Tungku Smelter Meledak di Morowali
Sosok Xiang Guangda, Pemilik Smelter PT ITSS yang Meledak di Morowali, Rekam Jejaknya Jadi Sorotan
Namun, hingga kini polisi belum mengumumkan hasil penyeledikan, termasuk apakah ada tersangka atau tidak.
TRIBUNSUMSEL.COM - PT ITSS atau PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel di Morowali, Sulteng jadi sorotan publik.
Hal tersebut setelah smelter PT ITSS meledak.
Atas kejadian ini 18 orang meninggal atas kejadian ini dan puluhan lainnya terluka.
Atas kejadian ini, Indonesia Morowali Industrial Park atau PT IMIP menyatakan akan bertanggung jawab terhadap korban tewas.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Agus Nugroho mengatakan, ledakan ini bermula ketika tim teknis dari PT ITSS akan memperbaiki salah satu tungku feronito yang ada di lantai dua gedung PT ITSS.
Polisi kini sedang menyelidiki tragedi ini.
Namun, hingga kini polisi belum mengumumkan hasil penyeledikan, termasuk apakah ada tersangka atau tidak.
Lalu, siapa pemilik perusahaan?
Ternyata PT ITSS dimiliki warga Tionghoa.
Dia adalah Xiang Guangda.
Xiang Guangda adalah seorang industrialis Tiongkok dan pendiri Tsingshan Holding Group, sebuah perusahaan metalurgi yang utamanya bergerak dalam pembuatan baja tahan karat.
Xiang lahir pada tahun 1958 dari keluarga kelas pekerja di Wenzhou, Zhejiang.
Ia memulai pekerjaan pertamanya pada tahun 1980 sebagai mekanik di sebuah perusahaan perikanan milik negara di bawah program penghidupan yang disediakan oleh Deng Xiaoping, dan akhirnya naik pangkat menjadi direktur bengkel perusahaan tersebut.
Pada tahun 1986, bersama kerabatnya, ia mendirikan sebuah bengkel yang memproduksi jendela dan pintu mobil.
Pada tahun 1988, ia meninggalkan pekerjaannya di perusahaan milik negara untuk menjadi pengusaha penuh waktu, mengumpulkan sekitar USD 100.000 dari teman-teman dan kerabat untuk mendanai bisnis mereka.
Menurut Xiang dalam sebuah wawancara, ia beralih ke pembuatan baja tahan karat setelah perjalanan ke Jerman pada tahun 1992 yang meyakinkannya bahwa produksi suku cadang mobilnya tidak akan berkelanjutan dalam jangka panjang.
Perusahaannya diubah namanya menjadi Tsingshan pada tahun 1998, dan perusahaan tersebut tumbuh pesat karena fokusnya pada pengurangan biaya.
Perusahaan ini menjadi perintis dalam penggunaan pig iron nikel yang lebih murah sebagai pengganti nikel logam dalam produksi baja tahan karat, dan menerapkan penggunaan tungku rotary kiln untuk produksi secara kontinu.
Di bawah kepemimpinan Xiang, Tsingshan mulai berinvestasi di tambang nikel di Indonesia pada tahun 2000-an, ketika cadangan masih belum terbukti.
Tsingshan mendirikan kompleks produksi nikel dan baja tahan karat di Sulawesi (Morowali Industrial Park), yang lebih lanjut menurunkan biaya produksi baja tahan karat.
Tsingshan juga mendirikan pabrik produksi di India dan Zimbabwe.
Meskipun pada pertengahan tahun 2000-an Tsingshan adalah salah satu produsen baja tahan karat di Wenzhou, pada tahun 2021 perusahaan ini menyumbang hampir seperempat dari produksi global, menjadi yang terbesar dalam industri tersebut.
Kekayaan bersih Xiang diperkirakan oleh Forbes pada tahun 2021 mencapai USD 1,2 miliar.
Beberapa bulan sebelum Maret 2022, Xiang mulai mengambil posisi short besar dalam nikel melalui Tsingshan, sebagai lindung nilai terhadap penurunan harga.
