Pembunuhan Berantai di Wonogiri

Kronologi Terungkapnya Pembunuhan Berantai Wonogiri Setelah 2 Tahun, Cara Sarmo Tipu Anjing Pelacak

Dari kasus pencurian gergaji mesin di Ngadirojo ini, polisi bisa mengungkap adanya pembunuhan berantai yang dilakukan oleh pelaku yang sama.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ Tribunsolo.com
Kronologi Terungkapnya Pembunuhan Berantai Wonogiri Setelah 2 Tahun, Cara Sarmo Tipu Anjing Pelacak 

Setelah dibunuh, jasad Sunaryo dibawa ke tempat penggergajian kayu.

Disana, jasad Sunaryo dikubur dibawah dipan tempat tidurnya. 

Polisi menyebut saat itu sudah memantau Sarmo.

Pelaku pembunuhan berantai yang diamankan Polres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023).
Pelaku pembunuhan berantai yang diamankan Polres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). (Tribunsolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Bahkan Polisi juga mencari keberadaan Sunaryo menggunakan anjing pelacak di tempat penggergajian kayu milik Sarmo

Anjing pelacak tak bisa menemukan korban karena diketahui Sarmo telah menyiram lokasi dengan solar.

Setelah itu, Sarmo sempat panik karena polisi sudah mendatangi lokasi itu.

Jasad Sunaryo kembali diangkat oleh Sarmo, lalu Sarmo membakarnya.

Kemudian sisa tulang dari jasad Sunaryo ditumbuk menggunakan potongan kayu jati. 

Sementara itu, kerangka dari Agung Santosa tergolong masih utuh.

Menurut Iptu Yahya, jasad Agung ditemukan di sebuah bukit, dengan posisi meringkuk menghadap ke timur dan membujur ke utara.

"Dari kepala tangan kaki utuh. Dokter menerangkan mumifikasi alami tanah lembab di sana. Kulit dan daging masih sisa dikit," kata Yahya.

Sarmo, pembunuh berantai di Wonogiri (berbaju orange), dihadirkan saat jumpa pers yang dilangsungkan di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023).
Sarmo, pembunuh berantai di Wonogiri (berbaju orange), dihadirkan saat jumpa pers yang dilangsungkan di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). (TribunSolo.com / Erlangga Bima)

Adapun hubungan Sarmo dengan korban Agung merupakan rekanan kerja.

Sarmo dan korban Agung memiliki usaha bersama penggergajian kayu yang berada di Girimarto. 

Alasannya sama, tidak kuat dengan tekanan dari Agung yang menurut pengakuan Sarmo, meminta uang hasil penggergajian kayu lebih, padahal kondisi penggergajian kayu sedang sepi. 

Sarmo dianggap tidak bisa bertanggung jawab oleh Agung.

Bahkan disebut korupsi.

Korban Agung bahkan sempat berniat memindahkan usaha penggergajian kayu itu ke Klaten.

 

 

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved