Pembunuh Pegawai Koperasi Ditangkap

Ini Kata Kades Talang Benteng Soal Sosok KF DPO Kasus Pembunuhan Pegawai Koperasi, Tak Pernah Pulang

KF dan Pongki 2 dari 3 pelaku pembununuhan di Kota Palembang ternyata berasal dari Kabupaten Empat Lawang.Dimana saat ini KF statusnya masih dalam p

Penulis: Sahri Romadhon | Editor: Moch Krisna
TribunSumsel.com
Pihak kepolisian turut mengamankan seorang karyawati berinisial PT, usai bos distro pelaku pembunuhan pegawai koperasi di Palembang. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Sahri Romadon


TRIBUNSUMSEL.COM, EMPAT LAWANG -- KF dan Pongki 2 dari 3 pelaku pembununuhan pegawai koperasi di Kota Palembang ternyata berasal dari Kabupaten Empat Lawang.

Dimana saat ini KF statusnya masih dalam pencarian pihak kepolisian atau buron, sedangkan Pongki ditangkap di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala Desa Talang Benteng, Edi Irawan saat dihubungi wartawan mengatakan baik KF maupun Pongki keduanya sudah tidak tercatat lagi sebagai warga desanya.

Dimana keduanya sudah pergi merantau meninggalkan Kabupaten Empat Lawamg kurang lwbih selama 3 tahun.

Tersangka Antoni bos distro bunuh pegawai koperasi di Palembang berhasil ditangkap berkat 'nyanyian' tersangka Pongki.
Tersangka Antoni bos distro bunuh pegawai koperasi di Palembang berhasil ditangkap berkat 'nyanyian' tersangka Pongki. (Tribunsumsel.com/Arief Basuki Rohekan)

“Bukan lagi warga Talang Benteng karena data penduduknya sudah pindah selama merantau,” katanya, Minggu (30/6/2024).

Ia bercerita memang orang tua dari KF dan Pongki masih tinggal di desanya.

“KF tidak pernah pulang ke dusun yang pulang ke dusun itu Pongki waktu Idul Adha dan ditangkap di Batam,” ujarnya.

Selain itu ia juga menyampaikan pihak desa juga tidak mengetahui keberadaan dari KF dan Pongki yang memang sudah lama merantau.

“Selama saya menjabat baik itu KF dan Pongki sudah merantau kami tidak pernah tahu dimana merantaunya karena yang bersangkutan dan orang tuanya tidak pernah memberikan informasi atau laporan kepada pemerintahan desa,” ujarnya.

Siasat Antoni, Bos Distro Bunuh Pegawi Koperasi

Inilah siasat dari Antoni, bos distro Anti Mahal saat membunuh Anton Eka Saputra (25), pegawai koperasi di Palembang.

Menurut pengakuan satu tersangka yang sudah berhasil diamankan, korban berhasil dieksekusi setelah ada satu diantara mereka yang menyamar jadi pembeli di distro milik pelaku Antoni.

"Peristiwa pembunuhan ini seperti sudah disusun oleh pelaku utama. Sebab saat korban datang di TKP, pelaku lainnya menyamar sebagai pembeli. Jadi ketika korban sedang berbincang dengan pelaku utama, yang lainnya memukul korban,"  ujar apolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono Harryo, Rabu (26/6/2024).

Terhadap pelaku yang berhasil ditangkap itu, Harryo masih enggan menyebut identitasnya.

Namun ia menjelaskan, peran pelaku itu yakni membantu dalam proses eksekusi korban.

"Jumlah pelaku diduga ada tiga orang. Satu berhasil ditangkap di Batam, perannya dia yang membantu memukul korban menggunakan besi saat korban datang ke distro," ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Sukarami, Kompol M Ikang Ade Putra menambahkan, posisi jenazah korban dicor di sebuah tempat bekas kolam kecil yang ada di belakang ruko distro.

"Iya dicor. Bentuk kolamnya persegi panjang. Sebagian dari kolam itu digunakan untuk mengecor jenazah korban," katanya.

Momen penangkapan Antoni

Momen detik-detik penangkapan Antoni, bos distro "Anti Mahal" yang diduga menjadi pelaku utama pembunuhan Anton Eka Saputra (25), pegawai koperasi di Palembang ditangkap.

Antoni ditangkap tim gabungan Polrestabes Palembang dan Polda Sumsel saat berada di kota Padang, pada Jumat (28/6/2024) malam.

Pelaku Antoni kemudian dibawa ke Polsek Padang Barat.

Dari pantauan Tribunsumsel.com, Antoni yang mengenakan baju kaos hitam celana pendek tampak duduk di depan Polsek Padang Barat saat dimintai keterangan oleh polisi.

Kepada polisi, Antoni mengaku tidak mengetahui terkait bercak darah dan barang bukti cuter di ruko distro di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami.

"Saya belum tahu pak, cuter itu gak tahu juga pak, selama saya tinggal disitu gak pernah makek cuter, saya ada pakai pisau panjang," ujar Antoni kepada tim gabungan Polrestabes Palembang di Padang, Jumat, (28/6/2024).

Antoni mengaku bahwa ia menyuruh wanita diduga istrinya membeli semen untuk mengecor jasad korban.

"Iya (saya suruh)," tambahnya.

Diketahui Antoni ditangkap di Provinsi Sumatera Barat bersama istrinya.

Hingga kini anggota masih diperjalanan pulang. Dan diperikiran usai magrib sampai di Bandara.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono didampingi Kasat Reskirm, AKBP Haris Dinzah.

"Pelaku utama pembunuhan di Maskrebet atas nama Antoni di tangkap di Padang semalam (Jumat), hari ini dibawa ke Palembang," katanya saat dikonfirmasi.

Ditambahkan Harryo, sesampai di Palembang, perkara tersangka akan digelar,

"Tunggu sampai dulu di Palembang, akan kita gelar perkara pelaku," tutupnya.

Gegara Utang Rp10 Juta

Sebelumnya, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan nominal utang pelaku ke korban senilai Rp 10 juta.

"Dari informasi yang kami himpun korban yang merupakan seorang karyawan koperasi hendak menagih utang ke pelaku senilai Rp 10 juta," ujar Harryo kepada Tribunsumsel.com, Rabu (26/6/2024).

Namun saat ditagih oleh korban, ternyata pelaku belum memiliki uang tersebut.

Justru pelaku ingin meminjam uang kembali kepada korban, namun ditolak.

"Karena mau minjam uang lagi dan korban menolak memberi, akhirnya pelaku kesal disitulah pelaku utama dan dua lainnya menghabisi korban," katanya.

Diketahui, satu pelaku pembunuhan Anton Eka Saputra karyawan koperasi di Palembang yang mayatnya dicor di belakang halaman ruko distro, ditangkap tim gabungan Jatanras Polda Sumsel, Satreskrim Polrestabes Palembang dan Polsek Sukarami.

Pelaku yang ditangkap merupakan rekan dari pelaku utama yang saat ini masih dalam pengejaran.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pelaku yang belum disebutkan identitasnya itu memiliki peran membantu dalam proses eksekusi korban.

"Jumlah pelaku diduga ada tiga orang. Satu berhasil ditangkap di Batam, perannya dia yang membantu memukul korban menggunakan besi saat korban datang ke distro," ujar Harryo, Rabu (26/6/2024).

Kronologi Kasus Terungkap

Sebelumnya, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pembunuhan ini terungkap setelah Polsek Sukarami Palembang menerima laporan orang hilang atas nama Anton Eka Saputra (25) seorang pegawai koperasi dan sempat pamit pergi menagih ke nasabah.

Harryo mengakui, awalnya kasus ini diselidiki secara masif karena polisi menduga korban akan kembali lagi setelah menyelesaikan urusannya.

Namun di tengah proses penyelidikan, polisi menemukan kejanggalan terkait hilangnya korban saat menagih utang ke nasabah.

Sebab saat didatangi polisi, ruko yang dilaporkan menjadi tempat terakhir korban menagih utang kini sudah kosong ditinggal seluruh penghuninya.

"Pembantu termasuk istri dan seluruh keluarga yang tinggal di ruko ini sudah meninggalkan tempat ini," ujar Harryo saat ditemui di ruko yang menjadi TKP di TKP, Rabu (26/6/2024).

Tepatnya ruko itu di Jalan KH Dahlan blok D2 Maskarebet Sukarami yang juga menjadi distro pakaian "Anti Mahal".

"Kami menemukan kejanggalan karena setelah kami datangi, rumah (ruko) yang didatangi korban ini sudah dalam kondisi kosong, pemilik rumah tidak ada dan kami menemukan adanya bercak darah," ujarnya.

Melihat itu, anggota semakin penasaran dan mencoba mengintip ke dalam ruko.

"Kemudian anggota melihat ada sebilah curter yang bersimbah darah," jelasnya.

Mendapati kondisi tersebut, polisi melakukan penyelidikan intensif dan mendapati beberapa orang yang dicurigai melakukan tindak pidana terhadap korban.

Kecurigaan polisi semakin bertambah sebab berdasarkan penyelidikan digital forensik diketahui barang-barang korban sudah berpindah tangan ke orang lain.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved