Sopir Truk Dianiaya Oknum Polisi dan ASN

Oknum Polisi dan ASN yang Viral Aniaya Sopir Truk di Banyuasin Muncul, Ngaku Tak Ada Pemukulan

Dari kesempakatan, tidak diperbolehkan dump truk dalam keadaan berisi tanah ataupun kosong melintas di Jalan Tanah Mas.

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ M. Ardiansyah
Sujana dan Rizal menunjukan surat kesepakatan yang ditandatangi warga, forum sopir dum truk, polsek, koramil dan dishub agar tidak melintas di jalan Tanah Mas, Jumat (22/3/2024). 

TRIBUNSUMSEL. COM, BANYUASIN - Pihak dari oknum polisi dan oknum ASN yang videonya viral diduga menganiaya sopir dump truk di Jalan Tanah Mas Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, angkat bicara.

Sujana seorang polisi dan Rizal seorang ASN ketika ditemui di Jalan Tanah Mas, Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, menuturkan apa yang diungkapkan sopir dump truk yakni Rudi tidak semuanya betul. 

Karena, apa yang mereka lakukan sudah sesuai kesepakatan yang sebelumnya dilaksanakan baik dari warga, pihak penimbun tanah, dishub Banyuasin, polsek dan koramil. 

Dari kesempakatan, tidak diperbolehkan dump truk dalam keadaan berisi tanah ataupun kosong melintas di Jalan Tanah Mas.

Namun, dari kesepakatan tersebut para sopir dump truk seringkali melanggar. 

"Jadi hari itu, sopir truk yang namanya Rudi melintas dan saya berhentikan. Saya bilang sudab tahu tidak boleh melintas, kata dia tahu. Makanya saya minta dia putar balik, itu tepat di depan jalan rumah saya," kata Sujana, Jumat (22/3/2024).

Ketika akan disuruh memutar, tiba-tiba sopir dump truk bernama Rudi batal memutar dan malah tancap gas menuju ke arah jalan Talang Buluh. 

Melihat hal tersebut, Sujana menelepon Rizal agar menghentikan laju dump truk yang mengarah ke rumahnya. 

Saat itu, Rizal berupaya menghentikan laju dump truk dengan menghadangnya. 

Meski sudah dihadang, dump truk yang dikendarai Rudi tetap berupaya melaju.

Sehingga, Rizal harus menghindar agar tidak tertabrak.

Dari situlah, keduanya berupaya untuk mengejar dump truk yang akhirnya berhenti. 

"Saya terpancing emosi, karena sudah diminta berhenti dan memutar malah jalan terus. Dari kejadian itu, tidak ada sama sekali pemukulan terhadap sopir. Memang, ada saya menarik bajunya agar turun dari mobil tetapi dia tidak mau. Perlu diketahui, sama sekali tidak ada pemukulan terhadap Rudi itu," kata Sujana. 

"Saya juga begitu, kalau saya tidak menghindar bisa-bisa ditabraknya. Makanya, saya terpancing emosi. Ketika akan memukulnya, ditahan pak Sujana dan tangan saya terkena bagian sudut pintu," kata Rizal.

Keduanya mengungkapkan, tidak ada pemukulan yang dilakukan terhadap sopir dump truk bernama Rudi.

Hanya ada menarik baju Rudi, untuk memintanya turun dari atas truk akan tetapi yang bersangkutan tidak mau turun. 

Dari kejadian ini, menurut Sujana dan Rizal ada kesalahpahaman. Karena, tidak ada aksi pemukulan dan meski sempat terjadi cekcok mulut lantaran tindakan dari sopir dump truk Rudi yang melanggar kesepakatan yang telah dibuat.

"Kami berupa untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluarga, tetapi dari si Rudi sepertinya tidak ada tanggapan. Kedepan, pastinya bila tidak ada penyelesaian kami akan menempuh jalan lain agar masalah ini tidak berlarut-larut termasuk hukum," kata Sujana dan Rizal.

Terkait uang yang diberikan dari forum sopir senilai Rp 10 juta, Sujana juga membantah.

Dulu memang ada uang senilai Rp 4 juta yang diberikan forum sopir tetapi untuk diserahkan kepada masjid di tanah mas. 

"Sama sekali, saya tidak ada menerima uang. Uang itu, diserahkan ke masjid berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak ada warga yang mengambil uang itu, termasuk saya.  Dari kejadian ini, ada orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi seperti ini agar truk-truk tanah bisa melintas. Makanya, mereka sengaja melintas agar ada kisruh," ungkapnya. 

