Banjir di Muratara

Banjir di Rawas Ilir Muratara 4 Hari Belum Surut, Listrik Padam Internet Mati

Banjir di Rawas Ilir Musirawas Utara (Muratara) empat hari belum surut, listrik padam dan jaringan internet juga mati.

|
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
DOKUMENTASI POLISI
Banjir di Rawas Ilir Musirawas Utara (Muratara) empat hari belum surut, listrik padam dan jaringan internet juga mati. Anggota Polsek Rawas Ilir membantu anak-anak menyebrang banjir, Selasa (16/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Banjir di Rawas Ilir Musirawas Utara (Muratara) empat hari belum surut, listrik padam dan jaringan internet juga mati.

Kapolsek Rawas Ilir, AKP Hendri menyampaikan aktivitas warga sementara banyak menggunakan perahu, karena dibeberapa desa masih terendam.

"Masyarakat terpaksa harus pakai perahu, untungnya masing-masing rumah penduduk ada perahu," ungkap Hendri saat dihubungi Tribunsumsel.com, Selasa (16/1/2023).

Dari total 13 desa di Kecamatan Rawas Ilir yang paling parah di Desa Beringin Makmur I dan Kelurahan Bingin Teluk, karena dua wilayah ini tepat berada di sepanjang aliran sungai.

"Kalau untuk lampu sudah delapan hari belum hidup, termasuk jaringan internet juga," ujarnya.

Namun, aktivitas masyarakat masih biasa, masyarakat tetap bekerja dan barang-barang yang masih bisa diselamatkan mereka selamatkan.

"Artinya mereka ini tidak kaget karena sudah biasa banjir setiap tahun," ujarnya.

Hanya saja, kali ini agak berbeda karena agak luar biasa banjirnya dibandingkan dengan banjir sebelum-sebelumnya.

"Selama ini tidak besar, paling sebatas pinggang, dua tiga hari surut, kalau sekarang sudah tiga empat hari belum surut juga," bebernya.

Sementara untuk logistik bantuan, rata -rata sudah semua, bantuan dari Kapolda dan Pj Gubernur juga sudah disalurkan.

"Kemudian masing-masing desa sudah ada dapur umum, masyarakat yang mau makan mengambil disana, jadi tanggung jawab kades masing-masing," ujarnya.

Sarana air bersih masyarakat sudah biasa, mereka mandi dan mencuci masih di sungai, tapi untuk minum dan masak rata-rata selama ini masyarakat pakai galon.

"Masak mereka pakai galon, selama ini mereka pakai galon itulah, tapi mandi dan cuci pakaian mereka selama banjir ditangga rumah," ungkapnya.

Sementara untuk akses apabila dari wilayah Karang Dapo tidak bisa dilalui, namun untuk sementara harus dari Kecamatan Nibung.

"Cuman kalau jalur Mandi Angin Karang Dapo, itu jalurnya terputus karena airnya banyak ke jalan," ujarnya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved