Bullying Siswa SMA di Langkat

Viral Siswi SMA di Langkat Dibully dan Dilecehkan, Pelakunya Anak Polisi dan Keponakan Anggota DPRD

Diketahui, peristiwa tersebut dialami siswi berinisial A yang bersekolah di SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Editor: Slamet Teguh
Kolase Tribunsumsel.com/ TRIBUN MEDAN/HO
Viral Siswi SMA di Langkat Dibully dan Dilecehkan, Pelakunya Anak Polisi dan Keponakan Anggota DPRD 

Orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban.

"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023).

Viral Siswi SMA Stabat Jadi Korban Bullying dan Pelecehan, Pelakunya Anak Polisi dan Keponakan DPRD
Viral Siswi SMA Stabat Jadi Korban Bullying dan Pelecehan, Pelakunya Anak Polisi dan Keponakan DPRD (Kolase Tribunsumsel.com/ TRIBUN MEDAN/HO)

Baca juga: Viral Video Siswa SMA Bullying Teman di Kelas Tangerang, Sudah Tak Berdaya Masih Dipukuli

Baca juga: Lirik Yel Yel Anti Bullying Stop Bully Bully - Disini Teman Disana Teman, Beserta Maknanya

W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang.

W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam.

"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.

Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas.

W berharap agar ketiga pelaku yang melakukan bully terhadap anaknya dapat dikeluarkan dari sekolah.

"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.

"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.

Namun demikian, pascaviral video aksi bully tersebut, beredar video klarifikasi yang dibacakan oleh FDM.

Namun sayang, video klarifikasi tersebut hanya dilakukan sepihak.

Ditanya soal video klarifikasi, W mengaku sudah mengetahuinya.

Namun langkah tersebut tidak dilakukan di hadapan para orangtua, baik itu korban maupun pelaku perundungan.

"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi bully yang dilakukan anak-anak didiknya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved