Breaking News

Berita Dispar

Dosen Fakultas Filsafat UGM Gelar Pengabdian Masyarakat di Palembang, Petakan Wisata Kearifan Lokal

Beberapa dosen dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Palembang

Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Dosen Fakultas Filsafat UGM Gelar Pengabdian Masyarakat di Palembang, Petakan Wisata Kearifan Lokal 

Pemetaan sosial merupakan alat penting yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan aset budaya Palembang.

Proses ini melibatkan keterlibatan masyarakat lokal, pemahaman tentang praktik budaya mereka, dan identifikasi situs-situs budaya utama yang berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata.

Rona Utami, M.A., yang berperan penting dalam proses pemetaan sosial, menjelaskan metodologi yang digunakan oleh tim.

"Kami mengadopsi pendekatan partisipatif, di mana anggota masyarakat lokal dilibatkan secara aktif dalam proses pemetaan. Ini tidak hanya memastikan bahwa pemetaan akurat dan komprehensif, tetapi juga memberdayakan komunitas dengan memberikan mereka suara dalam pengembangan warisan budaya mereka." jelasnya.

Tim mengidentifikasi beberapa situs budaya di Palembang yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting. Situs-situs ini termasuk rumah-rumah tradisional Melayu, bangunan warisan Arab, dan kelenteng Tionghoa.

Setiap situs ini menceritakan kisah tentang interaksi budaya yang telah membentuk Palembang selama berabad-abad.

Sri Yulita Panani, M.Phil., mencatat bahwa temuan tim menunjukkan adanya rasa bangga yang kuat di kalangan masyarakat lokal terhadap warisan budaya mereka.

"Komunitas yang kami libatkan sangat antusias dengan gagasan wisata budaya. Mereka melihatnya sebagai cara untuk melestarikan warisan mereka sekaligus berkontribusi pada perekonomian lokal," ujarnya.

Mengembangkan Palembang sebagai Destinasi Wisata Pluralisme Budaya

Tujuan akhir dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengembangkan Palembang sebagai destinasi wisata pluralisme budaya.

Visi ini didasarkan pada pengakuan bahwa keanekaragaman budaya Palembang adalah aset terbesarnya. Dengan mempromosikan keragaman ini, tim berharap dapat menarik wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi kekayaan budaya kota ini.

Dr. Hastanti Widy Nugroho, ketua kelompok kedua, membagikan pandangannya tentang bagaimana kegiatan ini bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut.

"Kami bekerja sama dengan instansi pemerintah setempat, organisasi budaya, dan industri pariwisata untuk mengembangkan strategi wisata budaya yang komprehensif bagi Palembang. Strategi ini akan mencakup promosi festival budaya, pelestarian situs budaya, dan pengembangan paket wisata budaya yang menawarkan pengalaman mendalam bagi pengunjung terhadap warisan budaya Palembang." terangnya.

Salah satu tantangan utama yang diidentifikasi oleh tim adalah kebutuhan untuk menyeimbangkan pengembangan pariwisata dengan pelestarian kearifan lokal.

Dr. Sindung Tjahyadi menjelaskan, "Pariwisata bisa menjadi pedang bermata dua. Meskipun dapat membawa manfaat ekonomi, hal ini juga dapat menyebabkan komodifikasi budaya. Pendekatan kami adalah memastikan bahwa pengembangan wisata budaya di Palembang dilakukan dengan cara yang menghormati dan melestarikan kearifan lokal dan tradisi." ungkapnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved