Pilkada Banyuasin 2024

Dampingi Pakde Slamet di Pilkada Banyuasin 2024, Alfi Rustam : Membangun Butuh Effort Luar Biasa

Alfi Rustam kini maju dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuasin tahun 2024 mendampingi Slamet Somosentono atau Pakde Slamet.

TRIBUN SUMSEL
Alif Rustam Bakal Calon Wakil Bupati Banyuasin saat berkunjung ke Graha Tribun di Jalan Alamsyah Ratu Perwiranegara, Palembang Selasa (30/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Alfi Rustam kini maju dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuasin tahun 2024 mendampingi Slamet Somosentono atau yang karib disapa Pakde Slamet. 

Alfi Rustam sendiri dikenal sebagai sosok visioner dengan kemampuan mumpuni.

Saat berkunjung ke Graha Tribu, Alfi mengungkap pandangannya soal pembangunan di Banyuasin. 

"Membangun butuh effort luar biasa," kata Alfi saat Podcast Mata Lokal Memilih Sumatera Selatan di Graha Tribun, Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, perlu komitmen antara bicara dan tindakan harus kongkrit itu nasehat Pakde Slamet.

Berikut wawancara khusus dengan Alfi. 

Baca juga: Miliki 18 Kursi, Pasangan Fitrianti Agustinda-Nandriani Siap Bertarung di Pilkada Palembang 2024

Anda diminta mendampingi politisi senior yaitu Pakde Slamet, bisa diceritakan Anda yang masih muda  diminta mendampingi yang senior ?

Kehadiran saya di Wilayah Banyuasin menuai pro dan kontra, kenapa saya bisa sampai di sini perjalanannya diawali saat hadir mendampingi Penjabat (Pj) Bupati yang mengantikan kepala daerah yang definitif.

Saya diminta sedikit banyaknya membantu, jadi sparring partner  diskusi dan wadah mencari jalan keluar atas permasalahan yang ada di Banyuasin maka sedikit banyak saya  bergaul dengan politisi di Banyuasin.

Sumsel ini bukan suatu wilayah yang baru bagi saya, sejak 2014 saya sudah jadi caleg DPR RI di Dapil Sumsel II, meskipun di Sumsel II tidak termasuk Banyuasin. Bicara Banyuasin juga bukan suatu hal yang baru bagi saya, karena ayah saya lahir di Babat Toman.

Selama masih hidup kami masih sering ke Babat Toman, yang merupakan wilayah Musi Banyuasin.

Kemudian muncul hari ini Pilkada juga ada proses diskusi yang panjang, bahkan keluarga bertanya apa yang mau dilakukan di Banyuasin? Jawaban saya ingin membangun daerah, perjalanan kita sudah banyak di pusat dan ada kegundahan hati saya terhadap Banyuasin yang bisa dikembangkan.

Lalu saya berpikir menerima ajakan Pakde Slamet, ada satu momen pada saat puasa Pakde Slamet datang ke Jakarta dan diskusi bersama akhirnya berujung untuk maju. Saya sudah sampaikan saya masih harus belajar banyak untuk Banyuasin.

Bagaimana melihat perpaduan Pakde yang senior dengan tokoh pemuda ?

Pasti ada dua hal yang memang akan terwujud, Pakde Slamet dengan pengalaman politiknya di Muba ataupun di Banyuasin dan pernah menjadi anggota DPRD Provinsi maka kematangan berpikir dan pemahaman wilayahnya pasti sudah luar biasa.

Disisi lain, kami yang muda ini yang berjalan di ibu kota banyak hal yang kami pahami. Banyak pintu yang kita paham di kementerian ataupun lembaga untuk birokrasi, sehingga sedikit banyaknya bisa dikombinasikan.

Mudah-mudahan penyatuan dua figur ini jadi hal yang baik untuk Banyuasin ke depan. Terlebih wilayah Banyuasin ini cukup luas, maka yang muda bisa aktif. Banyuasin ini menarik, luas dan sebarannya luar biasa. Sawit, sawa dan lain-lain ada di Banyuasin.

Kalau hanya di topang APBD sulit untuk mengembangkan Banyuasin, maka kita perlu melobi pusat juga. Jumlah pemilih di Banyuasin ini terbesar kedua setelah kota Palembang di Sumsel, sedangkan APBD nya hanya 2,7 triliunan maka dengan luasan wilayah itu jauh pangan dari api. Penduduk besar luasannya juga besar.

Jadi apa yang dilihat wilayah Banyuasin ini yang menurut Anda masih kurang ?

Banyak sekali, terutama terkait jalan yang harus menampung tonase yang berat seperti sawit, karet dan lain-lain. Memang ada jalan nasional, tapi yang di dalam kan jalan kabupaten. Belum lagi saat dibangun, seadanya saja karena keterbatasan anggaran maka ketahanannya hanya beberapa tahun saja.

Membangun butuh effort luar biasa, 1 km paling tidak Rp 10 miliar kalau mau unsur yang layak dan berkualitas untuk tonase yang tinggi. Misal di Jalan Rambutan itu uda hancur lagi, karena yang lewat sana tonasenya besar. Jadi bebannya belum selesai bangun satu tempat pada saat bergeser pun sudah amblas lagi.

Banyuasin ini banyu air dan asin. Maka perlu komitmen antara bicara dan tindakan harus kongkrit itu nasehat Pakde Slamet. Hari ini semakin dalam saya mendalami Banyuasin yaitu terkait air bersih di daerah perairan masih susah. Bahkan di ibu kota Banyuasin, Pangakalan Balai itu juga masih susah air.

Ketika nanti memimpin bersama Pakde Slamet apa yang akan dilakukan ?

Tanpa uang nggak bisa bangun, maka kita harus cari uangnya. Perpaduan senior dan anak mudah inilah yang akan berperan, yang mudah bisa ke pusat. Ada balai-balai yang mengerjakan itu, maka kita bisa berjalan ke sana.

Anggota DPR RI kita ada 17 maka kita harus ketuk mereka dan bantu, mereka bisa kesempatan membantu kita. Asal kita punya konsep, rencana kerja dan lain-lain yang disampaikan dengan baik.

Pemerintah daerah membangun daerah tidak cukup dengan APBD, maka perlu usaha-usaha lainnya ?

Sedikit banyak saya di Jakarta cukup tahu potensi-potensi di Jakarta karena saya banyak berkecimpung terkait pembangunan.

Melihat status 2014 Banyuasin telah keluar dari daerah tertinggal, namun setelah saya dalami ke sini sepertinya masih ada. Menurut pendapat pribadi saya di Banyuasin masih ada daerah yang tertinggal seperti air bersih masih susah, jalan masih banyak rusak, dua hal itu yang paling krusial. Kemudian rentetannya juga baru muncul seperti meningkatkan ekonomi dengan investor datang, investor lokal mau berinvestasi di Banyuasin dan lain-lain.
Jadi, tanpa air dan jalan jadi susah.

Lalu kalau air apa yang akan dilakukan ?

Alat kerja pemerintah terhadap air bersih ya PDAM. Namun solusi teknis detailnya nanti berbeda-beda, karena memang tidak memungkinkan untuk bikin saluran misal dari Palembang ke Sungsang dan lain-lain. Lalu apakah ada pengelolaan air? Tinggal dikemas saja nantinya. Maka serahkan pada ahlinya, nah jaringan tentang kealiha masing-masing diperlukan.

Pemerintah daerah harus punya komitmen itu, kalau hanya mau mengandalkan PDAM ya susah. Akhirnya jadi lingkaran bola yang tidak selesai. Saya memang berpikirnya agak ekstrim memang orangnya, kalau nggak ekstrim nggak bisa berkembang.
Maka perlu niat, dan komitmen.

Tanpa APBD, wilayah ini dalam bidikan pusat juga potensi Banyuasin seperti apa ?

Dalam pandangan saya Banyuasin masih tertinggal, karena dengan potensi yang ada harusnya Banyuasin tidak seperti ini. Kenapa kemudian ada jalan tol, Pelabuhan Tanjung Carat ada di Banyuasin itu barang seksi.

Namun kalau tidak dikelola jadi biasa saja, maka harus ada pola yang dikemas jadi lebih baik. Tidak hanya sekedar ngomong saja, namun ada action. Dari kementerian ataupun lembaga terkait itu pasti akan melihat secara langsung.

Kalau Pelabuhan Tanjung Carat jadi, saya punya pemikiran bagaimana meningkatkan kapasitas produksi beras yang ada di Banyuasin dan mengoptimalkan benih nya yang terbaik. Tinggal ubah pola nya saja, dibuat mekanisasi sedemikian rupa dan lain-lain. Tanjung Carat keyword membuat Banyuasin maju.

Bagaimana terkait wacana pemekaran Banyuasin Timur ?

Sejatinya pemekaran wilayah akan membawa kebaikan, dan akan membuat suatu wilayah yang tadinya bergabung bisa jadi lebih baik karena bisa mengelola secara langsung.

Seperti OKU pecah jadi OKU Timur, OKU Selatan, kemudian Lahat jadi ada Pagaralam dan lain-lain. Rata-rata daerah ini bisa lebih baik, asal ditata dan dikelola dengan baik.

Pada 1986-1990 saya pernah tinggal di Pagaralam. Dulu masih berasa desa, tapi kalau datang sekarang sudah berasa kota nya.

Wakil Bupati sering kali dipersepsikan Wakli kurang diberikan peran dan terbatas kewenangannya, seperti apa menurut Anda ?

Saya sudah bertanya pada Pakde mau menempatkan saya seperti apa, karena saya biasa kerja. Kesepahaman saya dengan Pakde sudah sejalan. Pakde minta saya untuk aktif dan berkreasi, karena Banyuasin ini butuh kerja keras bersama banyak orang untuk sinergi membangun Banyuasin.

Bagaimana tiket sudah dipegang pasangan Slamet Alfi ?

Sudah ada tiga dokumen atau tiga partai yaitu Gerindra 8 kursi PKS 5 kursi dan Nasdem 6 kursi jadi total 19 dukungan untuk jadi calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin. Kemudian untuk Demokrat masih menunggu dan partai-partai lainnya juga masih menunggu. Ada pertimbangan-pertimbangan teknis yang dilihat secara konferhensif.

Apa yang ingin Anda sampaikan kepada warga Banyuasin terkait 27 November 2024 ?

Muda adalah kekuatan, jadi Banyuasin juga butuh orang muda tapi harus paham keadaan sesungguhnya dan solusinya. Pakde Slamet ada dan kami bagiannya untuk mencari solusi secara kongkrit. Maka 27 November itu momen Banyuasin membentuk masa depannya kedepan.

Apakah Pangkalan Balai akan seperti itu saja, Pangakalan Balai harus jadi kota yang menarik bagi warga, ASN, pengusaha dan mitra-mitra kerjanya sehingga mau hidup, tumbuh dan berkembang di Pangkalan Balai. Maka 27 November adalah momennya, masa depan Banyuasin ditentukan. Kenali calonnya pahami calonnya dan sehingga saat memutuskan itu pilihan yang terbaik.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved