Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior

Kesedihan Adik Putu Satria Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Ragu Pendidikan Usai Kematian Kakak

Kesedihan mendalam ikut dirasakan oleh Kadek Anandita Pradnya Swari (16) selaku adik mendiang Putu Satria Ananta Rustika (19) yang meninggal dunia

Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta
Kesedihan Adik Putu Satria Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Ragu Pendidikan Usai Kematian Kakak 

Dalam kesempatan yang sama, Ni Nengah Rusmini, meyakini pelaku yang menganiaya putranya lebih dari satu orang.

Pasalnya kondisi korban yang sudah babak belur dinilai tidak mungkin hanya dianiaya oleh satu orang.

Tangis ibunda Putu Satria taruna STIP tak terbendung mengungkapkan kejadian menimpa putranya kepada Menhub Budi Karya Sumadi, anak dianiaya senior
Tangis ibunda Putu Satria taruna STIP tak terbendung mengungkapkan kejadian menimpa putranya kepada Menhub Budi Karya Sumadi, anak dianiaya senior (Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta)

"Saya yakin lebih, Pak. Karena saya lihat tangannya (menunjuk lengan) ada lebam. Enggak mungkin (hanya satu pelaku), hidungnya berdarah, bibirnya sampai hancur," kata dia di depan peti jenazah anaknya, dilansir dari Kompas.com, Kamis.

Sambil menangis, Rusmini meminta agar anaknya mendapat keadilan seadil-adilnya dan para pelaku lainnya juga harus ditangkap.

"Mohon pelaku ditangkap, beri kami keadilan seadil-adilnya, Pak," pintanya kepada Budi.

Baca juga: Isi Rekaman CCTV Putu Satria Mahasiswa STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Dibopong dari Toilet

Mendengar tangisan itu, Budi hanya bisa meminta Rusmini untuk percaya dengan proses hukum yang sedang ditangani pihak kepolisian.

"Itu sudah ditangani polisi. Saya enggak tahu satu atau dua orang," katanya sembari menepuk pundak Rusmini penuh iba.


Provokasi Lakukan Penganiayaan

Terungkap kata kata yang diucapkan oleh 3 senior untuk provokasi Tegar Rafi Sanjaya (21) sebelum menganiaya Putu Satria Ananta Rustika (19), junior taruna tingkat 1 STIP Jakarta hingga tewas.

Saat itu diketahui jika 3 tersangka lainnya beserta Tegar Rafi ingin memberikan 'pelajaran' ke adik tingkatnya itu.

Salah satu senior yang kini tersangka, FA alias A dalam kasus ini berperan memanggil korban Putu bersama rekan-rekannya dari lantai 3 untuk turun ke lantai 2.

Saat kejadian, FA memanggil korban Putu bersama empat rekannya dari lantai 3 ke lantai 2, lantaran menganggap kelima juniornya itu melakukan kesalahan karena memakai baju olahraga ke ruang kelas di hari Jumat.

"Ini yang diidentifikasi menurut persepsi senior tadi, salah atau menggunakan pakaian olahraga memasuki ruang kelas dengan mengatakan 'Woi, tingkat satu yang pakai PDO (pakaian dinas olahraga), sini!'," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Rabu (8/5/2024) malam.

"Jadi turun dari lantai 3 ke lantai 2. Lalu FA juga berperan menjadi pengawas ketika kekerasan eksesif terjadi di depan pintu toilet dan ini dibuktikan dari CCTV kemudian keterangan para saksi," sambungnya.

Parahnya, tersangka WJP berperan memprovokasi tersangka Tegar untuk melakukan pemukulan terhadap korban Putu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved