Dokter di Jambi Tewas Kecelakaan

Penjelasan Polisi Soal Kronologi Dokter Muda di Jambi Tewas Kecelakaan usai Dikejar Warga dan Polisi

Pihak kepolisian memberi penjelasan soal dokter muda di Jambi tewas kecelakaan lantaran ngebut tak mau berhenti saat dikejar, sempat diteriaki maling

Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Kompas.com/Suwandi / Tribun Jambi
Penjelasan Polisi Soal Dokter Muda di Jambi Tewas Kecelakaan Dituduh Pencuri Ngebut Tak Mau Berhenti 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri

TRIBUNSUMSEL.COM - Kronologi kasus kecelakaan yang menyebabkan dokter muda di Jambi tewas kecelakaan setelah dituduh pencuri.

Dokter bernama Dwi Fatimah Yen (29) mengalami kecelakaan tunggal menabrak rumah warga, usai dikejar warga dan polisi.

Kapolres Muaro Jambi, AKBP Wahyu Bram, menjelaskan kronologi kecelakaan ini dalam konferensi pers, Selasa (2/4/2024).

Ia menyebut jika awalnya Dwi masuk ke perumahan Pondok Cipta dekat SPN Polda Jambi pada pukul 10.00 WIB dengan kecepatan tinggi.

Peristiwa ini diketahui seorang warga yang kemudian membagikannya ke dalam grup WhatsApp warga setempat.

Sebab hal itu membuat warga di komplek merasa curiga dan menduga jika Dwi merupakan maling mobil.

"Yang bersangkutan sekitar empat menit datang masuk ke kompleks, karena mau diberhentikan gak mau berhenti, akhirnya dikejar,” terang Wahyu, dikutip dari Kompas.com.

Saat dikejar warga, Dwi pergi menuju jalan lintas Sumatera ke arah Kota Jambi.

Mobil yang bersangkutan kebetulan melewati pos penyekatan polisi dan pegawai dinas perhubungan Kabupaten Muaro Jambi.

Tak berselang lama setelah korban lewat dengan kecepatan tinggi, muncul tiga motor yang dikendarai berboncengan oleh lima orang.

Salah satu motor berhenti dan memberi tahu bahwa ada maling diduga melakukan perbuatan kejahatan, dugaan awal saat di perumahan Pondok Cipta.

Awalnya warga tersebut ikut melakukan pengejaran, tetapi berselang sekitar 15 menit warga memutuskan berhenti karena kecepatan mobil tinggi.

“Dalam waktu 15 menit itu polisi dan warga sama-sama melakukan pengejaran, setelahnya hanya polisi yang melakukan pengejaran,” ujarnya.

Polisi melakukan pengejaran dengan menyalakan sirine serta meminta korban untuk berhenti dengan pengeras suara (toa) bahkan melakukan tembakan peringatan.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved