Buaya Riska Dituding Terkam Warga

Nasib Buaya Riska Setelah Ditangkap BKSDA, Nelangsanya Pak Ambo Khawatirkan Kondisi Luka di Ekor

Nasib Buaya Riska, sahabat hewan Pak Ambo yang telah dievakuasi pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kaltim. Pak Ambo khawatir keselamatan

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Kaltimpost/Youtube fitriyani Riska
Nasib Buaya Riska, sahabat hewan Pak Ambo yang telah dievakuasi pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kaltim. Pak Ambo khawatir keselamatan sang predator 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM - Buaya Riska, sahabat hewan Pak Ambo kini telah dievakuasi pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kaltim.

Hal ini tak lepas usai buaya Riska disebut telah menerkam warga Muara Sungai Guntung RT 002, Kelurahan Guntung, Bontang, Kaltim.

Sebelumnya, menurut Pak Ambo mengaku yakin jika buaya Riska tidak pernah menyakiti orang.

Baca juga: Kesedihan Pak Ambo Buaya Riska Hilang Diduga Dievakuasi Minta BKSD Tanggung Jawab Keselamatan

Mengingat, Pak Ambo telah merawat buaya Riska selama 26 tahun, saat panjang sang buaya itu masih satu meter.

Dengan dievakuasinya Buaya Riska oleh BKSDA Kaltim, maka Pak Ambo tidak dapat lagi membuat konten bersama satwa predator tersebut.

Lantas, bagaimana nasib Buaya Riska seusai dievakuasi BKSDA Kaltim?

Melansir dari Tribunkaltim, BKSDA Kaltim belum memberikan konfirmasi terkini.

Kepala Balai Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 Tenggarong Suriawati Halim belum memberikan jawaban atas upaya konfirmasi Tribunkaltim.co.

Sementara, Ambo memastikan buaya yang dievakuasi dari Sungai Guntung, Bontang tersebut adalah Buaya Riska setelah ia mendapatkan informasi yang dikirimkan melalui bentuk foto, oleh pengacaranya.

"Itu Riska. Saya bisa pastikan dari bentuknya," kata Ambo kepada Tribunkaltim.co.

"Dari foto saya lihat itu saya yakin Riska.

Baca juga: Alasan BKSDA Tangkap dan Evakuasi Buaya Riska Jinak dengan Pak Ambo, Ternyata Permintaan Warga

Ciri-cirinya sama, warnanya putih kekuning-kuningan," kata Ambo.

Menurut Ambo, ciri-ciri fisik Buaya Riska adalah memiliki warna putih kekuning-kuningan dengan panjang kurang lebih 4,5 meter dan lebar 80 centimeter.

Ia tidak bisa berbuat banyak saat proses relokasi dilakukan.

Ambo mengaku tidak bisa berbuat apa-apa saat BKSDA menangkap buaya yang dipelihara sejak 26 tahun lalu itu, lantaran ia dihalangi oleh 3 polisi yang berjaga di rumahnya.

"Anak saya turun ke muara juga melihat banyak bekas kaki orang di tempat buaya Riska biasa berjemur," ungkapnya.

Buaya yang berhasil ditangkap BKSDA Kaltim di Sungai Guntung Bontang, Diduga Buaya Riska
Buaya yang berhasil ditangkap BKSDA Kaltim di Sungai Guntung Bontang, Diduga Buaya Riska (Tribunkaltim)

Sebelum evakuasi, Ambo berupaya untuk mempertahankan Buaya Riska.

Dalam kesempatan wawancara dengan Tribunkaltim.co, Rabu (4/10/2023) pagi, Ambo mengaku hanya bisa pasrah.

Ia tidak bisa berbuat apa-apa, lantaran sebelum proses evakuasi ada 3 orang polisi yang berjaga di kediamannya.

Ia dihalangi untuk turun melihat Riska, sebelum diangkut petugas.

Terlebih lagi banyak tekanan dari masyarakat yang menyasar keluarganya.

Ia makin merasa terpojokkan.

Berbagai bentuk intimidasi pun diterima, sampai ancaman terusir dari rumah yang ditempati sekarang.

"Saya mikir-mikir dulu mau berbuat apa. Saya tidak bisa goyang, orang sendiri.

Sementara orang banyak di sini," kata pria yang terkenal karena konten Buaya Riksa.

Baca juga: Momen Buaya Riska Pamit ke Warga Sebelum Hilang Diduga Dievakuasi BKSD: Sudah Seperti Keluarga

Menurutnya percuma saja ia membela diri, menjelaskan ke publik bahwa seharusnya bukan Riska yang direlokasi.

"Tapi sama saja saya ngomong sama angin, orang disini tidak percaya," ungkapnya.

