Ibu Bunuh Anak Kandung di Subang

Awal Mula Nurhani Bunuh Anak Kandung di Subang, Rauf Pulang Lewat Atap, Saling Pukul dengan Kakek

Awal mula kejadian ibu kandung tega membunuh anak kandung terungkap, berawal paman tegur korban pulang ke rumah lewat atap.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Awal mula kejadian ibu kandung tega membunuh anak kandung terungkap. 

"Sehingga tersangka merasa malu dan lelah mengurus korban," ujar dia

Keseharian Rauf

Menurut keterangan dari Kepala Dusun Parigi 2 Karnoto, sosok dari korban ini dikenal dengan memiliki kebiasaan yang dinilai buruk.

Sebab, korban sudah beberapa kali berulah di Dusun Parigi 2, sering mengambil barang-barang milik warga sekitar.

Rauf diketahui pernah mencuri kotak amal, mencuri makanan di warung.

"Maaf-maaf kalau keseharian si korban memang anak ini memiliki kebiasaan yang buruk," jelasnya.

"Artinya gini, dia suka mengambil barang-barang orang lain, karena saya kepala dusunnya ya jadi tahu sering mendengar itu. Rauf (korban) ini memang mempunyai kebiasaan buruk itu," sambungnya.

Dari keseharian yang dilakukan oleh korban ini, Karnoto mengaku bahwa warga sering mendengar suara keributan dari kediaman korban.

Dari keterangan Karnoto, korban tinggal di rumah bersama dengan ibu kandung, kakek, paman, serta adik tiri dari korban.

Menurut Karnoto, sikap keseharian Rauf ini menyerupai orang dewasa.

"Anaknya kecil umur 13 tahun di aktenya itu saya lihat lahir tahun 2010, tapi sikap dia kesehariannya menyerupai orang dewasa lah," jelas Karnoto.

Sementara terkait soal keributan yang didengar warga dari kediaman Rauf, itu rupanya hal biasa.

Bahkan sering kali terdengar suara tangisan dari rumah Rauf tersebeut.

"Nah kalau ribut-ribut itu barusan saya ngobrol sama tetangganya yang terdekat udah nggak aneh gitu denger-denger keributan, kalau dengar tangisan sudah nggak aneh karena sering sekali di rumah TKP tersebut," ungkapnya

Meski demikian, warga di sekitar tempat tinggal Muhamad Rauf tak pernah menaruh dendam kepada anak tersebut.

Mungkin karena warga memahami dengan kondisi yang dialami Muhamad Rauf.

Di balik sisi buruk perilaku Muhamad Rauf, warga juga mengakui ada sisi baiknya.

Muhamad Rauf juga dikenal suka membantu.

Bahkan di kegiatan di lingkungan, dia kerap ikut bergotong royong.

Karena tak mendapatkan banyak perhatian dari keluarga, pendidikan Muhamad Rauf pun putus.

Sementara ayah dan ibunya tinggal di daerah yang berbeda, sehingga komunikasi pun jarang.

Kehidupan jalanan pun dilakoni. Untuk makan pun Rauf meminta-minta hingga mencuri.

Menurut kesaksian warga, kakeknya beperilaku mudah marah ketika masih belum terkena stroke.

Mulut Disumpal Boneka

Korban diketahui ingin ponsel dan beberapa kali mencuri ponsel ibunya, namun ponsel tersebut diakuinya sudah dikembalikan lagi.

Nurhani juga mengaku menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri di dalam rumah kakek korban.

"Rauf saya sumpel mulutnya dengan boneka kecil milik adiknya, kemudian tangan Rauf diikat, kepalanya dibenturkan ke dinding dan kusen, serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," katanya.

Sang ibu mengatakan, memukul Muhamad Rauf menggunakan tongkat milik kakeknya, karena dianggap menggangu sang kakek yang sedang sakit.

Setelah korban Rauf tak berdaya, ibu korban menyeret Rauf ke belakang rumah menyusuri kebun.

"Setelah disiksa di dalam rumah Kakeknya atau TKP korban diseret ke lewat belakang rumah menyusuri kebun," ungkapnya.

"Sebelum akhirnya ada seseorang datang bawa motor untuk membawa Rauf yang akan dibuang ke sungai Bugis di Anjatan Indramayu," imbuhnya

Dibuang ke Sungai

Nurhani juga mengakui saat akan dibuang ke sungai, Rauf masih dalam kondisi masih hidup.

"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujar

Nurhani, W (Paman Rauf), Kakek Rauf, dan Tetangga pemilik motor yang dipinjam oleh pelaku untuk membawa Rauf dibuang ke sungai di Daerah Bugis Anjatan Indramayu, langsung dijemput polisi.

Dibunuh Gunakan Tongkat

Polisi Polres Indramayu dan Subang menemukan adanya keganjilan dalam penemuan mayat Rauf, karena kondisi jasad Rauf ditemukan dalam keadaan tangan terikat ke belakang dan ada luka di kepala bekas benda tumpul.

Setelah diketahui ada kejanggalan dan ditemukan Identitas Korban, Polisi langsung mendatangi TKP yang tak lain rumah Kakek Rauf.

Setelah mendatangi Rumah Kakek Rauf, Polisi akhirnya menemukan sejumlah barang bukti mulai dari bercak darah hingga bukti lainnya.

Hingga akhirnya rumah Kakek Rauf tersebut akhirnya di police line oleh pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.

Baca berita lainnya di Google News

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved