Guru Dituntut Usai Hukum Murid

Keseharian Siswa A Laporkan Guru Gegara Dihukum Tak Salat Dibongkar Kepsek : Tak Ada Catatan Hitam

Terungkap keseharian siswa A yang laporkan guru SMKN 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat.

|
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Youtube tvOneNews
Terungkap keseharian siswa A yang laporkan guru SMKN 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap keseharian siswa A yang laporkan guru SMKN 1 Taliwang, Nusa Tenggara Barat usai dapat hukuman karena tak mau salat berjamaah.

Seperti diketahui, seorang guru bernama Akbar Sarosa tengah viral dimedia sosial lantaran dilaporkan orangtua murid yang tak terima anaknya dihukum.

Adapun siswa tersebut dihukum Akbar lantaran enggan melakukan salat berjamaah.

Kepala Sekolah SMKN 1 Taliwang, Muhammad Nasir akhirnya buka suara ungkap kronologi kejadian tersebut.

Dijelaskan Muhammad Nasir, Akbar Sarosa tidak ada maksud untuk mencelakai siswa tersebut.

Hal itu dilakukan Akbar lantaran hanya ingin mendisiplikan siswa untuk melaksanakan salat.

"Tidak ada sekecil apa pun maksud untuk menciderai atau kekerasan yang dilakukan, tapi fakta yang kita terapkan di situ, pihak sekolah memandang bahwa ini dalam rangka mendisiplikan karena pentingnya karakter dalam kehidupan, karena tanpa karakter itu tidak ada artinya yang kita tanam bersama," ujar Kepsek SMKN1 Taliwang. Dilansir Youtube tvOneNews, Selasa (11/10/2023)

"Saya sudah panggil pak Akbar ini semata-mata dalam rangka mendisiplinkan dan menjalani tugas yang mulia ini," sambungnya.

Akbar Serosa Guru PAI Akui Pukul Siswa Pakai Kayu 50 Cm Karena Tak Mau Sholat
Akbar Serosa Guru PAI Akui Pukul Siswa Pakai Kayu 50 Cm Karena Tak Mau Sholat (kolase/youtube TVOnenews)

Menurut Nasir, semua siswa di SMK tersebut diperlakukan sama untuk mendisiplinkan siswa.

Pasalnya, kegiatan salat itu program utama yang harus dilakukan jika waktu salat datang.

"Anak-anak di SMK ini semua diperlakukan sama, hanya pada saat siang itu apa yang dilakukan oleh salah satu guru kami ini dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah untuk menyuruh salat karena itu program utama, ketika masuk waktu salat seluruh aktivitas di sekolah dihentikan dan salat berjamaah," jelasnya.

Baca juga: Sosok Siswa A yang Laporkan Guru SMK Dihukum Gegera Tak Salat Tuntut Rp50 Juta,Tolak Permintaan Maaf

Lebih lanjut, Nasir mengatakan saat itu Akbar hanya situasional memukul tas siswa agar semua bergegas melaksanakan salat.

"Saat itu hanya situasional, pak Akbar mengambil potongan bambu hanya untuk menakuti saja supaya dia bergegas ke tempat salat, guru-guru kami baik-baik semua, hanya saat itu situasional, kejadiannya seolah-olah siswa itu nantang melihat tatapannya, jadi secara psikologis bagaimana supaya anak ini bisa cepat sehingga terjadi pukul menggunakan tangan dalamnya," bebernya.

Sementara terkait keseharian siswa tersebut di lingkungan sekolah, Nasir mengatakan bahwa siswa ini baru dan tidak ada catatan hitam terkait kenakalan siswa tersebut.

"Selama ini yang kita tahu anak ini kan siswa baru, tidak ada catatan-catatan hitam dari anak-anak itu, tidak ada, karena ini baru ajaran baru jadi hal-hal catatan kenakalan sebagainya saya pikir tidak ada, karena siswa baru," terangnya.

Baca juga: Penjelasan Polisi Hasil Visum Siswa Dihukum Guru Tak Salat Ada Memar di Leher, Wali A Tolak Berdamai

Kendati begitu, akibat peristiwa ini Nasir dan pihak guru yang bersangkutan menemui orangtua siswa untuk melakukakan media hingga beberapa kali.

Bahkan ia datang ke rumah orangtua siswa namun pihak orangtua A tetap tidak memaafkannya.

"Saya sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Taliwang sekaligus ketua PGRI, awalnya kami sudah melakukan mediasi, memang orangtuanya tidak komperatif dalam hal ini, bahkan sampai tanggal 6 Juli pun saya beserta keluarga datang ke rumahnya tapi tetap," jelasnya.

Sosok siswa yang laporkan guru SMK di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Sosok siswa yang laporkan guru SMK di Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (POS-KUPANG.COM)

Tak hanya itu saja, Nasir juga membenarkan adanya tuntan dari pihak A meminta uang Rp50 juta, namun saat itu ia dan Akbar berusaha membujuk dan menawarkan uang Rp10 juta agar mampu dibayar.

Namun rupanya orangtua A tetap menolak dan bersikeras meminta Rp50 juta.

"Saya juga ingin klarifikasi memang ada tuntutan Rp50 juta, bahkan turun sampai Rp20 juta, saya sudah dengar langsung. Kami keluarga meminta Rp10 juta atau kurang insyaallah kami mampu, tapi tidak menemui titik temu saat itu," pungkasnya.

Baca juga: Guru Akbar Sarosa Akui Pukul Siswa Pakai Kayu Gegara Tak Mau Salat, Bantah Kena Badan: Bisa Fatal

Diketahui, siswa berinisial A ini bersekolah di SMKN1 Taliwang, Sumbawa.

Sementara terkait kondisi A disebut guru SMK tidak mengalami luka.

Namun berdasarkan hasil visum pihak kepolisan A hanya mengalami memar dibagian leher.

Awal Mula Siswa Dihukum

Adapun awal mula kejadian yang dialami Akbar itu bermula pada Selasa (26/9/2023), saat sekolah menerima bantuan mesin buku.

Karena mesin buku tidak bisa masuk ke halaman sekolah, maka salah satu gerbang dibongkar.

Ketika itu, kata Akbar, ia melihat beberapa siswa yang duduk nongkrong di samping gerbang.

Selain itu, ada juga beberapa anak yang pulang tanpa izin atau membolos.

"Saya bertanya pada siswa di situ, siapa yang kabur (bolos) itu) tapi mereka tidak mau menjawab."

"Lalu saya minta anak-anak itu untuk jangan pulang dulu, sampai bel pulang berbunyi," ujar Akbar.

Tak lama kemudian, azan zuhur berkumandang.

Akbar lalu mengajak siswa yang tengah nongkrong di gerbang untuk salat berjamaah di musala.

Namun, tidak ada siswa yang mau bergerak dan mengikuti ajakannya.

"Mereka hanya diam dan lanjut ngobrol gitu," terangnya.

Meski tiga kali ditolak, Akbar masih berusaha mengajak siswa tersebut salat.

Lagi-lagi, tidak ada siswa yang beranjak.

"Anak yang tidak mau ini, salah satunya korban. Korban kemudian menatap saya dengan tajam," terangnya.

Ia lalu mengambil beberapa tindakan untuk mendisiplinkan muridnya.

Awalnya, Akbar mengambil sebilah bambu untuk menakuti, agar siswa segera melaksanakan salat

"Hingga mereka berdiri, bambu mengenai tas-tas ransel korban," jelasnya.

Lantaran mereka masih diam, Akbar kemudian mengaku mencolek siswa dengan tangan.

Saat itu, siswa berinisial A masih menatap Akbar dengan sorotan tajam.

"Saya lalu colek bagian lengan dan pundak A dengan tangan, seperti cubit sedikit. Dua sampai 3 kali saya colek gitu," bebernya.

Setelahnya, para siswa menuju musala untuk menunaikan salat zuhur berjamaah.

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved