Berita Lubuklinggau

12,65 Persen Warga Lubuklinggau Miskin, Pj Walikota Trisko Defriyansa Sebut Data Lama Maret 2023

Angka kemiskinan di Kota Lubuklinggau Sumsel sebanyak 31,02 ribu jiwa atau 12,65 persen, Pj Walikota Trisko Defriyansa sebut BPS pakai data lama.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUN SUMSEL/EKO HEPRONIS
Angka kemiskinan di Kota Lubuklinggau Sumsel sebanyak 31,02 ribu jiwa atau 12,65 persen, Pj Walikota Trisko Defriyansa sebut BPS pakai data lama. 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Angka kemiskinan di Kota Lubuklinggau Sumsel sebanyak 31,02 ribu jiwa atau 12,65 persen dari jumlah penduduk kota ini tergolong miskin.

Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel pada Maret tahun 2023 lalu.

Tingginya angka kemiskinan ini membuat Kota Lubuklinggau masuk dalam jajaran kota termiskin berdasarkan Databoks yang beredar di media sosial.

Bahkan dalam Databoks itu Kota Lubuklinggau menempati peringkat ke-7 dalam daftar kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Pulau Sumatera.

Pj Wali Kota Lubuklinggau Trisko Defriyansa menjelaskan bahwa data BPS tersebut merupakan data lama bulan Maret 2023 lalu sementara saat ini sudah bulan Desember.

Baca juga: Supardi Tak Tahu Beli Ketek Curian, Kejari OKU Timur Terapkan Restorative Justice

Trisko mengungkapkan sebagai langkah penanganannya ke depan, akan dibuat klaster, bila yang tidak produktif diberi bantuan, namun tidak secara terus menerus akan membuat mereka manja.

"Pasti mereka mau miskin terus. Itulah dalam data yang ada saya bingung umur 15 tahun sudah ada miskin, ada yang 20 tahun miskin, mereka harusnya bisa disektor-sektor lain, itulah nyatanya," ujarnya pada wartawan, Kamis (8/12/2023).

Trisko pun sudah memerintahkan Kadinsos Lubuklinggau untuk memetakan langsung apakah yang terdata itu benar miskin atau hanya pura-pura miskin.

"Sehingga tahu mana yang akan diberi ikan (bantuan) mana yang diberi kail (pekerjaan) harus dibedakan. Walau pun data nasional itu saya yakin hasil survei, tapi paling tidak untuk melihat kebenarannya," ujarnya.

Trisko mengungkapkan ketika melihat indikator secara keseluruhan di Sumatera Selatan, Lubuklinggau masih berada di peringkat tengah di atas kabupaten lainnya.

"Di bawah Lubuklinggau masih ada kabupaten yang lebih tinggi tingkat kemiskinannya bahkan jauh di atasnya. Pertanyaan mengapa di kota lebih tinggi banding kabupaten lain, karena kota ini tempat urban, tempat orang mau nyari kerja, nyari kegiatan dan lain-lain," ungkapnya.

Karena asumsinya para pendatang itu menganggap seluruh fasilitas di kota itu tersedia, tapi ketika tidak mampu berkompetisi dengan kehidupan kota akan menimbulkan kemiskinan.

"Sementara data yang dari pusat jauh, hampir 5.000 lebih data Perpal atau KK, kemiskinan ekstrim cuma 270 KK. Atau hanya 1230 orang, maksud saya mengapa kota tinggi karena ada gula ada semut," ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut jangka panjang dengan adanya hal semacam itu, langkah kongkrit ada dua hal produktif atau tidak produktif, bila tidak produktif akan diupayakan bantuan sosial.

"Kita programkan bantuan langsung tunai juga, sementara yang produktif kita upayakan bagaimana keterampilannya dan kita sudah lakukan intervensi," ujarnya.

Contoh program yang dilakukan intervensi, pertama adalah validasi data kependudukan, kemudian melakukan penurunan pengeluaran beban masyarakat dengan lima program.

Kemudian, meningkatkan pendapatan masyarakat ada 9 program dan meminimalisir kantung kemiskinan ada 7 program, semuanya akan dilaksanakan di 14 OPD di 8 kecamatan.

"Total anggaran yang kita butuhkan lebih kurang Rp.138 Miliar dalam satu tahunnya, jadi program kemiskinan ini sudah kita programkan," ujarnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved