Petani di Upang Banyuasin Diduga Diculik
3 Petani di Upang Banyuasin Hilang, Fakta Terungkap Bukan Diculik Tapi Ditangkap Polisi
Tiga petani yang sebelumnya dilaporkan hilang di Banyuasin, terungkap fakta bukan diculik tapi ditangkap polisi.
Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Vanda Rosetiati
Ia meminta kepada Polda Sumsel untuk segera mencari keberadaan ketiga petani tersebut.
"Belum ada upaya yang bisa kami lakukan. Makanya saya harap Kapolda Sumsel dan jajaran segera mencari keberadaan sahabat-sahabat saya itu. Ini masalah keselamatan nyawa pak, sedangkan penculik itu masih keliaran di PT, " ujar Juanda ketika dihubungi, Senin (6/11/2023).
Para pelaku yang membawa petani berjumlah sekitar 30 orang dan memakai cadar alias penutup wajah.
Peristiwa itu terjadi di depan istri korban yang saat itu tidak bisa berbuat apa-apa.
"Mereka semua naik mobil sekitar orang 30 pakai cadar buka tutup semua. Meski begitu masih bisa dikenali wajahnya karena itu orang pegawai PT itulah, cuma tidak tahu namanya. Istri korban tak bisa berbuat apa-apa saat kejadian namanya juga perempuan pak, " tuturnya.
Ketika membawa korban, orang yang membawa mereka tidak mengucapkan kata-kata yang bernada ancaman.
Mereka hanya bergegas membawa paksa tiga petani tersebut.
"Pas mau diangkut cuma bilang 'ayo cepat, ayo cepat'. Istri korban cuma diam saja pak, tidak bisa berbuat apa-apa, " katanya.
Ia meminta Kapolda Sumsel dan jajaran segera mencari keberadaan rekannya itu. Sebab, wajah-wajah diduga penculik juga sudah diberikan saat membuat laporan.
"Foto orang-orang yang nyulik sudah saya lampirkan waktu menemani istri rekan-rekan saya membuat laporan di Polda Sumsel. Kami minta ini harus dilacak keberadaannya segera" katanya.
Aksi penculikan ini bukan yang pertama, menurutnya beberapa tahun lalu juga sempat terjadi penculikan.
"Dulu pernah istri saya yang sandera, ini sudah terjadi bukan sekali. Pernah lapor ke Polsek tapi tidak ada tanggapan, makanya kami harap Polda bisa membantu kami, " katanya.
Juanda menambahkan, pihak perusahaan diduga ingin intervensi dan melarang petani bersawah.
"Kami kelola sawah sendiri tapi tidak jual ke mereka, " sambungnya.
Kronologi kejadian ini berawal ketika korban Heriyanto bersama istrinya Nurmin dari jalur hendak ke rumah menggunakan motor, kemudian saat di TKP datanglah 30 orang menggunakan mobil putih dengan bak terbuka.
Lalu orang-orang tersebut membawa paksa suaminya ke dalam mobil dan sampai hari ini belum ada kabar.
Terpisah Kasubbid Penmas Polda Sumsel ketika dikonfirmasi mengatakan, pihaknya akan memeriksa berkas LP yang sudah dilaporkan.
"Nanti saya cek dulu, " ujar Yeni singkat.
Baca berita lainnya langsung dari google news
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.