Berita Viral

Pak Sumedi Trending di Twitter, Caleg PKS Cilegon Putuskan Air Warga dari Sumur Usai Tak Terpilih

Tagar nama 'Pak Sumedi' caleg PKS baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial Twitter (X). menghentikan penyaluran air ke rumah warga dari sumurnya

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube Kompas TV
Tagar nama 'Pak Sumedi' caleg PKS baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial Twitter (X). menghentikan penyaluran air ke rumah warga dari sumurnya 

TRIBUNSUMSEL.COM- Tagar nama 'Pak Sumedi' baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial Twitter (X).

Sosok pak Sumedi alias Sumedi Madasik sendiri merupakan Seorang calon anggota legislatif (caleg) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Cilegon.

Sumedi menjadi sorotan lantaran menghentikan penyaluran air ke rumah warga dari sumur bor miliknya.

Baca juga: Sosok Tri Sudarno, Anggota Basarnas Jayapura Jatuh Didorong Warga yang Diselamatkan dari Atas Tower

Dampaknya, warga Cisuru RT 03/06 Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten sulit mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Sumedi yang merupakan pemilik sumur air bersih sebelumnya meminta warga untuk memberikan dukungan kepadanya pada Pemilu 2024.

Selama 4 tahun lamanya, Sumedi dikabarkan sudah membuka penyaluran air itu hingga rela mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp 24 juta setiap tahun.

Namun, penyetopan air bersih itu dilakukan oleh Sumedi empat hari setelah pelaksanaan Pemilu 2024.

Belakangan diketahui, hal ini lantaran banyak warga yang tidak memilih Sumedi sehingga menyebabkan dirinya gagal terpilih.

Baca juga: Fakta Kisah Pak Usman Tinggal di Rumah Terbengkalai, Anak Bantah Telantarkan Ayah, Baru Liburan

Diketahui, total suara yang diperoleh Sumedi Madasik yakni 686 suara.

Di partai PKS, Sumedi menjadi caleg ketiga dengan peroleh suara terbanyak.

Dia kalah dari caleg PKS Jazuli yang meraup 1.473 suara serta Aam Amarulloh dengan 1.401 suara.

Tagar nama 'Pak Sumedi' baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial Twitter (X).
Tagar nama 'Pak Sumedi' baru-baru ini ramai diperbincangkan di sosial Twitter (X). (Twitter x)

Melansir dari Kompas.com, salah satu warga setempat, Buki mengungkapkan banyak warga yang tidak memilih Sumedi sehingga menyebabkan dirinya gagal terpilih.

“Beliau minta supaya dapat 100 suara dari kampung ini,” kata Buki.

Buki mengaku, pada saat penyaluran air bersih yang sudah berlangsung setidaknya selama empat tahun itu tidak ada perjanjian antara Sumedi dan warga dalam dukungan politik.

Selama air bersih mengalir di setiap rumah warga setempat, mereka membayarnya setiap bulan dengan disesuaikan banyaknya volume air yang diambil.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved