Buaya Riska Dituding Terkam Warga

Curhat Pilu Pak Ambo Sedih Lihat Buaya Riska Menangis Ditinggal, Kondisi Semakin Prihatin Ogah Makan

Bak memiliki ikatan batin yang kuat, Pak Ambo bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh buaya Riska. Kondisi semakin memprihatinkan menolak makan.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Youtube Fitriyani RISKA
Bak memiliki ikatan batin yang kuat, Pak Ambo bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh buaya Riska. Kondisi semakin memprihatinkan menolak makan. 

Suatu ketika, Pak Ambo melihat buaya itu berdiam di samping perahu yang disandarkan di depan rumahnya.

“Datang sendiri. Kok ada buaya di samping perahu saya. Kupanggil dia, datang. Saya beri makan, sampai sekarang,” kata pria kelahiran 1964 itu.

Pak Ambo lalu memberikan nama Riska, dengan alasan sederhana, buaya itu betina.

Nama itu juga sama dengan nama perahunya.

Awal Mula Kisah Persahabatan Pak Ambo dan Buaya Riska, Terancam Pisah Usai Difitnah Terkam War
Awal Mula Kisah Persahabatan Pak Ambo dan Buaya Riska, Terancam Pisah Usai Difitnah Terkam War (instagram/amboriska)

Sejak itulah Pak Ambo mulai dekat dan merawat Riska layaknya hewan peliharaan.

"Perahuku namanya Riska. Kadang saya main-main di Sungai Guntung datangi dia.

Saya pakai perahu, saya dayung, dia (buaya) ikut di samping perahu saya," kata Pak Ambo.

Pak Ambo sudah menganggap buaya Riska sebagai anaknya. Bahkan ia kerap disambani ke muara sungai dekat rumahnya.

Sesekali pak Ambo mencium buaya Riska dengan penuh rasa cinta.

Buaya sepanjang empat meter itu sering datang ke rumah Ambo saat lapar.

Pak Ambo pun memberikan tiga ekor ayam kepada buaya itu ketika berkunjung.

Usai menyantap makanan yang diberikan Ambo, buaya bernama Riska itu kembali ke perairan Sungai Guntung.

Pak Ambo pernah meninggalkan buaya itu selama dua tahun. Saat itu, Ambo mendapatkan pekerjaan di Samarinda.

Ketika berpisah, Pak Ambo kerap mendapatkan laporan dari sang istri yang melihat buaya itu mondar-mandir di sekitar rumahnya.

Namun, Ambo telah menitip pesan agar warga sekitar memberi makan ketika melihat buaya itu.

"Kadang kalau saya tidak ada. Diberi makan sama warga sekitar,”" tutur Pak Ambo.

Ambo selalu mengingatkan warga yang hendak memberi makan agar memperlakukan buaya itu dengan halus, sehingga buaya itu tak melukai warga.

"Jangan kasar. Jangan dimain-mainin. Jadi, kadang nelayan habis melaut beri makan ikan. Dia (buaya) menghampiri perahu nelayan diberi makan ikan sama nelayan," kata Pak Ambo.

Dua tahun bekerja di Samarinda, Ambo memutuskan pulang ke Bontang mengurus buaya itu.

Sejak merawat buaya itu 23 tahun silam, Ambo tak pernah diserang atau dilukai.

Kini, Ambo mengaku memiliki ikatan batin dengan buaya itu. Buaya itu juga terlihat sangat jinak di hadapannya.
Pak Ambo mengaku tak tahu kenapa bisa begitu dekat dengan buaya itu.

Baca berita lainnya di google news

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved