Festival Politik Sumsel 2023
Komisioner Bawaslu Sumsel Sebut Serangan Fajar Mencederai Demokrasi Indonesia, Bisa Disanksi Pidana
Komisioner Bawaslu Sumsel Sebut Serangan Fajar Mencederai Demokrasi Indonesia, Bisa Disanksi Pidana
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Komisioner Bawaslu Sumsel Ahmad Naafi S.H., M.Kn menyebut tindakan serangan fajar (politik uang) adalah perbuatan yang menciderai demokrasi Indonesia.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Festival Politik Sumsel 2023 yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post bekerjasama dengan Bawaslu Sumsel dan KPU Sumsel.
Adapun tema dalam Festival Politik Sumsel 2023 yakni 'Membendung Serangan Fajar' dengan Dekan Fakultas Komunikasi Universitas Sumsel H Agus Srimudin S.Pd, M.I.Kom yang bertindak sebagai moderator.
"Serangan fajar (politik uang) ini mencederai demokrasi di Indonesia," kata Ahmad Naafi di Festival Politik Sumsel 2023 yang diadakan di Opi Mall Jakabaring, Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Festival Politik Sumsel 2023 Digelar, Parpol Baru Ungkap Strategi Merebut Pemilih di Sumsel
Naafi menjelaskan, politik uang adalah suatu upaya mempengaruhi orang lain dengan menggunakan imbalan materi atau dapat juga diartikan jual beli suara pada proses politik.
Kekuasaan dan tindakan membagi-bagikan uang baik milik pribadi maupun partai untuk mempengaruhi suara pemilih.
"Serangan Fajar ini sering muncul, kalau sekarang awal-awal orang mau maju saja sudah sosialisasi. Maka ada kewajiban Bawaslu mengawasi itu," katanya
Bahkan menurutnya, modus berubah-ubah atau disebut politik uang yang dilanggar adalah kejujuran.
Proses demokrasi yang dilakukan melalui politik uang tentu membahayakan kelangsungan demokrasi di Indonesia.
"Bawaslu dengan lembaganya akan bahu membahu melakukan pengawasan partisipatif, dilakukan masyarakat saat Pemliu. Baik individu, kelompok ataupun pemantau Pemilu," katanya
Bawaslu juga sudah melakukan pemetaan kerawanan politik uang di Sumsel.
Dalam hasil pemetaan pusat kita tidak masuk lima provinsi kerawanan tertinggi seperti di Maluku Utara, Lampung, Jawa Barat, Banten, dan Sulawesi Utara.
"Politik uang bisa sanksi pidana, denda atau sanksi administrasi seperti pembatalan dari calon. Bukan satu Kk bisa dihargai Rp 100 ribu sampai 500 ribu," ungkapnya
Menurutnya, dampak politik uang yaitu mencederai demokrasi dan Implementasi prinsip pemilu yang jujur dan adil.
Selain itu juga dapat mempengaruhi hasil pemilu.
Kemudian, membuat biaya pemenang pemilu semakin mahal.
Potensi melahirkan kandidat terpilih yang tidak berintegrasi dan cikal bakal korupsi politik pasca pemilu.
Adapun modus politik uang seperti memberikan uang tunai dengan ada amplop gambar atau nama yang bakal dipilih.
Ada juga modus baru uang dimasukkan di rokok yang disebar ke SPG rokok.
"Rokoknya ada dan ada uang serta gambar calon, kerjasama ada bisa oknum RT atau lurah. Biasanya itu didatangkan dari luar daerah, bahkan pulau Jawa," bebernya
Kemudian ada paket sembako, kupon belanja, uang sedekah, uang ganti atau uang ganti bekerja selama sehari, token listrik, sumbangan pembangunan, dan doorprize.
Untuk fase pencalonan presiden dan wakil presiden, kampanye, masa tenang dan masa pemungutan suara. Masa tenang pada 11-13 Februari dan 14 Februari pemungutan suara.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Festival Politik Sumsel 2023, Perang Udara Digital Meraih Suara Gen Z Dalam Menghadapi Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Pemilu 2024 Bawa Peluang Cuan UMKM Kembangkan Usaha, Jangan Langsung Berpikir Balik Modal |
![]() |
---|
Generasi Muda Punya Peluang Bertarung di Pemilu 2024, Yudha Pratomo: Memang Harus Capek |
![]() |
---|
Cari Sosok Pemimpin Berkualitas, Pemilih Diingatkan Jangan Golput, Lihat Jejak Rekam Calon |
![]() |
---|
Festival Politik Sumsel 2023 Digelar, Parpol Baru Ungkap Strategi Merebut Pemilih di Sumsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.