Keduanya berharap, para sopir dump truk agar dapat berkomitmen dan sama-sama menghormati apa yang sudah menjadi kesepakatan. Bila sudah sama-sama berkomitmen menjaga kesepakatan, maka hal-hal yang tidak diinginkan pasti dapat dihindari. 

Baca juga: Kapal Pengangkut Kelapa Tujuan Riau Tenggelam di Bata Karang, Banyuasin, Berisikan Lima Orang Crew

Baca juga: VIRAL Sopir Truk Dianiaya Diduga Oknum Polisi dan ASN, Dipicu Melintas di Jalan Tiga Putri Banyuasin

Videonya Viral

Sebelumnya beredar video pemukulan diduga dilakukan oknum polisi dan ASN, terhadap sopir dump truk di Jalan Tiga Putri Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin.

Kejadian pemukulan yang direkam warga dengan durasi 42 detik.

Terlihat, kedua oknum ini mengejar dan menghentikan mobil dump truk dan langsung membuka pintu truk, Rabu (20/3/2024) pagi.

Tanpa banyak bicara, pria berbaju kuning langsung melakukan pemukulan terhadap sopir truk.

Belum selesai sampai disitu, pemukulan kembali dilakukan seorang pria berbaju abu-abu.

Beberapa kali pemukulan, dilakukan kedua oknum ini hingga korban mengalami memar dibagian paha dan bahu sebelah kanan. 

Ketika ditemui, korban Rudi menceritakan kejadian penganiayaan yang dialaminya.

Menurut Rudi, sebelum kejadian ia baru selesai mengisi BBM dan hendak pulang ke rumahnya di Talang Buluh lantaran ada yang tidak beres dengan dump truk yang dikendarainya. 

"Saya pikir tidak masalah, karena posisi truk dalam keadaan kosong. Selain itu, truk dalam kondisi tidak baik dan karena mau pulang ke talang buluh, jadi inisiatif lewat jalan tiga putri," kata Rudi (21/3/2024).

Saat melintas di Jalan Tiga Putri sekitar 500 meter keluar ke jalan Talang Buluh, dump truk yang dikendarainya dikejar dua orang.

Saat berhasil dihentikan, kedua orang tersebut langsung memukuli Rudi. Ia berupaya untuk menghindar, akan tetapi karena dipukuli tak bisa berbuat banyak. 

Tak hanya pemukulan yang diterima Rudi, akan tetapi baju yang dikenakan Rudi juga sampai robek karena ditarik pria berbaju kuning berkali-kali. 

"Yang menarik baju dan memukul saya kenal, itu S yang kerjanya polisi. Sedangkan satu lagi kerjanya ASN," kata Rudi. 

Setelah dipukuli, meski hanya tinggal 50 meter menuju jalan Talang Buluh, Rudi mengaku kedua pelaku tetap menyuruhnya untuk putar balik lagi.

"Karena seperti itu, apalagi saya tahu dia polisi. Tidak bisa berbuat banyak, padahal saya pernah bertemu dengan dia," ungkapnya.

Atas kejadian ini, rekan semasa sopir dump truk berkumpul dan memberikan dukungan kepada korban Rudi.

Terlebih, kejadian ini sudah beberapa kali terjadi.

Para sopir dump truk ini, akhirnya mengungkapkan bila mereka punya bukti unsur keterlibatan oknum polisi berisial S.

Karena, selama ini oknum S sudah memanggil koordinator mereka dan meminta sejumlah uang. 

Uang tersebut, sudah diberikan kepada oknum S dan para sopir dump truk dijanjikan akan bisa melalui jalan Tiga Putri.

"Kami ada bukti rekaman video ketika dia menerima uang Rp 10 juta yang dia minta, dengan janji bila uang sudah diberikan kami bisa melintas. Tetapi, kami sekarang tidak bisa melintas dan malah S ini yang seolah-olah jadj pahlawan dengan memukuli setiap kali kami lewat walaupun dalam keadaan kosong," ungkap seorang sopir yang mengaku ikut mengantarkan uang kepada oknum S. 

Uang yang diminta Oknum S senilai Rp 10 juta merupakan uang yang berasal dari trip sopir mengantarkan tanah sebanyak Rp 20 ribu per sopir.

Uang yang dikumpulkan ini, diberikan kepasa oknum polisi S dengan janji para sopir dump truk bisa melintas di jalan Tiga Putri.

"Berarti selama ini, bukan murni warga yang melarang kami lewat di sana. Tetapi momen ini sengaja dimanfaatkan oknum-oknum seperti ini. Perlu diketahui, kami juga mencari nafkah untuk anak istri. Tetapi dengan kondisi seperti ini, kami juga bisa bertindak. Karena ini terkait periuk nasi kami," pungkasnya.
 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved