Berita Muara Enim
Harga Kopi Semende Raya Muara Enim Tembus Rp 58 Ribu Perkilo, Pembeli Sampai Dari Amerika Serikat
Hal tersebut karena harga kopi di wilayah ataran Semende Raya, Kabupaten Muara Enim tembus hingga Rp 58 ribu per kilogramnya.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM - Petani di Muara Enim kini tengah bahagia dan sumringah.
Hal tersebut karena harga kopi di wilayah ataran Semende Raya, Kabupaten Muara Enim tembus hingga Rp 58 ribu per kilogramnya.
Selain itu, petanipun kini tengah mendapatkan hasil panen yang melimpah.
Menurut salah seorang petani Kopi Raden Maulana (35) yang tercatat sebagai warga Desa Cahaya Alam, Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU), mengatakan bahwa harga kopi saat ini memang sedang tinggi karena tingginya permintaan.
Sebagai contoh untuk Kopi jenis robusta petik pelangi saja harganya sekitar Rp 55-58 ribu per kilogram, kalau petik merah akan lebih mahal lagi.
Apalagi jenis kopi Arabika, harganya lebih mahal lagi yakni sekitar Rp 110 ribu perkilogram.
"Kami sangat bersyukur tahun ini, selain panen Kopi melimpah, juga harganya tinggi, sebab biasanya kalau panen melimpah harga Kopi turun," kata Maulana, Senin (13/5/ 2024).
Baca juga: Pj Gubernur Sumsel Komitmen Siapkan Pergub dan Perda Dukung Kopi Sumsel Mendunia
Baca juga: Brand Kopi Sumsel Inisiasi Pj Gubernur Sumsel Fatoni, Siap Launching dan Dibuat Perda
Lanjut Maulana, naiknya harga kopi menurut informasi disebabkan negara penghasil kopi dari luar negeri banyak yang tidak panen karena musim dingin dan musim salju.
Untuk pembelinya bermacam macam seperti dari Palembang, Lampung bahkan pembeli juga ada yang berasal dari Amerika.
Meski harga kopi tinggi, saat ini panennya juga sedang sedikit karena belum musim panen raya, sementara permintaan dari Palembang dan Lampung sedang tinggi-tingginya.
Untuk itu, walaupun saat ini harga kopi sedang tinggi, petani masih harus mengantisipasi ketika harga kopi anjlok karena biaya perawatan tidak bisa dikurangi.
Untuk perawatan, pemupukan minimal 2 kali dalam setahun, termasuk juga perawatan dari gulma. Perawatan maksimal akan mempengaruhi hasil buah, dimana 1.000 batang pohon kopi bisa menghasilkan 8-10 kwintal.
"Malah terkadang ketika butuh pupuk pemerintah tidak mengeluarkan untuk subsidi, kadang harga pupuk mahal, walaupun harga kopi naik tapi harga pupuk juga mengalami kenaikan," keluhnya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar pemerintah memperhatikan para petani baik itu petani mandiri maupun kelompok tani khususnya terkait pupuk, kalau bisa dibuatkan semacam gudang di daerah atau koperasi sehingga setiap petani tidak mengalami kesulitan.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam whatsapp Tribunsumsel.com
Berburu Ayam Hutan, Pria di Muara Enim Ditemukan Tewas di Jalan, Diduga Disambar Petir |
![]() |
---|
Cik Ujang Sebut Jalan Khusus Pertambangan di Muara Enim-Lahat Sudah Terkoneksi dan Layak Dilalui |
![]() |
---|
Bupati Tunjuk Subroto Jadi Plt Direktur PDAM Lematang Enim, Diberi Waktu 6 Bulan Perbaiki Layanan |
![]() |
---|
Curi Kabel di PLTU Sumsel 1 Sepanjang 20 M, Pemuda di Muara Enim Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Gagal Salip Truk, Bus PT PAMA Tabrak Hingga Seret Pengendara Motor di Muara Enim, Masuk Kolong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.