Namun, karena kenaikan harga nikel yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, Xiang terpaksa membeli kontrak nikel di London Metal Exchange, menciptakan situasi di mana harga nikel di bursa tersebut meningkat lebih dari 100 persen, mencapai lebih dari USD 100.000 per ton sebelum perdagangan dihentikan.
Saat perdagangan dihentikan, Tsingshan mengalami kerugian sebesar USD 10 miliar secara teoritis.
Namun, LME yang dimiliki Hong Kong kemudian secara retrospektif membatalkan perdagangan yang telah terjadi, dan setelah harga stabil dan perdagangan dilanjutkan, kerugian Xiang ditandai sebagai jauh lebih rendah, memicu klaim manipulasi perdagangan oleh bursa untuk keuntungan Xiang Guangda, klaim yang dibantah oleh LME.
Harga nikel akhirnya turun, dan kerugian Xiang berakhir sekitar USD 1 miliar saat ia menutup posisinya.

Baca juga: Tangis Histeris Keluarga Irfan Bukhori Sempat Viral Selamat Dari Ledakan Smelter, Tulang Punggung
Baca juga: Kondisi Terakhir Irfan Bukhori Usai Viral Jalan dengan Tubuh Gosong Karena Ledakan Smelter Morowali
Detik-detik Kebakaran Tungku Smelter PT ITSS, 3 Pekerja Gagal Selamatkan Diri, Dugaan Pemicu Ledakan
Beredar detik-detik sebelum tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Video detik-detik ledakan pun beredar di media sosial.
Ledakan terjadi pada hari Minggu (24/12/2023).
Di video yang viral terlihat tiga orang pekerja sedang melakukan perbaikan dan pemasangan pelat pada bagian tungku tersebut.
Namun tiba-tiba terjadi ledakan terjadi.
Ledakan tersebut membuat beberapa tabung oksigen di sekitaran area juga meledak.
Baca juga: Innalillahi Tungku Smelter PT ITSS di Morowali Meledak, Pekerja Lari Selamatkan Diri, 12 Tewas
Ketiga pekerja yang terekam kamera CCTV terlihat berusaha melarikan diri, namun tak sempat karena api kadung membesar.
Korban tewas akibat terbakarnya tungku smelter PT ITSS 13 orang.
"Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi saat ini sebanyak 13 orang, terdiri atas 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok," ujar Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/12/2023)
Awalnya sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas.
Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.
Dedy menjelaskan, manajemen PT IMIP menanggung seluruh biaya perawatan korban.
Pihaknya juga memberikan santunan bagi keluarga korban.
"Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," tutur Dedy.
Usai kejadian, sambung Dedy, manajemen PT IMIP membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT ITSS.
"Perkembangan terbaru hingga pukul 16.15 WITA, diketahui situasi di lokasi kejadian sudah terkendali," ucap dia.

Penyebab Kejadian
Dedy mengungkapkan, tungku smelter No 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.
Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.
Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.
"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," ungkap dia.
Saat ini, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah,
Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Tungku Smelter Meledak di Morowali
Xiang Guangda
PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel
Smelter
Tribunsumsel.com
sumsel.tribunnews.com
Ibu Irfan Bukhari Histeris & Roboh Saat Tulang Punggung Keluarga Dimakamkan, Korban Ledakan Smelter |
![]() |
---|
Nasib Keluarga Irfan Bukhori, Anak Jadi Korban Ledakan Smelter Meninggal, Padahal Tulang Punggung |
![]() |
---|
Gaji Karyawan Perusahaan ITSS Morowali 19 Orang Tewas Ledakan Tungku Smelter, Capai Rp 88 Juta |
![]() |
---|
Keseharian Irfan Bukhori Korban Ledakan Tungku Smelter Sempat Selamat, Sahabat Bersyukur Mengenal |
![]() |
---|
Tangis Histeris Keluarga Irfan Bukhori Sempat Viral Selamat Dari Ledakan Smelter, Tulang Punggung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.