Meski demikan Ia hanya berharap diberi kesempatan BKSDA Kaltim untuk melihat buaya tersebut.

Lantaran ia khawatir keselamatan predator air kesayangannya itu.

"Saya lihat difoto itu, Riska luka dibagian ekornya. Kasihan.

Saya cari informasi tapi belum dapat. Saya mau ketemu juga minta keringanan dari BKSDA," terangnya.

Sementara itu, Lurah Guntung Denny Febrian mengaku ia tidak mengetahui pasti apakah buaya yang direlokasi BKSDA itu adalah Riska.

Menurutnya, BKSDA turun ke Guntung atas permintaan masyarakat yang resah pasca terjadinya konflik buaya dan manusia beberapa waktu lalu.

Dirinya pun menyakinkan, tindakan ini tidak memiliki niatan memojokan salah satu pihak.

Lantaran buaya yang disasar, adalah predator air yang kerap masuk ke pemukiman masyarakat.

Pengakuan Korban Diterkam Buaya Riska

Salah satu saksi mata mengatakan, Fitri Ramadani diterkam buaya saat hendak mendatangi suaminya yang tengah menguras perahu.

Ia ditarik 10 meter ke sungai oleh buaya, yang mengakibatkan banyak air masuk ke paru-parunya.

Informasi kondisi terakhir korban, tulang kakinya patah dan paha kanannya robek akibat sabetan gigi buaya.

Fitri mendapat 5 luka gigitan dan dirawat RS secara intensif selama 4 hari lantaran sempat kritis.

Hingga pada 12 Agustus Fitri dirujuk ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda untuk melakukan perawatan lebih lantaran menderita gangguan paru paru karena terlalu lama di dalam sungai.

Inilah sosok Fitri Ramadani(27), yang menjadi korban terkaman buaya Riska, hewan peliharaan Pak Ambo. merupakan warga Muara Sungai Guntung, Bontang
Inilah sosok Fitri Ramadani(27), yang menjadi korban terkaman buaya Riska, hewan peliharaan Pak Ambo. merupakan warga Muara Sungai Guntung, Bontang (Youtube Lily Official07)

Fitri kemudian pulang kembali ke Bontang tepat pada 30 agustus untuk melakukan rawat jalan.

Fitri yakin buaya yang menerkam kakinya itu adalah Riska, lantaran memiliki gigi yang penuh dan tajam.

Sementara, buaya Ompong yang diyakini oleh Pak Ambo, tidak memiliki gigi.

Akibatnya, Fitri harus dilarikan ke rumah sakit, dan sempat mengalami kritis.

Adapun awalnya, Fitri berencana membawakan makan malam ke suaminya yang seharian belum ada pulang.

Saat coba mendekat ke perahu suaminya, Fitri seketika diterkam buaya dan langsung teriak histeris.

Fitri sempat ditarik sepanjang 10 meter dari bibir sungai payau.

"Langsung diterkam, ditarik jatuh ke sungai dan saya itu masih sadar."

"Saya lihat karena penasaran apa yang gigit, ternyata buaya, dan buaya itu giginya penuh, taringnya itu ada segini (sejari) dan buaya itu ada kuning kuningnya," jelas Fitri.

Baca juga: Sosok Pak Ambo Bersahabat Dengan Buaya Riska, Tak Ikhlas Berpisah Gegara Difitnah Terkam Warga

Zulkifli yang mengetahui hal tersebut awalnya mengira jika sang istri hanya terpeleset.

Namun kemudian rekannya menyadarkan Zulkifli bahwa Fitri jatuh karena diterkam buaya.

"Saya tarik itu, dia meronta meronta kakiku ada yang gigit. Saya rangkul dia dan langsung saya pegang itu mulut buaya," ujar Zulkifli.

Saat mencoba menolong istrinya, tangan Zulkifli ikut digigit buaya tersebut.

Beruntung gigitan buaya tak dalam hingga membuatnya dapat melawan agar lepas.

"Saya teriak tolong buaya, tolong biniku jatuh disambar buaya," jelas Zulkifli meminta tolong.

Kedua rekan Zulkifli yang ada di lokasi kejadian sontak memegang mulut dan tubuh buaya agar mau melepaskan gigitannya.

Namun saat itu kaki Fitri kembali disambar oleh sang buaya.

"Masih gigit, saya peluk biar ga ditarik lagi," cerita Zulkifli.

Hingga akhirnya sang buaya yang dilawan warga sekitar menyerah dan pergi menjauh.

"Langsung bawa ke rumah sakit pake mobil," pungkasnya.

Setelah lepas dari terkaman buaya, Fitri dan suaminya pun langsung dilarikan ke RS PKT karena mendapat luka berat di kakinya.

Baca berita lainnya di google news

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved