Berita Lubuklinggau

Objek Wisata Sungai Kasie Lubuklinggau Ditutup, Imbas Banyak Keluhan Sampai Petani Lewat Harus Bayar

Objek wisata Sungai Kasie di Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Sumsel ditutup sementara karena banyaknya keluhan warga.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM/EKO HEPRONIS
Objek wisata sungai kasie di Kelurahan Lubuk Tanjung ditutup sementara karena banyaknya keluhan warga. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Objek wisata Sungai Kasie di Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Sumsel ditutup sementara.

Penutupan objek wisata dengan menawarkan keindahan alam dan aliran air sungai yang sangat jernih ini karena permintaan masyarakat.

Semenjak objek wisata ini ramai dikunjungi setiap akhir pekan berbagai masalah timbul, mulai para petani tidak mendapatkan air hingga masyarakat setempat mau ke kebun juga terpaksa harus membayar.

Puncaknya setelah menyikapi banyaknya keluhan warga  terkait pengelolaan wisata sungai Kasie, pihak  Kelurahan Lubuk Lanjung Kecamatan Lubuklinggau Barat I (satu) mengadakan rapat di kantor kelurahan.

Dalam kegiatan rapat yang di laksanakan di kantor lurah Lubuk Tanjung yang di hadiri Ketua RT Lubuk Tanjung, Bhabinkamtibmas Polsek Lubuk  Linggau Barat I (satu), Pemangku adat, ketua karang taruna dan mewakilan Pedagang wisata kasie selain itu para Petani dan pemilik lahan persawahan wilayah sungai Kasie.

Rudi warga setempat mengungkapkan dalam rapat muncul berbagai keluhan mulai adanya dugaan pengerukan aliran sungai kasie menggunakan alat excavator oleh pengurus wisata.

"Adanya Karcis Retribusi sebesar Rp 2500 dengan alibi uang kebersihan, pengunjung harus bayar kalau mau menyebrang jembatan sungai kasie," ujarnya pada wartawan, Minggu (29/7/2024).

Baca juga: Mengenal Wisata Pantai Bongen Sekayu, Hanya Muncul Saat Musim Kemarau di Muba

Parahnya masyarakat setempat terkhusus warga Lubuk Tanjung, Kayuara, Lubuk Aman harus bayar dan pengunjung yang mandi menggunakan ban mobil tidak boleh melintasi tempat aliran sungai yang di kelola pengelola.

Lalu wisata sungai kasie sekarang di kelola secara pribadi dan tidak melibatkan karang taruna, padahal wisata Sungai Kasie sampai sekarang belum memiliki izin.

Kemudian petani mengeluh ketika pengerukan jadi dilakukan persawahan masyarakat akan kekurangan debit air, selain itu akan menjadi ancaman para pemilik persawahan kalau air kasie menghantam persawahan.

"Kesimpulan rapat saat ini masyarakat yang hadir di rapat meminta wisata di tutup sampai batas waktu yang belum di tentukan," ujarnya.

Sementara Lurah Lubuk Tanjung Supawi menyampaikan dari hasil musyawarah yang dilaksanakan bersama pihak terkait berdasarkan keluhan masyarakat dan pedagang terkait wisata sungai kasie yang belum mengantongi izin.

“Pihak pengelola juga sudah kita undang namun tidak hadir dalam rapat, untuk sementara waktu ditutup sampai waktu tidak di tentukan," kata Supawi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved