalam Kompas Petang, Minggu (22/9/2024). Dikutip dari Kompas.com

Lima pelaku ditangkap petugas gabungan di wilayah Cilegon dan Pandeglang pada Sabtu (21/9).

Baca juga: Kejamnya 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah Cilegon Wajah Dilakban, Gigi Korban Sampai Rontok

Adapun motif penculikan dan pembunuhan bocah 5 tahun tersebut karena hutang piutang dengan ibu korban.

Diketahui ibu korban berprofesi sebagai penjual barang-barang dengan sistem cicil atau kredit.

Sakit hati karena ditagih, kedua tersangka akhirnya merencanakan penculikan dan pembunuhan kepada anak perempuan korban.

"Salah satunya seperti itu, terkait masalah hutang piutang," kata Hardi.

Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah APH Asal Cilegon, Ditemukan Tewas Wajah Dilakban
Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah APH Asal Cilegon, Ditemukan Tewas Wajah Dilakban (kolase/Youtube Tribunsumsel)

Kemudian kedua tersangka Saenah dan Rahmi meminta bantuan wanita bernama Emi dengan iming-iming uang Rp50 juta untuk menghabisi nyawa korban.

Ketiganya kemudian menculik korban dari rumah menuju sebuah gudang. 

Para tersangka menutup mulut korban menggunakan lakban kemudian dimasukan dalam tas untuk dibuang.

Untuk menghapus jejak kejahatan, tersangka meminta tolong dua pria bernama Yayan dan Ujang untuk membuang korban.

Baca juga: Sosok 5 Tersangka Penculik dan Pembunuh Bocah Cilegon Wajah Dilakban, Ada Berperan Jadi Eksekutor

Pengakuan Salah Satu Tersangka

Sementara, Emi, satu tersangka ditangkap sempat diinterogasi polisi.
 
Tim gabungan dari Jatanras Polda Banten, Polres Cilegon dan Polsek Lebak menanyakan sejumlah hal terhadap pelaku.

Dilansir Tribunjakarta.com, dalam video terlihat pelaku menggunakan kaos biru.

Ia duduk di kursi paling belakang diduga hendak dibawa ke kantor polisi.

Di perjalanan, emak-emak tersebut diintrogasi polisi.

"Pernah punya anak gak? Pernah punya anak gak kamu?!!!!" teriak petugas polisi yang geram dengan aksi biadab pelaku.

Terduga pelaku tak menjawab apapun hanya mengangguk dan melihat ke bawah.

"Gak punya hati! Gimana kalau anak kamu yang begitu? Se*an kamu!" sambung petugas.

"Lu pakein lakban? Apa yang lu lakban? Apa yang lu tempeleng?" kata petugas lagi.

"Giginya sampai rontok lu apain? Lu apain?" teriak petugas lagi.

Pelakunya hanya sedikit bicara dengan suara yang pelan.

Polisi tak berhenti mengintrogasi pelaku.

"Kamu dasarnya apa sih? Siapa yang nyuruh?"

"Yang nyuruh siapa, sebutin namanya, alasannya apa?" tanya polisi.

"Saenah," jawab si pelaku. 

"Katanya tuh punya utang," kata pelaku.

"Berapa hutangnya," tanya polisi lagi.

"Rp 150 juta," jawabnya pelaku.

"Kamu diupah atau gimana, kok mau," tanya polisi.

"Dijanjiin sama si rahmi, dikasih Rp 50 Juta," tutur pelaku.

Keluarga Korban Sempat Diteror Orang Tak Dikenal

Sejak menjadi rentenir, keluarga APH kerap mendapatkan teror dan ancaman berupa penculikan dan pembunuhan dari orang tak dikenal (OTK).

Aksi pengancaman dilakukan melalui pesan WhatsApp (WA) sebanyak 4 kali sejak satu bulan lalu. 

Hal itu disampaikan Hanifah, warga setempat yang mengaku mengetahui sedikit informasi dari Amelia yang merupakan ibu dari korban.

"Sebelum Aqila hilang, mamah Aqila (Amelia,-red) sempet cerita ada yang menerornya sekitar sebulan sebelum penculikan," ujarnya kepada TribunBanten.com saat ditemui di rumah korban, Kamis (19/9/2024).

Saat itu, kata dia, Amelia bercerita kepadanya melalui sambungan telepon.

Bahwasanya keluarnya tengah diteror oleh orang tak dikenal melalui pesan WhatsApp.

"Ancamannya lewat whatsapp, katanya mau nyulik Aqila mau cacatin (melukai keluarga korban,-red) ibu sama bapak Aqila" jelasnya.

Hanifah menyebut, ancaman itu diduga dikirim oleh salah satu pelanggan dari Amelia.

Di mana Amelia yang diketahui memiliki usaha kredit barang, sebelumnya telah menagih utang ke salah satu pelanggannya.

"Kayanya sih masalah hutang piutang HP. Mamah Aqila kan sering hutangin barang, istilahnya kredit barang," katannya.

"Diduga yang ngirim pesan ancaman ini, mungkin sakit hati," imbuhnya.

Namun, kata Hanifah, yang mengirim pesan whatsapp bukan lah orang yang terduga pelaku.

Melainkan orang lain, yang diduga menjadi suruhan dari si terduga pelaku.

"Soalnya pas ditanya, dianya (terduga pelaku,-red) enggak ngaku kalo ngancem, tapi mamah Aqila bilangnya enggak punya masalah lain selain itu," katanya.

Diakui Hanifah, masalah teror dan ancaman itu bahkan sempat dilaporkan keluarga korban ke pihak kepolisian.

Meski sudah menyampaikan sejumlah bukti, kata dia, namun belum ada tanggapan dari pihak kepolisian.

"Masalah ancaman itu sudah lapor ke polisi, cuma enggak ada tanggapan sampai si korban hilang," ungkapnya.

Setelah keluarga korban melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.

Ancaman dan teror yang sering diterima keluarga korban sempat meredam.

"Setelah itu udah enggak ada kabar lagi tuh, enggak ada yang neror lagi. Terakhir sampai si Aqila ini hilang," jelasnya.

Meski demikian, Hanifah mengaku hanya mendapatkan informasi sedikit dari Amelia ibu dari korban.

Namun ia mengaku sedih dan merasa berduka atas kehilangan Aqila.

"Korban ini orangnya baik, ceria, mamahnya juga baik, sering ajak main sama Aqila di sekitar sini," tandasnya.

Kronologi Ditemukan

Mayat seorang bocah perempuan berusia lima tahun ditemukan di pesisir pantai Cihara di Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (19/9/2024) pagi.

Belakangan diketahui, mayat tersebut merupakan bocah warga Cilegon yang sebelumnya dilaporkan hilang berinisial APH selama dua hari.

Saat ditemukan, mayat APH sudah dalam keadaan luka lebam di sejumlah bagian tubuh dan wajah tertutup lakban.

Mayat ditemukan tergeletak di batu dengan ciri-ciri memakai baju biru bergambar karakter donald bebek. 

Di media sosial beredar narasi, korban diculik karena pelaku memiliki dendam kepada ayah APH.


Mengutip TribunBanten.com, orang tua korban juga sempat mendapatkan teror dan ancaman dari Orang Tak Dikenal (OTK).

Teror tersebut didapatkan pihak keluarga korban sebulan sebelum kejadian.

Hal tersebut disampaikan oleh Hanifah, tetangga korban.

"Sebelum APH hilang, mamah APH (yang bernama Amelia) sempat cerita ada yang menerornya sekitar sebulan sebelum penculikan," ujar Hanifah.

Kala itu, lanjut Hanifah, Amelia bercerita kepadanya bahwa teror tersebut didapatkan melalui pesan di WhatsApp.

"Ancamannya lewat whatsapp, katanya mau nyulik APH mau cacatin (melukai keluarga korban) ibu sama bapak APH," jelasnya. 

Hanifah menambahkan, ancaman tersebut diduga dikirim oleh salah satu pelanggan dari Amelia.

Amelia sendiri memiliki usaha kredit barang dan sebelumnya telah menagih utang ke salah satu pelanggannya.

"Kayaknya sih masalah hutang piutang HP,"

"Mamah APH kan sering hutangi barang, istilahnya kredit barang," katanya. 

Diduga, pengirim ancaman tersebut sakit hati terhadap keluarga korban.

Namun, kata Hanifah, yang mengirim pesan whatsapp bukan lah orang yang terduga pelaku. 

Diduga pengirim pesan tersebut adalah suruhan dari pelaku.

"Soalnya pas ditanya, dianya (terduga pelaku) nggak ngaku kalo ngancem, tapi mamah APH bilangnya nggak punya masalah lain selain itu," katanya. 

Keluarga korban juga sudah melaporkan pengancaman tersebut ke kepolisian, namun belum ada tanggapan dari pihak berwajib.

"Masalah ancaman itu sudah lapor ke polisi, cuma nggak ada tanggapan sampai si korban hilang," ungkapnya. 

Sebelum ditemukan tewas, korban APH dikabarkan hilang di kamar kontrakannya.

Hal tersebut disampaikan oleh Arif, tetangga korban.

Korban hilang pada Selasa (17/9/2024) lalu saat sedang sendirian di rumahnya.

"Kejadian sekitar jam 1 siang, posisi si ibu lagi jemput suaminya untuk makan siang dan si anak berada di dalam rumah," ujarnya, dikutip dari TribunBanten.com.

Saat itu, lanjut Arif, korban sedang bermain di dalam kamar dengan kondisi rumah terkunci.

Namun, saat ibu korban kembali, APH sudah menghilang.

"Tidak lama setelah ibunya pergi sekitar 5 hingga 10 menit si ibunya balik, ketika si ibunya balik, posisi si anak sudah tidak ada di dalam kamar," ungkapnya.

Arif menceritakan, selain APH, handphone ibu korban juga dibawa.

"Di lacak GPS nya sempat berada di daerah Jombang Jawa Timur, tidak lama setelah itu GPS nya hilang," tandasnya.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved