Berita Nasional

Ramai-ramai Tolak Bansos Judol, Kebijakan Kontra Produktif, MUI Ingatkan Komitmen Perangi Perjudian

Ashabul Kahfi menyebut pihaknya memahami niat baik Kemenko PMK untuk memberikan perlindungan sosial kepada warga jatuh dalam kemiskinan akibat judol

Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com
Ramai-ramai Tolak Bansos Judol, Kebijakan Kontra Produktif, MUI Ingatkan Komitmen Perangi Perjudian 

Ia menilai membantu korban judi online sangat tidak edukatif. Sebab persepsi masyarakat pemain judi melakukan hal tersebut secara sadar. Dengan membantu akan menimbulkan cela bagi pemain judi online mendapatkan bantuan pemerintah.

""Rencana itu (bansos untuk korban judi online) sama sekali tidak mendidik. Yang minta-minta di jalan atau korban musibah kebakaran yang sebenarnya perlu dibantu, sebaliknya yang main judi online disanksi. Kalau ingin memajukan masyarakat, harus didominasi masyarakat yang bekerja kerja keras bukan menggunakan jalan pintas dengan judi online," ungkapnya.

Komentar kritis juga disampaikan Psikolog RSUD Siti Fatimah Syarkoni. Menurutnya, bansos justru akan berdampak sebaliknya. Bantuan yang diserahkan kepada pecandu judi online, digunakan kembali untuk memutar uang di situs judi.

"Dengan adanya bansos, pecandu judi online justru semakin menginvestasi atau memainkan lagi bantuan yang diberikan untuk mengikuti aktivitas judi online. Dengan iming-iming imbalan besar mereka sebenarnya terjebak pada fantasi khayalan," ungkap Syarkoni.

Karena terbayang iming-iming kemenangan besar itulah, bantuan sosial belum tentu menghentikan korban/pecandu judi online untuk berhenti.

"Malah bisa memberikan semacam modal tambahan bagi mereka sementara maksud pemerintah baik untuk mereka yang kategori miskin mendapat batuan pemerintah," katanya.

Cara-cara yang bisa menghentikan kecenderungan candu terhadap judi online bisa dimulai dari edukasi yang dilakukan orang terdekat dan juga pemerintah.

"Caranya dengan edukasi ya memberikan pemahaman tentang kerugian dan dampak negatif dari judi online seperti yang disampaikan tadi kalau mereka ini sebenarnya terjebak di dalam khayalan mereka. Lalu dari pemerintah juga ketegasan, saya setuju dengan membentuk satgas yang memberantas judi online, " pungkasnya.

Sementara Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang Dr Sri Rahayu, menyampaikan yang mendapat Bansos bukan penjudinya tapi keluarganya yang terdampak.

"Misal karena judi anaknya sampai tidak sekolah, jadi diberikan bantuan. Tidak boleh membiarkan saudara kita terjebak judi, maka harus ditutup keran-keran judi ini," kata Sri Rahayu, Selasa (18/6/2024).

Menurutnya, pemerintah kenapa tidak melindungi? Kenapa tidak di-cut oleh lembaga-lembaga tertentu untuk judi online ini.

"Maka perlu diberikan edukasi, kesadaran dan lain-lain kepada masyarakat. Sebab menurutnya orang miskin tidak ada akses pinjam bank, karena harus memberikan jaminan," ungkapnya.

Masih kata Sri, jangankan mau jaminan, rumah saja mengontrak apa yang mau dijaminkan? Akhirnya yang miskin tetap miskin. Larinya judi online.

"Terkait bansos ini perlu sosialisasi yang jelas, sasarannya jelas, dan lain-lain. Kuncinya sosialisasi, kriterianya apa? Bikin skemanya seperti apa, jangan sepotong-sepotong informasinya," katanya. 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsappp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved