Berita Dispar

Dosen Fakultas Filsafat UGM Gelar Pengabdian Masyarakat di Palembang, Petakan Wisata Kearifan Lokal

Beberapa dosen dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Palembang

Editor: Slamet Teguh
Dokumen
Dosen Fakultas Filsafat UGM Gelar Pengabdian Masyarakat di Palembang, Petakan Wisata Kearifan Lokal 

TRIBUNSUMSEL.COM - Beberapa dosen dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Kegiatan ini, yang melibatkan pemetaan sosial untuk mengembangkan wisata budaya berbasis kearifan lokal, terbagi dalam dua kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari Dr. Siti Murtiningsih, Sri Yulita Panani, M.Phil., Dr. Rodinal Khair Khosri, dan Taufiqurrahman, M.Phil., sedangkan kelompok kedua terdiri dari Dr. Hastanti Widy Nugroho, Dr. Sindung Tjahyadi, Agus Wahyudi, Ph.D., dan Rona Utami, M.A.

Inisiatif ini bertujuan untuk menjadikan Palembang sebagai destinasi wisata pluralisme budaya, yang menonjolkan kekayaan perpaduan budaya Melayu, Arab, dan Tionghoa di kota ini.

Kekayaan Warisan Budaya Palembang

Palembang dikenal sebagai kota dengan kekayaan warisan budaya yang beragam, hasil dari interaksi sejarah antara berbagai kelompok etnis, termasuk komunitas Melayu, Arab, dan Tionghoa.

Keanekaragaman ini menghasilkan lanskap budaya yang unik dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata budaya.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen Fakultas Filsafat UGM ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi tersebut melalui proses pemetaan sosial yang mendalam.

Dr. Siti Murtiningsih, ketua kelompok pertama, menekankan pentingnya memahami dan melestarikan warisan budaya Palembang.

"Warisan budaya tidak hanya tentang masa lalu; tetapi juga tentang masa kini dan masa depan. Dengan memahami hubungan yang kompleks dan beragam antara berbagai kelompok budaya di Palembang, kita dapat menciptakan model wisata yang berkelanjutan dan menghormati kearifan lokal," ujarnya.

Kelompok pertama berfokus pada daerah yang memiliki pengaruh budaya Melayu yang signifikan, dengan menelusuri akar sejarah komunitas Melayu di Palembang.

Dr. Rodinal Khair Khosri menjelaskan, "Kami melakukan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat dan ahli budaya lokal untuk memahami bagaimana budaya Melayu berkembang di Palembang. Pemahaman ini sangat penting untuk mengembangkan pariwisata yang benar-benar mencerminkan identitas komunitas." katanya.

Kedua kelompok pengabdian ini juga berkonsentrasi pada elemen budaya Arab dan Tionghoa yang telah menjadi bagian integral dari identitas Palembang.

Taufiqurrahman, MPhil. menyoroti pentingnya pendekatan ini, dengan mengatakan, "Dengan mengakui kontribusi komunitas Arab dan Tionghoa terhadap kerangka budaya Palembang, kita dapat mempromosikan narasi yang lebih inklusif dan pluralistik mengenai sejarah kota ini. Narasi ini akan menjadi inti dari inisiatif wisata yang kami usulkan."

Pemetaan Sosial untuk Pengembangan Wisata Budaya

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved