Banjir di Prabumulih

Banjir di Prabumulih, Warga Banting Setir Jadi Ojek Perahu, Sehari Dapat Uang Rp 250 Ribu

Banjir di Prabumulih yang terjadi sejak sepekan terakhir memaksa warga putar otak mencari cara mendapatkan penghasilan, sebagian jadi ojek perahu.

Penulis: Edison | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EDISON
Banjir di Prabumulih yang terjadi sejak sepekan terakhir memaksa warga putar otak mencari cara mendapatkan penghasilan, sebagian jadi ojek perahu, Selasa (16/1/2024). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Banjir di Prabumulih yang terjadi sejak sepekan terakhir memaksa warga yang sebagian petani putar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan.  

Sebagian warga banting setir jadi ojek perahu untuk mengangkut motor menyeberang di lokasi banjir di Kelurahan Payuputat Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih.

Warga Payuputat yang sebagian besar merupakan petani terpaksa beralih menjadi ojek menyeberangkan kendaraan, mencari ikan dengan menangkul dan usaha lainnya.

Seperti dilakukan Delian bersama belasan warga lainnya yang sejak seminggu terakhir menggunakan perahu dan gerobak untuk menyeberangkan kendaraan milik warga.

Kepada wartawan, Delian mengungkapkan terpaksa beralih usaha menjadi tukang ojek menyeberangkan kendaraan menggunakan perahu karena kebun karet terendam banjir sehingga tak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Sejak seminggu ini kami orang lima menyeberangkan motor warga menggunakan perahu, karena kebun karet banjir tidak bisa disadap," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Banjir di Rawas Ilir Muratara 4 Hari Belum Surut, Listrik Padam Internet Mati

Delian mengaku dirinya dan teman-teman sesama ojek kendaraan tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga sejak banjir terjadi sehingga terpaksa banting setir.

"Kebun karet saya hanya 1 hektare dan tenggelam semua, biasanya setiap hari nyadap dapat uang sekarang tidak lagi karena banjir," katanya.

Hal yang sama disampaikan warga lainnya yang mengaku setiap hari mendapat uang dengan ojek kendaraan menggunakan perahu mencapai Rp 250 ribu bahkan lebih dan uang tersebut dibagi rata lima orang.

"Kalau biaya menyeberangkan tidak tentu sesuai kesepakatan, kadang Rp 20 ribu kadang ada yang kasih Rp 50 ribu. Sehari bisa dapat Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu, uang itu kami bagi teman-teman yang menyeberangkan," kata Dian.

Disinggung jarak mendorong perahu menuju jembatan penghubung ke Kabupaten Pali, Dian mengaku jarak mencapai 200 meter lebih dan ketinggian air mulai dari setinggi perut hingga dada.

"Ketinggian air mencapai setinggi dada, kalau tidak ramai susah untuk dorong perahu apalagi arus cukup deras," tuturnya.

Seperti diketahui, sejak sepekan terakhir sebanyak 1480 keluarga di kelurahan Payuputat terendam banjir. Banjir disebabkan luapan sungai Lematang dan ratusan warga Payuputat berada di bantaran sungai tersebut. 

Rendam 1.480 Rumah Warga

Banjir di Prabumulih merendam 1.480 rumah warga di Kelurahan Payuputat Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih, Selasa (16/1/2024).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved