Pilgub Sumsel 2024

LIPSUS : Pemilih Pemula Penentu, Analisa Pilgub Sumsel 2024, 3 Paslon Berebut Palembang -1

Diterangkan Febrian, bakal calon Gubernur Herman Deru dan Mawardi Yahya basisnya sudah diketahui, meski tidak full melihat hasil pilkada sebelumnya. 

Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
Peta Pilkada Sumsel - Pemilih Pemula Penentu, Analisa Pilgub Sumsel 2024, 3 Paslon Berebut Palembang -1 

"Akan tetapi dalam pilkada kali ini, jumlah pemilih pemula dan millenial di Sumsel menyentuh angka 50 persen. Saya melihat pemilih pemula dan millenial ini cenderung rasional, dan dapat mengubah pola perilaku pemilih selama ini yang didominasi oleh faktor keluarga, kesukuan, dan money politik," jelasnya. 

Sementara pengamat politik dari Stisipol Palembang Ade Indra Chaniago mengatakan, dukungan suku kedaerahan dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) sangat menentukan pasangan calon yang akan menang. 

Hal ini mengingat persentase suku di Sumsel cukup signifikan. Jika berkaca dari Wikipedia suku Melayu paling besar dengan 34,37 persen, disusul suku Jawa 27,01 persen, Komering 5,68 persen, Basemah sekitar 5 persen, Sunda 2,45 persen, Tionghoa 1,10 persen, Minangkabau 0,94 persen, suku Batak Lain-lain 28,45 persen. 
Selain suku-suku tersebut, di Sumsel juga terdapat suku Basemah atau Pasemah, Palembang, dan Suku Musi atau Rejang. 

"Jadi kalau berbicara karekater pemilih ada tiga, pemilih rasional, tradisional dan floating. Masing-masing pemilih pendekatannya berbeda-beda," kata Ade. 
Menurut Ade, jika pemilih rasional bisa didekati melalui program visi misi, sedangkan pemilih tradisional pendekatan emosi inilah ada hubungan primordialisme (kesukuan atau kedaerahan). 

"Pemilih tradisional bisa identitas keagamaan, geopolitik. Nah geopolitik berpengaruh geografis. Kalau Sumsel dibelah sungai besar Komering dan Musi, yang ada karakter masing-masing daerah. Kalau orang komering biasanya memilih ke orang Komering, Basemah ke Basemah dan sebagainya," jelas Ade. 

Diterangkan Ade, ketiga pasangan calon Pilgub Sumsel memenuhi unsur untuk pemilih tradisional tersebut, mengingat setiap pasangan mewakili suki besar yang ada di Sumsel. 

Seperti Herman Deru- Cik Ujang (HDCU) mewakili suku Komering dan Basemah, Eddy Santana Putra-Riezky Aprilia (E-RA) juga bisa mewakili Komering, Basemah, dan Musi. Sedangkan Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (Matahati) representasi tidak di belahan Komering atau Musi, tapi suku Jawa yang jumlahnya cukup signifikan dimana sekitat 25-30 persen orang Jawa bermukim di Sumsel. 

"Seperti di daerah trans OKUT, OKI, Banyuasin, Muba, Mura, di Lahat, Pagar Alam. Jadi dimana- mana ada suku Jawa, secara tidak langsung geopolitik terpenuhi," bebernya.

Meski begitu, diakui Ade tidak ada garansi kedekatan keluarga seperti di OKUT, OI, Prabumulih dan Lahat maka kandidat akan menang dengan mudah. Hanya memang menjadikan komunikasi massa lebih baik dibanding paslon lain. 

"Di sini juga ada negatif partisipan. Dia tidak senang si A atau si B, tapi pilih si C. Meski tidak ada hubungan tiga hal tadi, ia mencari alternatif saja, sebab bisa saja dianggapnya program tidak bagus, tidak ada kedekatan. Jadi dia memilih bukan karena etnis, identitas, atau visi misi, dan itu yang menarik karakter pemilih kita itu," kata Ade. 

Ditambahkan Ade, dengan dilema pemilih saat ini memilih mayoritas karena money politic, maka soal hubungan emosional kesukuan itu akan sulit untuk menguat dalam proses Pilkada nanti.

"Masalahnya, dilema sekarang 65 persen masyarakat masih menginginkan uang. Pilkada langsung ini selain popularitas harus juga isi tas," tukasnya.
Dilanjutkan Ade, dengan munculnya pasangan E-RA jelas Pilgub Sumsel menjadi menarik, khususnya untuk di Kota Palembang dengan pemilih sekitar 1,2 juta jiwa, sehingga peta politik menjadi berubah. 

"Kalau selama ini periode lalu HD-MY menang, tapi sekarang mereka berpisah dan bersaing, dan sekarang muncul nama Riezky yang sejauh aku tahu cukup populer, meskipun selama ini tidak disertakan di survei. Yang pasti ESP banyak legacy ditinggalkan dan masih menempel di masyarakat," kata Ade.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved