Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior

Kesedihan Adik Putu Satria Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Ragu Pendidikan Usai Kematian Kakak

Kesedihan mendalam ikut dirasakan oleh Kadek Anandita Pradnya Swari (16) selaku adik mendiang Putu Satria Ananta Rustika (19) yang meninggal dunia

Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta
Kesedihan Adik Putu Satria Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Ragu Pendidikan Usai Kematian Kakak 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Kesedihan mendalam kini ikut dirasakan oleh Kadek Anandita Pradnya Swari (16) selaku adik mendiang Putu Satria Ananta Rustika (19) yang meninggal dunia dianiaya seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

Bahkan usai kematian sang kakak, Anindita kini tampak ragu menjalani pendidikan di STIP Jakarta mengikuti jejak Putu Satria.

Baca juga: Mayoret Terpercaya Kata-kata Senior Provokasi Tegar Saat Aniaya Junior STIP Hingga Tewas

Nasib 4 Senior Aniaya Putu Satria Junior STIP  Tewas, Dicopot Dari Taruna & Terancam 15 Tahun Penjara
Nasib 4 Senior Aniaya Putu Satria Junior STIP Tewas, Dicopot Dari Taruna & Terancam 15 Tahun Penjara (IST Tribun Bali / Tribun News)

Saat ditemui dirumah duka, Anandita teringat nasehat kakaknya yang biasa disapa Rio itu agar mengikuti jejaknya melanjutkan pendidikan di STIP Jakarta.

Bahkan, ibu kandung Rio, Ni Nengah Rusmini menyebut jika putra sulungnya itu sempat meminta Anandita agar masuk tim Paskibraka untuk melatih ketahan fisik sebelum masuk STIP.

"Adik ikut kakak ya, kayak kakak pokoknya harus kayak kakak, kalau mau harus belajar ikut Paskibra aja dulu biar mental sama fisiknya bisa," kata Rusmini meniru nasehat Rio kepada sang adik saat dijumpai di rumahnya di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024) dilansir dari Kompas.com.

Rusmini mengaku Anandita mendapatkan tawaran beasiswa sekolah kedinasan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Tadi Pak Menteri janji akan mengevaluasi dan mengubah sistem pendidikan. Mudah-mudahan kalau memang diubah humanis, kekerasan tidak ada lagi, pembullyan (juga tidak ada)," ungkap dia.

Saat ini Anandita masih belum kuat membicarakan kepergian kakaknya yang dikenang selalu pengertian dan perhatian itu.

Namun, dia tampak mulai berpikir ulang untuk menempuh pendidikan di STIP setelah adanya kasus kekerasan hingga merenggut nyawa kakaknya.

"Sebelumnya pengen (ikut) kak Rio, cuma sekarang masih pikir-pikir," kata Anandita.

Baca juga: Terungkap 3 Sosok Tersangka Baru Senior Aniaya Junior STIP, Provokasi Tegar Untuk Pukuli Putu Satria

Baca juga: Jangan Nakal Pesan Ibu Tegar Sebelum Anak Aniaya Junior STIP Hingga Tewas, Tenangkan Diri Kecewa

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memastikan Anandita yang masih duduk di kelas X SMAN 2 Semapura, Klungkung, akan mendapatkan beasiswa ke STIP.

Menurut Budi, beasiswa ini sebagai salah bentuk tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan terhadap keluarga korban.

"Bisa dipastikan Anandita itu akan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Perhubungan sehingga dia selesai dari kegiatan sekolah di tingkat vokasi. Bisa di Jakarta, bisa di Bali," kata Budi.


Tangis Ibu Putu Satria

Dalam kesempatan yang sama, Ni Nengah Rusmini, meyakini pelaku yang menganiaya putranya lebih dari satu orang.

Pasalnya kondisi korban yang sudah babak belur dinilai tidak mungkin hanya dianiaya oleh satu orang.

Tangis ibunda Putu Satria taruna STIP tak terbendung mengungkapkan kejadian menimpa putranya kepada Menhub Budi Karya Sumadi, anak dianiaya senior
Tangis ibunda Putu Satria taruna STIP tak terbendung mengungkapkan kejadian menimpa putranya kepada Menhub Budi Karya Sumadi, anak dianiaya senior (Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta)

"Saya yakin lebih, Pak. Karena saya lihat tangannya (menunjuk lengan) ada lebam. Enggak mungkin (hanya satu pelaku), hidungnya berdarah, bibirnya sampai hancur," kata dia di depan peti jenazah anaknya, dilansir dari Kompas.com, Kamis.

Sambil menangis, Rusmini meminta agar anaknya mendapat keadilan seadil-adilnya dan para pelaku lainnya juga harus ditangkap.

"Mohon pelaku ditangkap, beri kami keadilan seadil-adilnya, Pak," pintanya kepada Budi.

Baca juga: Isi Rekaman CCTV Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dibopong dari Toilet

Mendengar tangisan itu, Budi hanya bisa meminta Rusmini untuk percaya dengan proses hukum yang sedang ditangani pihak kepolisian.

"Itu sudah ditangani polisi. Saya enggak tahu satu atau dua orang," katanya sembari menepuk pundak Rusmini penuh iba.


Provokasi Lakukan Penganiayaan

Terungkap kata kata yang diucapkan oleh 3 senior untuk provokasi Tegar Rafi Sanjaya (21) sebelum menganiaya Putu Satria Ananta Rustika (19), junior taruna tingkat 1 STIP Jakarta hingga tewas.

Saat itu diketahui jika 3 tersangka lainnya beserta Tegar Rafi ingin memberikan 'pelajaran' ke adik tingkatnya itu.

Salah satu senior yang kini tersangka, FA alias A dalam kasus ini berperan memanggil korban Putu bersama rekan-rekannya dari lantai 3 untuk turun ke lantai 2.

Saat kejadian, FA memanggil korban Putu bersama empat rekannya dari lantai 3 ke lantai 2, lantaran menganggap kelima juniornya itu melakukan kesalahan karena memakai baju olahraga ke ruang kelas di hari Jumat.

"Ini yang diidentifikasi menurut persepsi senior tadi, salah atau menggunakan pakaian olahraga memasuki ruang kelas dengan mengatakan 'Woi, tingkat satu yang pakai PDO (pakaian dinas olahraga), sini!'," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Rabu (8/5/2024) malam.

"Jadi turun dari lantai 3 ke lantai 2. Lalu FA juga berperan menjadi pengawas ketika kekerasan eksesif terjadi di depan pintu toilet dan ini dibuktikan dari CCTV kemudian keterangan para saksi," sambungnya.

Parahnya, tersangka WJP berperan memprovokasi tersangka Tegar untuk melakukan pemukulan terhadap korban Putu.

WJP juga meminta Putu untuk tidak mempermalukan dirinya dan harus kuat menerima pukulan.

"Saudara W mengatakan 'Jangan malu-maluin CBDM, kasih paham'. Ini bahasa mereka, maka itu kami menggunakan atau melakukan pemeriksaan terhadap ahli bahasa, karena memang ada bahasa-bahasa pakemnya mereka yang kemudian mempunyai makna tersendiri," papar Gidion.

Kronologi Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dipukul Karena Masalah Baju
Kronologi Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dipukul Karena Masalah Baju (IST Tribun Jakarta / Tribun Bali)

Yang terakhir, tersangka KAK merupakan taruna tingkat 2 yang menunjuk Putu untuk dijadikan korban pemukulan pertama.

"Peran KAK adalah menunjuk korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka TRS, dengan mengatakan "adikku aja nih, mayoret terpercaya.

Ini juga kalimat-kalimat yang hanya hidup di lingkungan mereka, mempunyai makna tersendiri di antara mereka," jelas Kapolres.

Sedangkan WJB, saat itu meminta Putu agar tidak mempermalukan dirinya. Ia mengatakan agar korban harus kuat menerima pukulan.

Tersangka FA, berperan menjadi pengawas saat kekerasan eksesif terjadi di depan pintu toilet.


Nasib 4 Senior Aniaya Junior STIP

Tegar Rafi Sanjaya (21) beserta ketiga tersangka baru, yakni KAK alias K, WJP alias W, dan FA alias A telah ditetapkan jadi tersangka dan terancam 15 tahun penjara.

Adapun penetapan tersangka tambahan terhadap ketiga senior korban itu dilakukan usai polisi mengumpulkan barang bukti antara lain rekaman CCTV hingga hasil visum korban.

Baca juga: Sosok Wanti Ibu Tiri Beri Minuman Berisi Racun Tikus ke Anak Sambung di Riau, Ditahan Atas KDRT

Tegar dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat.

Sementara ketiga rekan seangkatannya dijerat pasal 55 juncto 56 KUHP karena keikutsertaan melakukan tindak pidana.

"Ancaman hukumannya sama konstruksi pasal kemarin ya. Hanya mungkin perbedaan di pembelaan atau mungkin ada pemberatan atau pengurangan tambahan karena pasal 55," kata Gidion dilansir dari Tribun Jakarta.

"(Ancaman hukuman terhadap tiga tersangka baru) masih 15 tahun," sambung Gidion.


Dicopot Dari Taruna STIP

Tersangka Tegar Rafi dan ketiga rekannya kini dicopot dari status taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).

"Untuk terduga taruna pelaku, BPSDM Perhubungan akan langsung mencopot statusnya sebagai taruna agar tidak mengganggu proses hukum," kata Kepala Bagian Umum Sekretariat BPSDMP Ariandy Samsul B, dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2024).

Terungkap 3 Sosok Tersangka Baru Senior Aniaya Junior STIP, Provokasi Tegar Untuk Pukuli Putu Satria
Terungkap 3 Sosok Tersangka Baru Senior Aniaya Junior STIP, Provokasi Tegar Untuk Pukuli Putu Satria (Tribun Jakarta)

Sementara itu, Ariandy menambahkan manajemen kampus juga bertanggung jawab dan kooperatif terhadap proses penyidikan yang dilaksanakan kepolisian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dia mengimbau kampus lainnya meningkatkan pengawasan secara ketat terkait kegiatan taruna.

"Ini untuk mencegah terulangnya kejadian sesuai peraturan pola pengasuhan,” ujarnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved