Berita Pagar Alam

Puncak Panen, Harga Kopi Tembus Rp 70 Ribu Perkilo di Pagar Alam, Petani Antre Berjam-jam Untuk Jual

Memasuki puncak musim panen Kopi di Kota Pagar Alam harga jual biji kopi masih stabil diangka Rp68.000 hingga Rp70.000 untuk biji Kopi kwalitas tinggi

|
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Slamet Teguh
Sripoku.com/ Wawan Septiawan
ANTRIAN PANJANG : Tampak antrian panjang mobil yang membawa biji kopi yang akan dijual ke Tauke Kopi, Rabu (24/7/2024). 

LAPORAN Wartawan Sripoku.com, Wawan Septiawan

TRIBUNSUMSEL.COM, PAGAR ALAM - Memasuki puncak musim panen Kopi di Kota Pagar Alam harga jual biji kopi masih stabil diangka Rp68.000 hingga Rp70.000 untuk biji Kopi kwalitas tinggi.

Dampak dari harga kopi yang masih tinggi dan ditambah puncak masa panen, saat ini petani harus antri berjam-jam untuk menjual hasil panen kopi mereka kepasa pengepul/tauke kopi. Pasalnya petani serentak menjual hasil panen mereka.

Pantauan sripoku.com, Rabu (24/7/2024) di Gudang Uguan Pasar Dempo Permai Kota Pagar Alam antrian kendaraan membawa bini kopi yang hendak dijual hampir mencapai 1 kilometer. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir ini.

Nando (36) petani kopi yang hendak menjual kopinya mengatakan, antrian kendaraan yang membawa kopi sudah ada sejak pukul 07.00 WIB. Bahkan antriannya sudah cukup panjang.

"Saya sudah antri sejak pukul 07.00 WIB tadi dan baru bisa menurunkan kopi ke Gudang pukul 13.00 WIB jadi sudah empat jam saya antri pak," ujarnya.

Bahkan Jupri (49) warga Desa Jokoh Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagar Alam mengatakan, jika dirinya sudah lama antri dan masih cukup jauh bisa sampai di Gudang Kopi. Namun dirinya tetap antri karena sudah dua hari antri untuk menjual kopi.

"Kemarin saya sudah antri disini dek, tapi pas lagi antri ternyata Gudang Kopinya sudah kehabisan uang untuk membeli kopi petani. Jadi terpaksa balik kerumah lagi kemarin dam hari ini semoga Toekenya tidak kehabisan uang lagi," katanya.

Saat ditanya kenapa rela antri panjang untuk menjual hasil panen Jupri mengungkapkan karena saat ini sudah memasuki akhir masa panen dibeberapa daerah di Pagar Alam. Jadi untuk itu sudah tidak ada lagi buah kopi dipohonnya dan yang dijemur susah siap jual.

"Buah dipohonnya sudah habis jadi kami tinggal menjual saja hasil panennya dek. Karena sayang jika harus disimpan lama meskipun dikabarkan harga kopi ini masih akan tetap stabil," ungkapnya.

Selian itu juga petani tetap merasa khawatir jika nanti tiba-tiba harga Kopi turun. Pasalnya harga Kopi saat ini merupakan harga tertinggi sejak tahun 1998 lalu.

"Buah awal musim panen sudah kita jual saat awal ajaran baru kemarin. Jadi ini buah akhir musim hasilnya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari sampai nanti musim panen tahun depan," katanya.

Anca, Salah seorang Tauke Kopi di Pagar Alam mengatakan, banyaknya petani yang menjual hasil panennya secara bersama-sama membuat banyak Tauke Kopi kehabisan dana/uang untuk membeli biji Kopi petani.

"Banyaknya petani yang menjual hasil panen membuat kami kewalahan. Bahkan kami sering kehabisan dana untuk membeli biji Kopi petani. Tahun ini memang hasil panen kopi cukup banyak ditambah harganya yang mahal jadi butuh modal besar untuk membeli kopi petani," jelasnya.

Meskipun banyak tauke Kopi di Pagar Alam, namun semua mengalami hal yang sama. Pasalnya saat ini memang hasil panen petani kopi cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved