Berita UMKM

Songket Ogan Ilir Merambah Mancanegara, Bahan Pewarna Alami Dari Mahoni Hingga Kunyit Jadi Incaran

Kain songket produksi Ogan Ilir di Sumatera Selatan terus melebarkan sayap dalam produksinya hingga menembus pasar mancanegara.

|
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Elita Songket
Pj Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Selatan Melza Ayu Rahminia (tengah), didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Ogan Ilir Mikhailia Tikha Alamsjah (kiri) saat memilih songket pewarna alam hasil produksi Elita Songket pada Selasa (30/7/2024) lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Kain songket produksi Ogan Ilir di Sumatera Selatan terus melebarkan sayap dalam produksinya hingga menembus pasar mancanegara.

Sentra produksi songket di Bumi Caram Seguguk bisa dibilang lagi sibuk-sibuknya melayani pesanan yang jumlahnya sangat banyak.

Hal ini menjadi kabar baik bagi dunia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Ogan Ilir yang diproyeksikan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan.

Salah satu sentra produksi songket di Ogan Ilir yakni Elita Songket di Desa Limbang Jaya II, Kecamatan Tanjung Batu.

Nurlita atau Elita selaku owner mengatakan, selain songket pewarna tekstil, kain yang menggunakan pewarna alam sangat banyak diminati.

"Peminat songket pewarna alam terutama dari kalangan ibu-ibu pejabat. Karena memang memiliki ciri khas tersendiri," kata Elita ditemui di Limbang Jaya II, Kamis (1/8/2024).

Bahan pewarna alam berasal dari tumbuhan yang relatif mudah ditemukan di daerah Kecamatan Tanjung Batu.

Seperti misalnya warna hijau yang diekstrak dari tumbuhan mahoni, secang, mengkudu, daun mangga, kangkung air, daun tarum.

Kemudian warna kuning dari kunyit dan jengkol, pink dari kombinasi akar mengkudu dan getah minang.

"Kalau warna abu-abu dari akar mengkudu juga," ujar Elita yang sudah lebih dari 20 tahun menggeluti bisnis kain songket.

Diungkapkannya, dalam pembuatan kain songket pewarna alam membutuhkan keuletan.

Karena mulai dari tahapan ekstraksi tumbuhan menjadi pewarna hingga proses penenunan, memerlukan waktu yang tak sebentar.

Elita mengaku sudah menyiasati hal ini dengan merekrut 200 pengrajin kain songket yang berasal dari desa setempat.

"Pastinya perlu ketelitian dalam pembuatan songket pewarna alam. Ada yang memakan waktu sampai satu bulan per helainya. Namun alhamdulillah pengrajin kami ada banyak," ungkap Elita.

Baca juga: Kemenkumham Sumsel Dorong Songket Palembang Sebagai Indikasi Geografis

Baca juga: Lewat Kerajinan Songket, PT Bukit Asam Berdayakan Para Ibu Rumah Tangga

Songket yang menjadi primadona diantaranya songket bunga cina, lepus, tembaga, yang dibanderol dengan harga mulai Rp 2,2 juta hingga Rp 3 juta per set.

Motifnya naga besaung, kenangan makan ulat, bintang berantai, pulir dan motif-motif cantik lainnya.

Untuk sekali produksi, Elita Songket bisa menghasilkan puluhan set kain songket.

"Pernah stok sampai 50 set dan terjual semua," ujar Elita.

Melza Ayu Rahminia, istri Pj Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadipun dibuat berdecak kagum oleh keanggunan songket produksi Elita.

Belum lama ini, Melza mengunjungi Elita Songket dan membeli puluhan helai kain dengan pewarna alam.

"Hari Selasa kemarin Ibu Melza membeli songket bunga cina motif nampan perak warna pink. Beliau sangat suka," ungkap Elita.

Sebelum Melza, ibu-ibu pejabat dari unsur Forkopimda di Ogan Ilir maupun Sumatera Selatan hingga Kementerian sudah banyak berkunjung ke Elita Songket.

Menurut Elisa, meningkatnya UMKM di bidang busana dan fashion seperti songket Ogan Ilir karena beberapa faktor.

Diantaranya kualitas barang, harga kompetitif, pengemasan, hingga kepercayaan pembeli yang tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri.

"Ada yang datang langsung dari Malaysia. Mereka bilang produk songket kami kualitas tinggi namun harga kompetitif. Pernah juga kami melayani pemesanan dari Brunei Darussalam," kata Elita.

Dirinya berharap pemerintah daerah dapat terus mendorong promosi kain songket asal Ogan Ilir agar lebih masif lagi.

"Produksi songket di daerah kita sudah jalan dan pangsa pasarnya ada. Mudah-mudahan ke depan dapat lebih melejit lagi untuk kemajuan perekonomian khususnya UMKM," ucap Elita.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved